Menuju konten utama

Natal di Betlehem Lebih Sepi Akibat Sengketa Status Yerusalem

Betlehem sebagai kota kelahiran Yesus lebih sepi pengunjung di Natal tahun ini akibat sengketa status Yerusalem.

Natal di Betlehem Lebih Sepi Akibat Sengketa Status Yerusalem
Wisatawan berdiri di depan grafiti mirip Presiden Amerika Serikat Donald Trump di tembok kontroversial Israel di kota Bethlehem Tepi Barat, Jumat (4/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Mussa Qawasma

tirto.id - Betlehem tetap menjadi kota tujuan para turis, terutama umat Kristiani sedunia, dalam perayaan Natal tahun ini. Kota yang dipercayai sebagai tempat kelahiran Yesus dari Nazaret itu juga dimeriahkan oleh rombongan pemusik jalanan sejak Minggu (24/12/2017).

Sayangnya, memanasnya tensi politik kawasan akibat sengketa status Yerusalem membuat jumlah pengunjung tahun ini lebih sedikit dibanding tahun sebelumnya, demikian sebagaimana laporan News 24.

Presiden Donald Trump pada Rabu (6/12/2017) mengumumkan bahwa Amerika Serikat mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Mereka juga berencana memindahkan kedutaan besarnya dari Tel Aviv ke kota suci bagi tiga agama Abrahamik itu.

Protes pun menjalar ke berbagai tempat, salah satunya di Betlehem. Demonstran menguasai sejumlah ruas jalan. Kondisinya kian keruh karena tentara Israel menanggapi protes dengan represif, termasuk dengan menangkapi mahasiswa yang ikut aksi.

Di Bethlehem's Manger Square ratusan warga Palestina dan rombongan wisatawan berkumpul dan mengambil foto-foto di alun-alun dekat Gereja Kelahiran Tuhan. Gereja ini selalu jadi tempat favorit sebab dibangun di tempat di mana Maria melahirkan Yesus.

Jika di tahun-tahun sebelumnya area tersebut dipenuhi turis pada hari-hari jelang Natal, tahun ini suasananya cenderung lebih sepi. Para turis memilih untuk menghindari kerasnya benturan antara aktivis Palestina dan tentara Israel yang telah berlangsung dalam beberapa minggu terakhir.

Nahil Banura, seorang perempuan Kristen dari Beikt Sahur, kota kecil dekat Betlehem, mengatakan bahwa keputusan Trump telah membuat persiapan Natal menjadi “sengsara”. Nenek berusia 67 tahun iotu mengatakan orang-orang tak seantusias tahun-tahun sebelumnya saat keluar rumah.

Uskup Agung Pierbattista Pizzaballa, administrator apostolik dari Patriark Latin Yerusalem, juga mengatakan bahwa pekan lalu puluhan turis asing membatalkan perjalanannya ke Betlehem karena keputusan kontroversial Trump.

Namun Kementerian Pariwisata Israel justu menyatakan jumlah turis ke Betlehem tahun ini naik 20 persen dibanding tahun lalu. Mereka menambahkan ada unit tambahan yang diterjunkan ke Betlehem dan Yerusalem untuk memudahkan perjalanan dan akses masuk bagi “ribuan wisatawan dan pengunjung.”

Baca juga artikel terkait HARI RAYA NATAL 2017 atau tulisan lainnya dari Akhmad Muawal Hasan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Akhmad Muawal Hasan
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan

Artikel Terkait