tirto.id - Militer Pakistan menempati posisi ke-15 dari 137 negara yang turut ditinjau oleh Global Fire Power dengan powerindeks 0,2798 (0,0000 adalah poin sempurna), menempati posisi di bawah Iran dan berada di atas Indonesia.
Penilaian tersebut didasarkan pada penilain baik individu maupun kolektif kemudian dirumuskan oleh GFP sehingga menghasilkan powerindeks dan perangkingan dari negara-negara yang ditinjau.
Militer Pakistan terdisi dari tiga sektor, yaitu sektor Angkatan Udara (AU), Angkatan Darat (AD), dan Angkatan Laut (AL). Negara dengan populasi 207,8 juta jiwa ini memiliki 1,2 juta personel militer, yang terdiri dari 654 ribu personel aktif dan 550 ribu personel pasif.
Angkatan udara Pakistan memiliki 1,3 ribu kekuatan udara, yang terdiri dari 348 penyerang, dan total serangan 438. Selain itu, AU memiliki 51 tranportasi udara, 499 persenl dalam pelatihan, juga 322 helikopter yang 55 diantaranya adalah helikopter serang.
Disektor angkatan darat, Pakistan memiliki tank perang sebanyak 2,2 ribu dengan transportasi militer 3,66 ribu, 429 artileri otomatis, dan 1,2 ribu artileri dorong. Pakistan memiliki 150 proyketor roket.
Untuk keperluan pertahanan militer, Pakistan bekerja sama dengan beberapa negara untuk pengadaan peralatan militer, seperti Cina yang menyuplai peluncur roket ganda dan tank perang utama.
Amerika Serikat mendukung militer Pakistan melalui transportasi pengangkut pasukan, artileri manual Howitzer, dan tank perang. Negara lainnya seperti Arab Saudi, Rusia, Iran, dan Italia juga membantu pengadaan alat pertahanan darat militer Pakistan, sebagaimana dirangkum Military Factory.
Untuk sektor angkatan laut, Pakistan memiliki total aset sebanyak 197, dengan 9 frigate, 5 kapal selam, 11 kapal patroli, dan 3 pangkalan perang. Perdagangan yang berhubungan dengan kekutan maritim Pakistan mencapai 52.
Selain itu, faktor penunjang kemiliteran lainnya adalah 63,8 juta personel yang bekerja di sektor militer. Pakistan memiliki ruas jalan sepanjang 260,7 ribu km, dengan jalur rel kereta 7,7 ribu km, dengan 2 pelabuhan utama, dan 151 bandara aktif.
Untuk menunjang sektor kemiliteran, Pakistan mengonsumsi minyak sebesar 440 ribu barel per hari dengan produksi dalam negeri 89,7 ribu barel per hari. Diperkirakan, Pakistan memiliki cadangan minyak sebanyak 350 juta barel. Pemerintah Pakistan mengucurkan dana sebesar 7 miliar dolar AS untuk kemiliteran.
Anggaran kemiliteran Pakistan diambil dari 3,6 persen Produk Domestik Bruto (PDB), selain itu Pakistan menerima dana sebesar 100 miliar dolar untuk tunjangan kemiliteran pada 2018, Aljazeera melansir.
Pakistan juga memiliki program pengembangan nuklir yang diumumkannya sejak 2011, seperti pengembangan nuklir jarak pendek (antara 50-100km) yang biasanya digunakan saat berseteru dnegan India, musuh bebuyutannya.
Penambahan senjata nuklir taktus ke gudang persenjataannya digunakan untuk melawan doktrin Cold Start India, yang mana dirancang oleh India untuk melakukan serangan guna mencegah serangan nuklir dari Pakistan jika terjadi konflik sewaktu-waktu.
Pakistan memiliki 140-150 hulu ledak nuklir dibandingkan dengan hulu ledak India 130-140, menurut laporan 2018 oleh Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI). Pakistan dapat menggunakan roket Shaheen 1A dan Shaheen 3A serta stok rudal jelajah untuk mengirimkan senjata.
Kemiliteran Pakistan memiliki hubungan baik dengan Cina sejak perjanjian Sino-Pakistan tahun 1963, dan menjadi pemasok senjata utama sejak itu, termasuk mengembangkan bersama pesawat tempur multiroe JF-17.
Selain Cina, AS juga menjadi rekanan erat, sehingga Pakistan diberi julukan sekutu non-NATO oleh Presiden George W. Bush pada 2004. Hubungan dengan kedua negara tersebut sangat membantu Pakistan memerangi terorisme dan ekstrimisme dalam negeri.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora