tirto.id - Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, memastikan jajarannya akan memeriksa Warga Negara Asing asal Cina berinisial LB yang membuat konten selipkan uang di paspor untuk masuk ke Indonesia. Ia tidak akan menutup kasus meski LB sudah mengunggah konten permintaan maaf. Ia beralasan, pemerintah ingin mengetahui motif di balik pembuatan konten tersebut.
"Klarifikasi lah, maksudnya apa buat konten-konten seperti itu," kata Agus saat dihubungi, Senin (20/1/2025).
Agus juga akan menelusuri dugaan LB membuat konten menyogok anggota kepolisian. Ia pun tidak segan-segan mendalami perilaku LB yang kerap membuat konten serupa selain di Indonesia.
Purnawirawan Polri ini pun menilai, kedatangan LB tidak membawa manfaat bagi Indonesia. Padahal, warga Indonesia menghormati WNA maupun kedaulatan negara tersebut.
Kasus WNA Cina berinisial LB viral setelah mengunggah konten di media sosial TikTok dengan menyelipkan uang ratusan ribu di dalam paspor. Uang tersebut digunakan untuk menyogok petugas imigrasi Bandara Soekarno-Hatta agar bisa mudah melewati pemeriksaan.
Video yang viral itu lantas menjadi sorotan publik Indonesia. LB pun meminta maaf akibat kegaduhan kontennya.
"Tentang saya 16 Januari 2025 posting video saat memasuki Indonesia ini menjadi pencarian panas di Indonesia, berita Indonesia juga merilis opini publik dari video tersebut, video tersebut telah menyebabkan meluasnya opini publik Indonesia secara terus menerus," ujar LB dalam video tersebut.
Dia mengatakan, uang Rp500 ribu yang dia selipkan dalam paspor tersebut, merupakan biaya visa. Dia juga mengatakan bahwa, petugas Imigrasi yang terpampang dalam kontennya tidaklah melakukan tindakan ilegal dan sangat membantunya dengan memberikan petunjuk dan bersikap baik.
Dia juga menyebut, video palsu tersebut telah menimbulkan kesalahpahaman, dan mengakibatkan efek buruk, yang kemudian berlanjut pada Direktorat Imigrasi. Dia juga meminta maaf karena telah menyebabkan masalah bagi pemerintah Indonesia.
"Video hanya rekaman kehidupan bukan postingan berbahaya untuk mencari tujuan tertentu. Saya bersedia bekerja sama dalam penyelidikan ini. Dan mengambil tindakan perbaikan, terima kasih," ucapnya.
Penulis: Auliya Umayna Andani
Editor: Andrian Pratama Taher