tirto.id - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia membuka pintu kepada seluruh investor agar berinvestasi ke wilayah Papua Barat. Sebab, Bahlil prihatin dengan kondisi pertumbuhan ekononomi yang terjadi di Papua Barat.
"Saya prihatin melihat kontraksi pertumbuhan Papua Barat. Hal ini menunjukkan kurangnya investasi masuk ke Papua," ujar Bahlil dalam pernyataannya, Jumat (18/6/2022).
Bahlil mengatakan membangun ekonomi wilayah itu seperti kereta api perlu lokomotif dan gerbong. Sehingga perlu menarik investor besar dulu sebagai lokomotif setelah itu baru tarik pengusaha lokal dan UMKM sebagai gerbongnya.
Meski begitu, ia mengingatkan agar setiap investor yang masuk ke Papua, wajib berkolaborasi dengan pengusaha lokal serta UMKM Papua. Dengan begitu diharapkan dapat tercipta titik pertumbuhan ekonomi baru di daerah.
Sementara itu, Penjabat Gubernur Papua Barat, Paulus Waterpauw melaporkan, pertumbuhan ekonomi Papua Barat pada kuartal I-2022 mengalami kontraksi sebesar -1,01 persen.
Kondisi ini menyebabkan pengangguran mengalami kenaikan angka sebesar 5,84 persen dengan tingkat kemiskinan menempati peringkat 10 dari 34 provinsi di Indonesia.
“Salah satu penyebab kontraksi ini adalah masih banyak pelaku usaha yang belum patuh menjalankan kewajibannya. Mungkin karena belum ada sanksi,” jelas Paulus.
Berdasarkan data Kementerian Investasi/BKPM, total realisasi investasi tahun 2021 di Provinsi Papua Barat tercatat Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp635,6 miliar dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar 32,5 juta dolar AS.
Khusus untuk PMA, terjadi peningkatan signifikan sebesar 206,6 persen dibanding tahun 2020 yang tercatat sebesar 10,6 juta dolar AS.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Bayu Septianto