Menuju konten utama

MPR Minta Jangan Reaktif Sikapi Isu Komunis

Ketua MPR RI Zulkifli Hasan meminta masyarakat maupun pejabat publik agar tidak terlalu reaktif dalam menanggapi isu yang terkait dengan munculnya Partai Komunis Indonesia (PKI). Ia mengatakan musuh utama Indonesia bukanlah soal kebangkitan komunis tetapi kesenjangan sosial masyarakat.

MPR Minta Jangan Reaktif Sikapi Isu Komunis
Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan. Antara foto/Yudhi Mahatma.

tirto.id -

Ketua Majelis Permusyaratan Rakyat (MPR) Zulkifli Hasan mengatakan musuh utama Indonesia bukanlah soal kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI) tetapi kesenjangan sosial masyarakat. Untuk itu ia meminta masyarakat maupun pejabat publik agar tidak terlalu reaktif dalam menanggapi isu yang terkait dengan munculnya PKI.

"Soal PKI, jangan reaktif. Musuh utama kita bukan itu, sekarang adalah soal kesenjangan. Baik kesenjangan ekonomi individu sampai kesenjangan antara daerah dan pusat," ujar Zulkifli saat ditemui di Jakarta Expo Center, Minggu (29/5/2016) malam.

Lebih lanjut Zulkifli menjelaskan, dalam kasus tragedi kemanusiaan tahun 1965 terdapat aspek pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) berat yang harus segera diselesaikan agar tidak menjadi beban sejarah Indonesia.

Dia pun meminta kepada seluruh masyarakat agar menyerahkan sepenuhnya permasalahan tersebut kepada pemerintah. Ia juga menekankan agar masyarakat tidak melakukan tindakan yang melanggar hukum.

Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fahri Hamzah meminta pemerintah Indonesia melakukan investigasi dan memberi penjelasan atas kebenaran terkait dengan munculnya isu tentang kebangkitan komunis.

"Isu ini jangan dibiarkan dan rakyat jadi pusing nyari jawabannya. Lakukanlah investigasi benar atau tidak ada gerakan itu. Itu sama dengan isu terorisme. Jangan dibiarkan seperti hantu," kata Fahri di Padang, Jumat (20/5/2016).

Menurut dia, pemerintah harus memberikan penjelasan terkait dengan tragedi komunisme di Indonesia agar tidak terjadi kesimpangsiuran di tengah masyarakat.

"Harusnya, Indonesia dengan badan intelijen dan lain-lainnya ini, datang dengan penjelasan canggih, sehingga rakyat tidak bingung dan cari penjelasan sendiri-sendiri," katanya.

Fahri menjelaskan, paham komunisme sudah tidak mungkin lagi tumbuh dan berkembang. Maka, kata dia, hal tersebut tidak perlu dijadikan "hantu".

"Komunisme itu adalah ideologi yang sekarat, tinggal Korea Utara saja yang masih mempraktikkan. China saja secara ekonomi sudah liberal, hanya politiknya masih komunis. Kuba sekarang juga makin membuka diri," kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah. (ANT)

Baca juga artikel terkait KOMUNISME

tirto.id - Politik
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Abdul Aziz