Menuju konten utama

Nasabah Pegadaian Paling Banyak Berasal dari Usia Produktif

Sebanyak 68 persen dari total keseluruhan nasabah yang mencapai angka 9,5 juta jiwa merupakan individu di bawah usia 45 tahun.

Nasabah Pegadaian Paling Banyak Berasal dari Usia Produktif
Warga bertransaksi di Kantor Pegadaian Cabang Senen, Jakarta, Kamis (15/6). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - PT Pegadaian (Persero) mengklaim nasabah mereka saat ini mayoritas berasal dari usia produktif. Menurut Direktur Utama Pegadaian Sunarso, sebanyak 68 persen dari total keseluruhan nasabah yang mencapai angka 9,5 juta jiwa merupakan individu di bawah usia 45 tahun.

Meski tidak menyampaikan faktor spesifik dari terjadinya fenomena tersebut, Sunarso mengindikasikan kalau hal itu terkait dengan waktu pelayanan. Sunarso lantas mengungkapkan fakta mengenai nasabah Pegadaian di Kepulauan Riau yang ternyata didominasi para mahasiswa.

“Mahasiswa banyak yang pergi ke Pegadaian. Menurut saya, itu sah-sah saja bahwa ada cara mencari ekuitas yang cepat, karena layanan Pegadaian yang rata-rata 15 menit,” kata Sunarso dalam acara temu media di Hotel Double Tree, Jakarta pada Selasa (21/11/2017).

Kendati demikian, nasabah Pegadaian yang datang dari kelompok usia mahasiswa (di bawah 25 tahun) memang relatif masih kecil, yakni 6 persen.

Berdasarkan data yang dihimpun, nasabah Pegadaian terbanyak datang dari kelompok usia 35-44 tahun, yang mana jumlahnya mencapai 33 persen. Sementara itu di urutan kedua terbanyak, ada kelompok usia 25-34 tahun dengan besaran persentase 29 persen.

Sementara itu, nasabah di kelompok usia 45-54 tahun hanya sebanyak 21 persen, dan nasabah yang berusia lebih dari 54 tahun tak lebih dari 11 persen.

Pegadaian sendiri turut mendapati bahwa nasabah mereka ternyata lebih banyak berjenis kelamin perempuan. Jumlah persentasenya mencapai 72 persen. Dengan begitu, nasabah Pegadaian yang berjenis kelamin laki-laki hanya ada sekitar 28 persen. “Ini berarti perempuan sudah lebih paham tentang nilai daripada laki-laki,” ucap Sunarso.

Selanjutnya apabila dilihat dari jenis pekerjaannya, sebesar 42 persen masuk dalam golongan lainnya. Sementara 19 persen nasabah adalah ibu rumah tangga, 17 persen berprofesi sebagai nelayan, 10 persen merupakan karyawan swasta, 7 persen adalah karyawan BUMN, dan 5 persennya ialah petani.

Masih dalam kesempatan yang sama, Sunarso turut mengungkapkan kalau 95 persen barang yang digadaikan adalah berbentuk emas. Sementara di daerah-daerah tertentu, ada juga masyarakat yang menggadaikan barang-barang seperti gading ataupun keris.

“Kalau jumlah nasabah yang dilayani Pegadaian sekarang kira-kira sekitar 9,5 juta, kita ingin di tahun depan mencapai 11,5 juta nasabah. Dalam setahun kita menargetkan ada 2 juta nasabah baru yang datang,” ujar Sunarso.

Pegadaian sendiri memang ingin fokus dalam meningkatkan jumlah nasabah. Oleh karena itu, Sunarso mengklaim kalau Pegadaian telah menyiapkan sejumlah strategi guna menggaet nasabah baru. Di antaranya seperti pengembangan produk, diversifikasi, percepatan layanan, hingga perluasan jaringan.

Di samping berupaya meningkatkan jumlah nasabah, Pegadaian juga mengusahakan agar pendapatan mereka ikut meningkat. Sampai dengan Oktober 2017, Pegadaian sendiri tercatat telah memperoleh pendapatan sebesar Rp8,67 triliun. Mereka pun menargetkan kalau di akhir tahun ini, pendapatan mereka mampu menembus angka Rp10,7 triliun.

Lebih lanjut, Sunarso turut mengungkapkan kalau laba usaha Pegadaian sampai dengan Oktober 2017 lalu sudah mencapai Rp2,8 triliun. “Kita menargetkan di akhir tahun ini, mudah-mudahan kita bisa mencapai di kisaran Rp3,2-3,4 triliun,” ungkap Sunarso.

Baca juga artikel terkait PEGADAIAN atau tulisan lainnya dari Damianus Andreas

tirto.id - Bisnis
Reporter: Damianus Andreas
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yuliana Ratnasari