tirto.id - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy meminta peran aktif kampus dalam menanggulangi wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Indonesia.
Muhadjir telah meminta langsung kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) agar program pengabdian bisa dialokasikan untuk membantu masyarakat khususnya dalam penanganan wabah PMK.
“Saya sudah meminta kepada Dirjen Ristekdikti [Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi] Prof Nizam untuk mengalokasikan anggaran kampus merdeka,” kata Muhadjir dalam keterangan pers Kemenko PMK, Senin (3/7/2022).
Dalam kunjungannya ke Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, Muhadjir menemukan sapi ternak masyarakat yang terjangkit PMK.
“Saya himbau terutama untuk perguruan tinggi yang punya fakultas kedokteran hewan dan peternakan untuk segera mengerahkan dosen-mahasiswanya untuk membantu masyarakat yang sedang tertimpa musibah PMK ini,” kata Muhadjir saat mengecek penanganan sapi yang terkena PMK di Desa Guluk-Guluk, Sumenep, Jatim, Sabtu (2/7/2022).
Menurut Muhadjir, dengan mencegah penyakit PMK, maka akan mencegah kemiskinan baru di tengah masyarakat. Ia memastikan pemerintah berupaya meminimalisir kematian hewan ternak akibat PMK.
“Seperti kita ketahui di sini kan termasuk peternak kecil. Hanya 2-3 sapi. Kalau mati, setengah kiamat itu. Kalau sapi jantan yang diharapkan bisa dijual menjelang Iduladha. Angannya untung besar bisa 30 juta per ekor, ternyata mati,” kata dia.
Mengutip laman siagapmk.id, kasus PMK sampai hari Senin (4/7/2022) pagi ada sebanyak 316.328 ekor di 21 provinsi dari 229 kabupaten/kota di Indonesia. Hewan ternak yang sembuh 106.471 ekor, dipotong bersyarat 2.803 ekor, mati 2.003 ekor, belum sembuh 205.051 ekor, Sementara jumlah hewan ternak yang telah divaksinasi sebanyak 280.677 ekor.
Provinsi yang melaporkan kasus PMK tertinggi yaitu Jawa Timur dengan 125.633 kasus. Diikuti oleh Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan 49.296 kasus, Jawa Tengah 34.341 kasus, Aceh 34.223 kasus, dan Jawa Barat 33.210 kasus.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Gilang Ramadhan