tirto.id - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menargetkan produk domestik bruto (PDB) sektor pertanian naik dari 0,18 persen menjadi 4,81 persen pada 2029. Untuk dapat mencapai target tersebut, dia mengatakan sudah menyusun cetak biru Kementerian Pertanian tahun 2024-2029.
Menurutnya, terdapat lima program yang disusun dalam cetak biru itu untuk mencapai target PDB Pertanian. Program-program tersebut di antaranya program swasembada pangan nasional, pengembangan komoditas ekspor strategis, peningkatan produksi susu untuk pangan bergizi, program pekarangan pangan bergizi, dan program mandiri energi B50.
“Untuk mewujudkan swasembada pangan nasional, Kementan telah menyiapkan sejumlah program yang terdiri dari pompanisasi sejuta hektare, optimalisasi lahan 360 ribu hektare, cetak sawah 3 juta hektare, transformasi pertanian tradisional ke modern, dan pelibatan petani milenial dan Gen Z,” ujarnya dalam Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi IV DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Menurutnya, transformasi pertanian tradisional ke modern diyakini dapat menekan biaya produksi hingga 50 persen dan meningkatkan produksi hingga 100 persen.
Dia menyebut program mandiri energi B50 akan dicapai melalui peningkatan produksi minyak sawit mentah (CPO), peningkatan kapasitas industri biodiesel, dan mengurangi ekspor CPO.
Pada tahun 2025, Kementan mendapat anggaran senilai Rp29,7 triliun, termasuk tambahan anggaran senilai Rp21,47 triliun. Amran menyebut anggaran tersebut akan dialokasikan di antaranya untuk program quick win cetak sawah 150 ribu hektare, intensifikasi 80 ribu hektare, dan optimasi lahan 350 ribu hektare sebesar Rp15 triliun.
Sementara program non quick win yang akan dilakukan terdiri dari peningkatan produksi tanaman pangan padi dan jagung sebanyak 3,66 juta hektare sebesar Rp4,33 triliun, dan peningkatan produksi daging sapi/kerbau dan susu sebanyak 3.258 ton daging dan 128 juta liter susu sebesar Rp2,14 triliun.
Lebih lanjut, untuk mencapai target ini, dia berjanji akan bersungguh-sungguh dalam melakukan pembersihan mafia impor pangan dalam. Dalam raker bersama Komisi IV DPR RI, dia mengatakan baru saja memecat dua direktur di Kementan karena melakukan permainan impor.
Menurut Amran, saat ia menjadi Menteri Pertanian periode 2014-2019, dirinya berhasil memenjarakan mafia impor sebanyak 400 orang.
Menurutnya, masuknya mafia impor pangan disebabkan perdebatan data produksi dalam negeri. Dia pun kembali menekankan kepada jajarannya untuk hanya menggunakan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebagai data acuan.
“Kami sudah minta seluruh Dirjen tidak boleh mengeluarkan data selain BPS. Supaya tidak lagi diperdebatkan, karena mafia masuk di situ. Datanya tidak ada lagi yang kami gunakan selain data BPS. Kami gunakan data BPS, bukan data Kementan, apapun data yang dipercaya BPS,” jelasnya.
Penulis: Nabila Ramadhanty
Editor: Irfan Teguh Pribadi