Menuju konten utama
Pemilu Serentak 2024

Mudik Gratis ala Parpol: Efektif Kerek Suara Jelang Pemilu 2024?

Imam menilai setidaknya ada dua faktor yang membuat partai politik perlu mengadakan mudik bareng gratis.

Mudik Gratis ala Parpol: Efektif Kerek Suara Jelang Pemilu 2024?
Ketum Golkar Airlangga Hartarto melepas 10 bus pemudik di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, Rabu (12/4/2023). Tirto.id/Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - Partai politik akan memanfaatkan segala hal demi mendekati konstituen, apalagi jelang pemilu. Salah satunya adalah momentum mudik lebaran. Parpol akan menjadikan momen ini sebagai bentuk kehadiran mereka menjawab kebutuhan warga yang ingin pulang kampung dengan program mudik gratis.

PKB misalnya. Parpol besutan Muhaimin Iskandar ini setiap tahun selalu membuat program mudik gratis. Lebaran tahun ini, program yang sama akan dilaksanakan pada 18 April 2023 untuk para pemudik dari Jakarta yang akan pulang kampung ke sejumlah daerah di Pulau Jawa.

Hal yang sama juga dilakukan Partai Golkar. Parpol berlambang pohon beringin ini pada Rabu, 12 April 2023 telah melepas 10 bus berisi ratusan pemudik ke sejumlah daerah.

Ketua Umum DPP Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengatakan, tradisi lebaran adalah budaya baik, salah satunya memperkuat silaturahmi. Karena itu, ia mengklaim, mudik bareng merupakan tradisi yang dibangun oleh Partai Golkar.

Airlangga mengakui saat ini situasinya berbeda, sebab Indonesia sudah bebas dari pandemi COVID-19. “Namun kita tetap harus jaga, karena COVID-19 tidak hilang,” ucap Airlangga.

Sementara itu, Ketua Panitia Penyelenggara Mudik Partai Golkar, Ridwan Bae mengatakan, pemudik kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Pasalnya, pulang jauh sebelum libur guna menghindari kemacetan panjang.

“Rupanya sebagian masyarakat kita sudah pulang duluan dalam rangka mengantisipasi kemacetan," kata Ridwan.

Ridwan mengatakan, program mudik gratis digelar oleh Golkar setiap tahun. Menurutnya, hal itu merupakan titah Airlangga selalu ketua umum, guna meringankan beban masyarakat yang merindukan kampung halamannya.

“Ada dua tahap, tahap pertama, dengan 10 unit mobil, jumlah penumpang 400 orang, kemudian untuk 19 [April] nanti juga kami akan melakukan hal yang sama pada saat sudah menghampiri waktu pelaksanaan hari-H Idulfitri,” kata Ridwan.

MUDIK GRATIS BARENG GOLKAR

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah)berbincang dengan pemudik saat mengikuti mudik gratis bareng Golkar di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (12/4/2023). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.

Tak hanya mudik gratis, ia mengatakan, Partai Golkar juga memberikan paket sembako kepada peserta mudik gratis, kaus, dan uang saku sebesar Rp200 ribu.

“Paket sembako kurang lebih hanya Rp150 ribu per satu paket, kedua memberikan baju kaos perjalanan, biskuit, air minum, uang saku Rp200 ribu," tutur Ridwan Bae.

Parpol lain yang juga menggelar mudik gratis adalah partai berlambang mercy. Misalnya, DPD Partai Demokrat Sulawesi Tengah merilis kegiatan mudik serentak ke seluruh kabupaten di Sulawesi Tengah.

“Program ini berupa mudik gratis ke seluruh wilayah kabupaten se-Sulawesi Tengah untuk masyarakat umum yang ingin pulang ke kampung halamannya,” demikian bunyi deskripsi mudik gratis akun Partai Demokrat Sulawesi Tengah.

Menilik Tujuan Parpol Gelar Mudik Gratis

Aksi mudik gratis bareng partai politik memang bukan barang baru jelang lebaran dari tahun ke tahun, apalagi menjelang pemilu. Tahun lalu misalnya, hampir semua partai politik memiliki program mudik gratis.

PDIP bahkan sampai menggelar mudik gratis dengan kereta api pada 2018. Mereka melepas 725 pemudik dengan menaiki kereta api jelang lebaran. Sementara musim mudik 2019, mereka kembali menggelar mudik bersama dengan menggunakan bus.

Namun apakah strategi mudik gratis efektif untuk meraih pemilih jelang Pemilu 2024? Analis politik dari Indostrategi, Arif Nurul Imam menilai, mudik bareng adalah sebuah kegiatan penting partai untuk mendapatkan efek elektoral.

Setidaknya, Imam melihat ada dua faktor yang membuat partai perlu mengadakan mudik bareng gratis. Pertama, partai akan dilihat memberikan pelayanan kepada pemilih sehingga publik akan memberikan simpati kepada partai.

“Kedua dari sisi kebutuhan branding, partai juga butuh branding citra bahwa partai hadir di tengah masyarakat, terutama, khususnya ketika mudik bareng sebagai salah satu budaya di Indonesia,” kata Imam, Rabu (12/4/2023).

Imam menilai, mudik bareng akan membuat partai bisa mempertahankan pemilih lantaran aksi tersebut membuat partai mendapatkan simpati, lantaran layanan mudik bareng gratis seperti bantuan langsung kepada masyarakat dan bisa dirasakan manfaatnya secara langsung. Para pendukung lama setidaknya akan menilai partai bekerja.

Kemudian, apakah sistem ini efektif untuk meraup suara baru? Imam menilai, perlu ada ukuran dengan instrumen yang lebih akurat. Namun, ia mengatalan, paling tidak partai mendapat citra positif karena memperhatikan kebutuhan masyarakat.

“Kalau kemudian sudah mendapat simpati, tentu partai tersebut potensi akan menambah derajat kepercayaan masyarakat dan potensi naik secara elektabilitas," kata Imam.

Sementara itu, dosen komunikasi politik dari Universitas Telkom, Dedi Kurnia Syah menilai, mudik bareng gratis adalah metode yang sudah berlangsung sejak lama. Metode ini baik, tetapi tidak akan membawa dampak elektoral.

“Ini biasa saja sebagai program simpatik publik. Mudik bareng menyasar masyarakat kelas bawah secara ekonomi, tentu itu program yang baik, meskipun dalam skema elektoral tidak banyak mempengaruhi. Hanya saja, program semacam ini minimal memiliki manfaat yang tentu dirasakan secara langsung [oleh warga]," kata Dedi kepada reporter Tirto.

Dedi menilai, mudik bareng hanya program momentum. Hal tersebut tidak mempengaruhi publik secara jangka panjang. Menurut Dedi, sepanjang program kualitas kebijakan di parlemen tidak mengakar dan berdampak baik bagi publik, maka selama itu pula partai hanya mampu membuat program momentum selayaknya event organizer, tidak lebih.

Namun, Dedi tidak memungkiri ada motif politik dari program tersebut. “Motif politik itu tentu ada, meskipun hasilnya tidak instan pengaruhi suara," kata Dedi.

Baca juga artikel terkait PEMILU 2024 atau tulisan lainnya dari Andrian Pratama Taher

tirto.id - Politik
Reporter: Andrian Pratama Taher
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Abdul Aziz