tirto.id - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, kenaikan harga BBM relatif tidak menyebabkan terjadinya guncangan ke sektor transportasi.
Pemerintah menemukan munculnya permasalahan akibat harga BBM naik selama 1 hingga 2 hari, namun pihaknya akan terus berupaya menghadapi situasi tersebut.
"Kita membahas itu tidak satu kali, lebih dari 10 kali kita ratas dan sosialisasinya tuh soft sekali. Sehingga relarif sektor transportasi itu tidak terjadi suatu goncangan. Bahwa 1-2 hari ada masalah, iya, tapi kita akan jalani ini," jelas dia, Jumat (9/9/2022).
Ia menjelaskan, pihaknya telah mengendalikan dampak kenaikan harga BBM ini dengan baik. Selain itu, di sisi lain Presiden Jokowi mengamanatkan kepada Budi Karya agar Pemda melakukan suatu upaya-upaya dengan memberikan subsidi-subsidi di daerah.
"Jadi tidak mungkin dikerjakan oleh satu kementerian, kita kompak, Pak Presiden bicara, Menteri Keuangan bicara, Pak Luhut bicara, kami bicara sehingga masyarakat relatif mendengar," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengumumkan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada Sabtu (3/9/2022) pukul 13.30 WIB.
Sejumlah BBM yang dinyatakan naik yakni Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter.
Solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter. Lalu Pertamax non subsidi dari Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
"Ini berlaku satu jam saat diumumkan penyesuaian dan akan berlaku pada pukul 14.30 WIB," kata Arifin saat jumpa pers dari Istana Kepresidenan, Jakarta.
Sementara itu, Presiden Jokowi mengungkapkan alasan kenaikan harga BBM karena meningkatnya harga minyak dunia sehingga subsidi yang harus ditanggung pemerintah ikut naik dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun.
"Anggaran kompensasi dan subsidi untuk BBM di tahun 2022 telah meningkat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun dan itu akan meningkat terus," ucap Jokowi.
Jokowi juga menyinggung bahwa pengguna BBM subsidi sebagian besar adalah dari kalangan kelas ekonomi mampu. Hal itu dia lihat dari banyaknya pengguna kendaraan roda empat yang membeli BBM bersubsidi dari pada non-subsidi.
"Dan lagi, lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu yaitu pemilik mobil-mobil pribadi," pungkasnya.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Anggun P Situmorang