tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengklaim, harga komoditas bahan makanan saat Hari Raya Idul Fitri tahun ini relatif terkendali.
Menurut Darmin, pemerintah telah secara fokus menjaga harga-harga bahan makanan agar tetap rendah selama bulan puasa dan Lebaran.
“Untuk Lebaran tahun ini, Alhamdulillah suasananya baik. Dari segi perekonomian, harga-harga cukup baik, praktis tidak ada [harga] yang naik secara menonjol,” kata Darmin saat ditemui di rumah dinasnya di Jakarta Selatan pada Sabtu (16/6/2018).
Adapun Darmin mencontohkan sejumlah harga bahan makanan yang bisa dikendalikan di pasar. Darmin menyebutkan bahwa harga cabai dan bawang relatif baik, sementara harga daging memang tidak mengalami penurunan namun juga tidak meningkat.
Sedangkan untuk komoditas beras, Darmin tidak menampik apabila harga beras memang sempat terlanjur naik pada Januari-Februari 2018. Upaya penurunan harganya pun telah dilakukan. Meskipun belum sepenuhnya bisa dikendalikan secara normal, namun Darmin meyakini bahwa harga beras bisa terus menurun.
“Kita ingin harga beras medium itu sama dengan HET (Harga Eceran Tertinggi), Rp9.450,00 per kilogram. Mungkin sekarang masih Rp10.000,00-Rp10.500,00 per kilogram, tapi sempat Rp12.000,00-Rp13.000,00 per kilogram kan pada Januari-Februari lalu? Jadi lumayan,” jelas Darmin.
Sama halnya dengan beras yang belum sepenuhnya bisa dikendalikan harganya, Darmin juga menyebutkan bahwa harga telur di pasaran masih mengalami sedikit kenaikan. Akan tetapi, Darmin mengimbau agar masyarakat tidak khawatir karena menurutnya harga telur itu memang cepat naik namun cepat turun.
Dengan kondisi yang seperti itu, Darmin lantas menilai bahwa masyarakat Indonesia bisa merayakan Lebaran secara lebih tenang. “Rasanya untuk tahun ini, masyarakat merayakan Lebaran dengan harga-harga [bahan makanan] yang tidak mengganggu, tidak di luar hari-hari sebelumnya,” ungkap Darmin.
Harga bahan makanan di pasaran saat menjelang Hari Raya Idul Fitri memang cenderung sensitif. Kendati demikian, Darmin sendiri berpendapat bahwa dampak hari raya terhadap perekonomian Indonesia setiap tahunnya tidak terlalu signifikan.
Darmin menyebutkan, momen Lebaran memang lebih cenderung mendorong impor barang serta menaikkan intensitas belanja masyarakat.
Penulis: Damianus Andreas
Editor: Yandri Daniel Damaledo