tirto.id - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo menyambangi pusat imigran Venezuela di Cucuta, Kolombia, selepas menuntaskan kunjungan di beberapa negara Amerika Latin.
Ditemani Presiden Kolombia Ivan Duque, kunjungannya itu dilandasi semangat menumbangkan rezim sosialis Venezuela, Nicolas Maduro.
Tidak jauh dari tempat mereka berada, terdapat jembatan internasional Simon Bolivar yang dijaga ketat oleh pasukan keamanan anti huru-hara.
Pompeo mendesak Maduro untuk segera mencabut blokade militernya yang berada di jembatan itu agar bantuan asing bisa masuk ke Venezuela.
Sejak beberapa bulan lalu, bantuan dari negara seperti Kolombia hingga Brasil mangkrak di dekat perbatasan itu.
“Saya harap Anda akan peduli sekarang ketika Anda melihat kengerian, ketika Anda melihat tragedi,” kata Pompeo seperti dikutip dari AP News.
Sebelumnya, Pompeo telah singgah di Asuncion, Ibukota Paraguay, dan berbincang dengan Presiden Mario Abdo Benitez terkait krisis di Venezuela.
“Jangan melihat lebih jauh dari krisis saat ini di Venezuela untuk melihat kerja sama tim kami. Bersama-sama, kami bekerja untuk memulihkan stabilitas dan demokrasi dari kekacauan yang disebabkan oleh Maduro,” katanya.
Selama kunjungannya di Asuncion, salah seorang kepercayaan Trump itu menyebut bahwa Paraguay juga sebagai mitranya dalam menggulingkan pemerintahan sosialis Maduro itu.
Sekitar tiga juta warga Venezuela telah memutuskan untuk pergi dari negara itu karena hiperinflasi, minim makanan serta obat-obatan. Pada 2018, keadaan ini membuat Paraguay memutus hubungan diplomatik dengan Venezula.
Dalam tur lanjutannya di pada Jumat (12/4/2019), Pompeo tiba di Chili. Di Santiago, Ibukota Chili, ia disambut oleh Presiden Sebastian Pinera dan berbincang bahwa pembiayaan yang dilakukan Cina untuk membantu Venezuela bakal memperanjang jalannya krisis.
Juan Guaido, pemimpin oposisi yang mendeklarasikan diri sebagai presiden Venezuela tahun lalu, Amerika menjadi pendukung pertamanya yang lantas diikuti oleh lebih dari 50 negara lainnya.
Pemilihan umum yang berlangsung di Kolombia pada tahun lalu dinilai oleh pihak oposisi penuh kecurangan. Tak pelak, pernyataan oposisi ini segera mendulang dukungan Amerika serta negara-negara lainnya.
Sejak itu, Amerika telah menggelontorkan dana segar hampir 275 dolar AS untuk menyokong oposisi. Negara tetangga, seperti Kolombia, Peru serta beberapa negara Amerika Selatan yang sehaluan dengan Amerika Serikat juga telah menyerap banjir imigran dari Venezuela.
Penulis: AS Rimbawana
Editor: Yantina Debora