tirto.id - Jika pemerintah pada akhirnya menaikkan harga Pertalite untuk meringankan beban subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang semakin berat, apakah menambahkan minyak kayu putih ke dalam tangki kendaraan bisa menjadi solusi agar irit bensin?
Iwan Prasetyo Utomo, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Islam Malang, dalam penelitiannya menyebutkan bahwa menambahkan minyak kayu putih ke dalam Pertalite yang digunakan pada sepeda motor Supra X 125 bisa menurunkan konsumsi bahan bakar.
Dalam abstrak penelitia yang dikutip dari laman Unisma, dituliskan bahwa minyak kayu putih dapat dijadikan bioaditif karena memiliki sifat yang larut dalam bahan bakar. Pada metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, Iwan Prasetyo Utomo memilih eksperimental nyata dengan model analisis varian.
Menggunakan variabel bebas yakni Pertalite murni serta campuran minyak kayu putih 2 ml, 4 ml, 6 ml, dan 8 ml, maka simpulan dari penelitian tersebut adalah zat aditif (zat tambahan) itu terbukti menghemat pemakaian Pertalite untuk kendaraannya.
Minyak kayu putih yang ditambahkan sebesar 4 ml per liter Pertalite disebut paling baik untuk performa motor bakar, peningkatan torsi, dan daya yang lebih baik. Sehingga menurunkan konsumsi bahan bakar yang artinya membuat penggunaan Pertalite lebih irit.
Nilai emisi gas buang yang dihasilkan dalam percobaan tersebut juga lebih ramah lingkungan, dengan turunnya kadar CO serta HC yang dihasilkan.
Minyak kayu putih dijadikan bioaditif sebab bersifat larut dalam bahan bakar dan diklaim mampu memperkaya kandungan oksigen dalam bahan bakar Pertalite.
Pertamina Tidak Menyarankan BBM Dicampur dengan Bahan Lain
Penambahan minyak kayu putih pada Pertalite yang dianggap mampu membuat pemakaian bahan bakar motor lebih irit ditanggapi oleh Putut Andriatno, Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Subholding Commercial and Trading.
Menurut Putut Andriatno, Pertalite secara khusus dan BBM Pertamina lainnya secara umum tidak direkomendasikan untuk diberi campuran zat aditif lain, termasuk minyak kayu putih.
“Pertamina tidak menyarankan mencampur aditif atau zat tambahan apapun di dalam produk kami," tegas Putut Andriatno.
Dilanjutkan, setiap penambahan zat aditif bisa mengubah spesifikasi BBM sehingga dapat mengubah kualitas BBM tersebut. Pertamina tidak bertanggung jawab jika spesifikasi BBM produksinya sudah berubah.
Masing-masing pabrikan kendaraan bermotor umumnya sudah merekomendasikan jenis BBM apa yang terbaik untuk produknya, sehingga ada baiknya konsumen mengikuti rekomendasi tersebut.
BBM produksi Pertamina Pertalite sendiri memiliki nilai oktan 90, Pertamax nilai oktan 92, dan Pertamax Turbo nilai oktannya 98.
Penulis: Cicik Novita
Editor: Iswara N Raditya