Menuju konten utama

Nasaruddin Umar Jamin Masjid Istiqlal Bebas dari Atribut Parpol

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar pilih mendedikasikan diri untuk masjid daripada memikirkan jadi cawapres Ganjar Pranowo.

Nasaruddin Umar Jamin Masjid Istiqlal Bebas dari Atribut Parpol
Wakil Presiden Amerika Serikat Michael R Pence (kiri) berbincang dengan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar ketika mengunjungi Masjid Istiqlal di Jakarta, Kamis (20/4). ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/kye/17

tirto.id - Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar akan mewakafkan diri atau menyerahkan sebagian harta dan dirinya untuk kedamaian bangsa.

"Saya akan mewakafkan diri saya untuk bangsa yang saya cintai ini supaya tenang, sejuk, damai. Tanpa ada ketenangan, kesejukan, kita tidak mungkin bisa bersaing dengan bangsa lain secara global," kata Nasaruddin saat ditemui pada konferensi internasional untuk perdamaian global di Jakarta, Minggu (21/3/2023) dilansir dari Antara.

Ia juga berkata akan mendedikasikan diri untuk masjid karena sudah menikmati keadaannya saat ini.

"Pokoknya saya hanya bekerja di tempat saya yaitu masjid, saya sudah menikmati keadaan saat ini, karena saya bekerja bagaimana agar menciptakan bangsa ini menjadi tenang, tidak mungkin bangsa bisa berprestasi kalau terus berkonflik," tuturnya.

Nasaruddin juga menyatakan bahwa selama ini dirinya dan Masjid Istiqlal sudah memiliki keterlibatan fungsional dengan pemerintah.

"Jadi secara fungsional saya udah memfungsikan diri bersama teman-teman, membantu pemerintah dalam pembangunan bangsa," ujarnya.

Ia juga mengatakan bahwa setiap umat, tak peduli agama apa pun, memiliki tanggung jawab bagaimana merekatkan bangsa yang utuh agar bisa menghasilkan prestasi yang besar di masa depan.

Menurutnya, selama ini Masjid Istiqlal juga telah berdiri sebagai rumah bangsa Indonesia dan menjalin komunikasi dengan siapa pun tanpa memandang suku, agama, ras dan golongan, bahkan pandangan politik.

Ia memastikan tak pernah mengizinkan simbol-simbol partai politik masuk ke dalam lingkungan Masjid Istiqlal, terutama saat setiap pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) maupun pilkada.

"Kita tidak boleh ada simbol-simbol partai politik di Istiqlal, kita tidak akan pernah mengizinkan partai politik mana pun masuk di Istiqlal," kata dia.

"Justru dengan begitu kita bisa melakukan sesuatu dengan lintas agama, bisa menawarkan apa yang kita anggap baik tanpa beban apa pun," tambahnya.

Menurut Nasaruddin dalam masa krisis, bahasan tentang kejujuran dan kesabaran yang berguna untuk umat lebih membutuhkan bahasa agama, bukan bahasa politik, karena agama lebih banyak mengajarkan tentang sikap sabar dan jujur.

Ia juga mengatakan, dalam konteks menyebarkan bahasa agama ke umat, ulama sebaiknya tidak hanya dilibatkan untuk membicarakan akibat, tetapi juga dilibatkan untuk membicarakan sebab.

"Ulama jangan hanya diajak bicara di sektor hilir, tapi juga di sektor hulu yang menyebabkan sebab itu muncul, agar pahamnya utuh, bagaimana mungkin kita disuruh menyelesaikan persoalan, tetapi penyebab masalahnya kita tidak dilibatkan, sehingga solusinya tidak tepat," tuturnya.

Nasaruddin menambahkan ulama sebaiknya dilibatkan dalam perencanaan kebijakan, misalnya diajak berdiskusi dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, tidak hanya memadamkan masalah yang sudah terjadi.

"Selama ini ulama seperti pendorong mobil mogok, begitu jalan, ditinggalkan, atau pemadam kebakaran, begitu apinya mati, ya sudah selesai, padahal kan alangkah baiknya kalau api itu tidak pernah ada," ujar dia.

"Harus ada sinergi antara ulama dengan umaro (pemimpin), jangan membahasakan dirinya sendiri-sendiri, jadi bahasa birokrasinya ada, bahasa agamanya juga ada, itu yang akan menggaet loyalitas dan kesadaran utuh masyarakat," tambahnya.

Nama Nasaruddin Umar akhir-akhir ini muncul usai masuk dalam radar calon wakil presiden (cawapres) guna mendampingi Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024.

Meski begitu, Nasaruddin Umar menyatakan lebih menikmati mengurus umat daripada memikirkan kans atau kesempatan menjadi cawapres Ganjar Pranowo.

"Saya kira kami tidak pernah dihubungi apapun (soal menjadi cawapres Ganjar). Saya kira kami lebih enjoy mengurus umat," ujar Nasaruddin Umar kepada wartawan di Kantor KPU RI usai memimpin audiensi sejumlah pimpinan majelis-majelis tinggi agama terhadap KPU RI, Jumat 19 Mei 2023 dilansir dari Antara.

Nasaruddin pun mengatakan apabila nantinya ada pihak-pihak tertentu yang menghubunginya terkait dengan kesempatan menjadi cawapres Ganjar, dia akan melakukan salat istikharah terlebih dahulu untuk mengambil keputusan terbaik.

"Tergantung bagaimana hasil istikharahnya," ucapnya.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Editor: Bayu Septianto