tirto.id - Ketua Umum Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Surya Paloh menilai gerakan #2019GantiPresiden melupakan etika kepantasan dan kepatutan.
“Etik kepantasan dan kepatutan dilupakan. Sebenarnya ini tidak perlu terjadi kalau semua pihak mengerti tentang etik tersebut,” jelas dia di Jakarta Utara, Sabtu (1/9/2018).
Menurut dia, kebebasan berpendapat diatur dalam undang-undang, namun gerakan yang diinisiasi oleh Mardani Ali Sera itu dinilai menyakiti hati orang, terutama mereka yang memiliki pilihan berbeda dengan gerakan tersebut.
“Seakan-akan mereka paling hebat, paling bersih, paling mengerti untuk membedakan mana yang benar-salah. Kurang pantaslah untuk menyakiti perasaan orang lain. Ini masalah sosial kita hari ini,” jelas Paloh.
Menurut dia, gerakan tersebut seolah-olah tidak mementingkan budaya dan asas kebangsaan.
“Seakan semuanya boleh dan tidak itu ada larangan dari undang-undang,” tutur Paloh.
Gerakan #2019GantiPresiden pertama kali digaungkan oleh Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. Pada deklarasi akbar gerakan #2019GantiPresiden di Silang Monas Barat Daya, Jakarta Pusat, Mei lalu, Ketua DPP Gerindra, Habiburokhman menyatakan gerakan ini dilindungi oleh undang-undang.
"Kita di sini dilindungi undang-undang kebebasan berekspresi dan HAM. Jadi jangan takut," kata Habiburokhman.
Habiburokhman menyatakan memakai kaos #2019GantiPresiden merupakan bagian dari menyampaikan aspirasi dan tidak boleh dilarang oleh pihak manapun.
Sedangkan inisiator gerakan tersebut, Mardani Ali Sera menegaskan deklarasi gerakan #2019GantiPresiden merupakan murni aspirasi rakyat dan bukan kegiatan politik.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Dipna Videlia Putsanra