tirto.id - Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo berada di Arab Saudi dan berbincang dengan pemimpin Arab Saudi, Raja Salman serta pemimpin Uni Emirat Arab pada Senin (24/6/2019).
Perbincangan dilakukan untuk membahas koalisi global, termasuk Asia dan Eropa untuk membendung ancaman yang dilancarkan Iran.
Associated Press mewartakan meskipun AS telah menggandeng dua sekutu potensial di Arab, kemungkinan sulit bagi AS untuk menggandeng sekutu Eropa dan Asia karena mereka telah beraliansi dengan Iran dalam hal teknologi nuklir pada 2015.
Pada 20 Juni lalu Iran menembak jatuh pesawat pengintai AS yang membuat Presiden Donald Trump geram. Iran mengatakan tidak akan ragu menghancurkan persenjataan udara AS jika melanggar wilayah udaranya.
Di sisi lain, AS telah membangun pertahanan militer di teluk Persia. AS juga mengumumkan sanksi tambahan kepada Iran pada Senin (24/6/2019) untuk mendesak pemimpin Iran agar mau bertemu dan membahas mengenai nuklir.
Sanksi yang dikenakan AS melumpuhkan perekonomian Iran, yang mana membuat Iran tidak.bisa menjual minyaknya secara internasional.
Duta Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi mengatakan perundingan dengan AS tak mungkin di saat sanksi dan intimidasi yang terjadi. Ia menyampaikan kepada Trump untuk menghentikan “petualangan militer”nya di wilayah tersebut dan menghentikan sanksi ekonomi melawan masyarakat Iran.
Ia menyebut sanksi terhadap Iran sebagai “terorisme ekonomi”. Dilansir Time, rencana koalisi tersebut akan melibatkan UEA, Arab Saudi, dan 20 negara lainnya.
“Kami akan membutuhkan anda untuk berpartisipasi, pasukan militer anda,” kata Pompeo kepada Pangeran Abu Dhabi, “Presiden ingin agar hal ini tidak ditanggung Amerika saja.”
Sebelumnya, di Arab Saudi Pompeo menyebut ia sedang menjalani pertemuan produktif bersama monarki Arab Saudi dan berdiskusi tentang tegangan yang kian meningkat di wilayah Arab serta membahas keamanan maritim di Selat Hormuz.
Pompeo menyebut Iran sebagai negara terbesar pendukung teror di dunia, sebelum ia mengatur penutupan akses dari Timur Tengah ke India, Jepang, dan Korea Selatan.
Dia bersama para pemimpin Arab berdiskusi bagaimana koalisi ini benar-benar matang dan strategis untuk melawan Iran. Namun, Jerman, Perancis, dan Inggris seperti halnya Rusia dan Cina masuk dalam jajaran pengguna nuklir yang mengangkat sanksi terhadap Iran untuk ditukar dengan batas untuk penambangan uranium tahun lalu.
Jerman, Inggris, dan Perancis mengirimkan sinyal mereka akan tetap mempertahankan ikatan diplomasi dan dialog dengan Iran.
Donald Trump melalui akun Twitternya menyebut bahwa Jepang dan Cina bergantung pada keamanan teluk Perisa untuk impor minyak dan ia beraanggapan kenapa AS harus melindungi keamanan negara dengan cuma-Cuma.
“Semua negara harus melindungi kapalnya sendiri di jalanan yang memang selalu berbahaya. Kita tidak perlu ada di sana, dan AS selama ini adalah negara penghasil energi terbesar dimanapun di seluryh dunia. Permintaan AS kepada Iran sangat mudah, Tidak ada Senjata Nuklir dan Tidak ada Dukungan Teror Lagi,” cuit Trump.
Penulis: Anggit Setiani Dayana
Editor: Yantina Debora