tirto.id - Kementerian BUMN akhirnya mengumumkan proses merger tiga bank syariah BUMN yaitu PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank BRISyariah Tbk, dan PT Bank BNI Syariah. Dalam merger ini, Bank BRI Syariah ditetapkan menjadi bank survivor atau entitas yang menerima penggabungan dari merger tiga bank syariah BUMN. Ketua Tim Project Management Office (PMO) yang juga Plt Dirut PT Bank mandiri Tbk (BMRI) Hery Gunardi menjelaskan, meski sudah mulai proses penggabungan, ia menjamin tidak akan ada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.
“Tidak ada pengurangan karyawan semuanya akan diangkut ke bank baru. Ini akan jadi satu keluarga besar. Sama-sama bangun sebagai bank syariah besar,” jelas dia dalam konferensi pers conditional merger agreement (CMA) Selasa (13/11/2020).
Selain tidak akan ada pengurangan karyawan Hery Gunardi menjelaskan, pelayanan untuk memfasilitasi nasabah juga dijamin tidak akan terganggu. Karena tiga bank yang saat ini dalam proses merger masih menjalankan usahanya masing-masing.
“Layanan masih tetap. Setelah CMA, akan ada satu rangkaian lagi, pengumuman rencana merger dan nasabah sampai hari ini masih nggak ada perubahan, masih masing-masing. Belum ada perubahan sama sekali sampai kita mendapatkan persetujuan dari otoritas, setelahnya ada RUPSLB dan 2021 terjadi legal merger,” terang dia.
Proses untuk merger kata dia membutuhkan waktu untuk menyiapkan product mapping danfootprint cabang. “Karena tiga bank ini kan kompetitor. Kemudian teknologi akan disatukan. Jadi memang tak mudah menjalankan merger,” terang dia.
Sebagai informasi, tiga bank syariah BUMN yakni BRISyariah, BNI Syariah (BNIS), Bank Syariah Mandiri (BSM) akan segera bergabung. Pada merger ini, BRISyariah akan menjadi entitas yang menerima penggabungan (surviving entity).
Terkait penggabungan 3 bank syariah BUMN ini, BNI, BRI, Bank Mandiri telah menandatangani perjanjian penggabungan. Penggabungan akan efektif setelah mendapatkan persetujuan dari otoritas yang berwenang. Demikian Direktur Utama BRIS, Ngatari dalam keterbukaan informasinya yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia, Selasa (13/10/2020).
Setelah perjanjian merger efektif, pemegang saham BNIS dan BSM selanjutnya akan menjadi pemegang saham entitas yang menerima penggabungan. Rencana merger bank syariah sebelumnya dilontarkan menteri BUMN Erick Thohir. Kementerian BUMN berharap, setelah menjadi satu, bank-bank syariah ini diharapkan lebih besar dan kuat serta menjadi alternatif pembiayaan.
"Kita coba sedang kaji bank-bank syariah, jadi semua kita coba merger. Insya Allah Februari tahun depan jadi satu," ujar Menteri Erick dalam diskusi daring di Jakarta, Kamis malam (2/7/2020), seperti dilansir dari Antara.
Penulis: Selfie Miftahul Jannah
Editor: Restu Diantina Putri