Menuju konten utama

Mundurnya Sean Spicer dan Gejolak di Gedung Putih

Pengunduran diri Juru Bicara Gedung Putih Sean Spicer yang dilakukan secara tiba-tiba mencerminkan pergolakan terbaru di Gedung Putih.

Mundurnya Sean Spicer dan Gejolak di Gedung Putih
Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Barria.

tirto.id - Juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer, mengundurkan diri pada Jumat (21/7/2017) waktu setempat setelah Presiden Donald Trump mengangkat pemodal kaya raya, Anthony Scaramucci, sebagai direktur komunikasi Gedung Putih. Spicer menyatakan bahwa ia sangat tidak setuju dengan pengangkatan pemodal New York tersebut. Keputusan itu menambah gejolak di dalam Gedung Putih.

Awalnya, setelah menawarkan Scaramucci pekerjaan pada Jumat pagi, Trump meminta Spicer untuk tetap menjabat sekretaris pers. Namun Spicer menolak tawaran tersebut karena berkeyakinan perekrutan Scaramucci akan menambah ketidakpastian di Gedung Putih, menurut dua orang yang memiliki pengetahuan langsung tentang hal itu, seperti dikutip Antara, Sabtu (22/7/2017).

Kepala Staf Gedung Putih, Reince Priebus, juga mengadakan pertemuan pribadi dengan staf komunikasi Gedung Putih pada Jumat pagi dan mengatakan agar Spicer ikut membantu transisi Scaramucci dan menyerahkan posisi kepada direktur komunikasi yang baru. Namun, Spicer sepertinya tak menyesal dengan keputusan tersebut

Posisi Spicer kemudian digantikan oleh Sarah Huckabee Sanders yang ditunjuk pada Jumat petang. Pengunduran diri itu mengguncang pemerintahan Trump yang sedang mengupayakan jaminan kesehatan namun kandas di Senat pada pekan lalu. Dalam sebuah pernyataan yang ditulis Sanders dalam briefing harian itu, Trump mengatakan "berterima kasih atas kerja Sean" dan berharap dia "terus sukses saat dia terus mengejar peluang baru, lihat saja rating televisinya yang hebat."

Kepergian Spicer yang tiba-tiba tentunya mengejutkan para eksekutif senior di Sayap Barat. Hal itu mencerminkan pergolakan terbaru di Gedung Putih yang telah diisi oleh faksi-faksi yang penuh gejolak dan sejak Trump menjabat. Selain itu, membawa Scaramucci ke Gedung Putih dapat meningkatkan ketegangan di antara staf senior Trump.

Scaramucci memiliki hubungan yang kontroversial dengan Spicer dan Priebus, yang keduanya menolak keras keputusan Trump mengangkatnya sebagai bagian tim komunikasi Gedung Putih. Scaramucci menciptakan julukan yang sangat kasar untuk Priebus, dan dalam percakapan pribadi bersama rekan kerja dalam beberapa pekan terakhir, ia berulang kali bersikap tak ramah kepada kepala staf dan tim pers Gedung Putih secara keseluruhan.

Scaramucci berargumen bahwa operasi media harus dimobilisasi secara agresif setiap sikap kritis Priebus muncul, namun sangat kurang rajin membela presiden sehingga menciptakan kesan sebagai orang yang tidak loyal. Priebus sebelumnya mencegah Scaramucci untuk meduduki beberapa jabatan vital di Gedung Putih dengan menawarinya menjadi direktur kantor penghubung publik, agar tidak menjadi direktur komunikasi presiden, kata seorang pejabat senior Gedung Putih.

Meski memiliki riwayat tak akur, beberapa loyalis Trump di Sayap Barat justru melihat perekrutan Scaramucci atas permintaan Priebus, dan pengunduran diri Spicer yang tiba-tiba adalah pukulan terhadap Priebus yang sudah lama bergabung dengan presiden dan para staf senior.

"Ini menunjukkan Reince (Priebus) sebagai pemimpin atau manajer," kata seorang pejabat senior Gedung Putih, yang berbicara tentang kondisi itu.

Stephen K. Bannon, ahli strategi senior Trump, juga menentang perekrutan, menurut dua orang yang mengetahui pembicaraan tersebut. Meskipun Bannon menyukai Scaramucci secara pribadi, dia khawatir pemodal itu tidak memiliki keahlian yang tepat untuk pekerjaan itu.

Perubahan staf ini diyakini akan menambah daftar panjak persoalan dalam Gedung Putih setelah sebelumnya Trump dipusingkan terkait kesaksian putranya, Donald Trump Jr, dan menantunya Jared Kushner yang selama kampanye menghadiri pertemuan pada Juni 2016 dengan seorang pengacara Rusia yang menjanjikan informasi terkait pemilihan presiden lalu.

Baca juga artikel terkait PEMERINTAHAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Politik
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Yantina Debora