tirto.id - Ancaman batuan besar yang menabrak Bumi bukanlah terjadi sekali maupun dua kali di dalam sejarah. Begitu juga yang terjadi hingga Agustus tahun ini.
Setelah pengumuman asteroid 2019 OU1 akan mendekati Bumi pada 28 Agustus 2019, para ahli juga mengungkapkan kekhawatirannya kepada asteroid lain yang diprediksi menabrak Bumi.
Dikutip dari Express, terdapat asteroid sebesar dinosaurus yang sedang mendekati bumi, asteroid ini dinilai memiliki potensi berbahaya.
Asteroid tersebut disebur 1990 MU yang sekarang sedang menyelesaikan orbitnya terhadap matahari. Asteroid 1990 MU memiliki diameter sebesar 4 hingga 9 kilometer.
1990 MU dikabarkan akan datang melintasi Bumi pada 6 Juni 2027 dengan jarak 0,03 Astronomical Unit (AU). Satuan AU bisa disamakan dengan jarak Bumi kepada matahari, maka 0,03 AU adalah jarak yang cukup pendek.
Asteroid tersebut diklasifikasi oleh NASA sebagai ancaman yang berbahaya dikarenakan asteroid memiliki potensi untuk mencapai jarak yang cukup dekat dengan Bumi.
Sedangkan asteroid terdekat dengan Bumi yang baru saja terjadi yakni asteroid 2019 OK yang terjadi bulan lalu.
Menurut SCI asteroid 2019 OK memiliki kedekatan yang cukup berbahaya dengan Bumi. 2019 OK merupakan salah satu asteroid yang mendekati Bumi sebelum asteroid 2019 OU1 terdeteksi.
Asteroid itu ditemukan oleh SONEAR Brazil, dan kehadirannya baru bisa diprediksi beberapa hari sebelum asteroid mendekati Bumi dengan jarak yang membahayakan.
Asteroid 2019 OK diprediksi dapat menyapu seluruh kota. Begitu juga dengan 1990 MU. Asteroid ini dipredikisi memiliki diameter sebesar 9 km.
Selain itu para ilmuan turut berpendapat terhadap asteroid 2006QV89 yang memiliki panjang 100 kaki, asteroid yang diprediksi akan melintasi bumi pada tahun 2019. Akan tetapi, prediksi tersebut nampaknya tidak benar.
Dilansir dari Express batuan ruang angkasa tersebut ditemukan pada tahun 2006 akan tetapi para ilmuan sempat kehilangan jejak posisinya. David Tholen di Institut Astronomi Universitas Hawaii, yang juga turut tergabung dalam team yang menemukan kembali asteroid tersebut mengemukakan bahwa “ada perbedaan besar untuk mengetahui di mana letak asteroid yang berbahaya.”
Ia juga melanjutkan bahwa “prioritas kami belakangan ini adalah QV89 2006. meskipun ada sedikit awan tipis dan banyak cahaya bulan, kami hanya membutuhkan empat menit data untuk mendapatkan bukti bahwa kami telah menemukan objek yang tepat.”
Dengan ditemukannya penemuan ini secara otomatis NASA sudah bisa memetakan orbit batu ruang angkasa tersebut. Jika perhitungan mereka benar, QV89 2006 tidak akan menimbulkan ancaman bagi Bumi setidaknya selama satu abad.
Penulis: Rachma Dania
Editor: Yantina Debora