Menuju konten utama

Negara Asing Lirik Kerajinan Limbah Kayu Kulon Progo

Negara Asing Lirik Kerajinan Limbah Kayu Kulon Progo

tirto.id -

Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Sumber Daya Mineral (Disperindag-ESDM) Kulon Progo, Niken Progo Laras mengatakan ada enam negara yang tertarik memesan jam tangan dan kacamata kayu dari Kulon Progo. Negara-negara asing seperti Rusia, Vietnam, Pakistan, Ekuador, Panama, dan Singapura tertarik karena unik, ramah lingkungan dan antialergi.

"Mereka pesan jam tangan kayu yang merupakan hasil kerajinan tangan dari Samigaluh. Kemudian pembatas kulit juga diminati Singapura," kata Niken Kamis (17/3/2016).

Ia mengatakan Duta Besar Indonesia untuk Rusia pernah menawarkan promosi potensi hasil industri masyarakat. Perajin dari Kulon Progo disediakan stand gratis oleh kedutaan untuk mengikuti pameran di Rusia. Namun, perajin kesulitan dana untuk transportasi dan penginapan.

"Perajin hanya disediakan stand gratis, lha berangkatnya yang susah. Perajinnya disuruh bayar sendiri, Pemkab (Pemerintahan Kabupaten Kulon Progo) tidak miliki anggaran," katanya.

Sementara itu, pengrajin kayu Samigaluh, Iyos Pramana mengatakan selama ini limbah kayu sisa industri hanya digunakan sebagai kayu bakar. Atas dasar itulah Iyos mencoba memanfaatkan limbah kayu agar memiliki nilai ekonomi.

Menurutnya, limbah kayu jati, mahoni, sonokeling hingga kayu nangka selama ini banyak ditemui di wilayahnya. "Daripada hanya terbuang percuma, saya kemudian mencoba memanfaatkan limbah kayu untuk pembuatan jam tangan kayu," katanya.

Ia mengatakan limbah-limbah kayu tersebut juga dapat diolah menjadi berbagai kerajinan unik dan bernilai ekonomi tinggi. "Memang harus telaten, karena proses pembuatan jam tangan kayu ini dilakukan secara manual agar detail jam tangan lebih eksotis," katanya.

Iyos memasarkan hasil produksinya dengan harga yang bervariasi, "Harga untuk kaca mata kayu ini mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 1 juta, sementara untuk jam tangan kayu harganya antara Rp 750 ribu hingga Rp 2 juta, tergantung bahan dan tingkat kerumitannya," ujarnya. (ANT)

Baca juga artikel terkait KACAMATA KAYU atau tulisan lainnya

tirto.id - Sosial budaya