tirto.id - Kementerian Kesehatan RI di hadapan perwakilan negara-negara dunia, menyerukan “rencana aksi kesehatan dalam mengahadapi perubahan iklim” untuk menangani bencana dan penyakit menular sebagai dampak dari pemanasan global, Jumat (8/9/2017).
Menteri Kesehatan Nila Moeloek melalui keterangan tertulisnya dalam diskusi meja bundar seluruh Menteri Kesehatan anggota South East Asia Regional Organization (SEARO) terkait Upaya Membangun Sistem Ketahanan Kesehatan terhadap Perubahan Iklim di Maladewa, menyatakan bahwa kerja sama antarnegara anggota SEARO penting untuk membangun ketahanan kesehatan dalam skala lintas negara atau internasional.
“Pentingnya kerjasama negara-negara anggota SEARO dalam membangun sistem ketahanan kesehatan terhadap perubahan iklim,” kata Menkes.
Menurut Nila, pemerintah siap untuk berbagi pengalaman terbaik terkait langkah penanganan bencana dan penyakit menular yang disinyalir mengalami peningkatan karena adanya perubahan iklim.
Para Menteri kesehatan anggota SEARO menyampaikan pandangan yang sama mengenai pentingnya kerjasama dalam penanganan kesehatan akibat perubahan iklim terhadap kesehatan saat menghadiri pertemuan di Maladewa hari Kamis (7/9/2017) lalu.
“Berbagai kebijakan dan program telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan dalam kesiapan menghadapi dampak perubahan iklim terhadap kesehatan,” ungkap Menkes.
Kebijakan dan program tersebut yakni adanya Permenkes Nomor 1018 Tahun 2011 tentang Strategi Adaptasi Sektor Kesehatan terhadap Dampak Perubahan Iklim, dan Kepmenkes Nomor 035 Tahun 2012 tentang Pedoman Identifikasi Faktor Risiko Kesehatan akibat Perubahan Iklim.
Selain itu, program lain yang dilakukan oleh Kemenkes RI adalah sosialisasi dan advokasi strategi adaptasi perubahan iklim, peningkatan kapasitas tenaga kesehatan untuk adaptasi perubahan iklim, serta kajian pemetaan kerentanan untuk penyakit malaria dan demam berdarah di lima provinsi di Indonesia.
Penulis: Yandri Daniel Damaledo
Editor: Yandri Daniel Damaledo