Menuju konten utama

Menkes Sebut Desain Tes Corona Keliru, Epidemiolog Sudah Ingatkan

Kekeliruan strategi tes COVID-19 terjadi sejak awal pandemi. 

Menkes Sebut Desain Tes Corona Keliru, Epidemiolog Sudah Ingatkan
Warga mengantre di lokasi tes cepat (rapid test) COVID-19 di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (23/12/2020). Pengelola Bandara Ngurah Rai, mulai Rabu (23/12) menambah fasilitas layanan Rapid Test Antigen menjadi dua titik di kawasan terminal domestik bandara yang mampu melayani sekitar 1.000 orang warga setiap harinya. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/foc.

tirto.id - Epideimolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan kelirunya desain tes COVID-19 sudah terjadi sejak awal pandemi. Namun, baru-baru ini Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin baru mengakuinya. Budi jadi Menkes belum genap sebulan.

"Apa yang disampaikan [Menkes] ini bukan hal yang aneh karena sudah diingkatkan dari awal pandemi dan ini juga banyak diingatkan melalui media dan beberapa forum diskusi," kata Dicky kepada reporter Tirto, Jumat (22/1/2021).

Sejak adanya pergantian Menkes ia melihat belum ada perbaikan yang signifikan perihal testing COVID-19. Padahal menurutnya pergantian kepemimpinan diibaratkan sebagai estafet, sehingga yang meneruskan tongkat estafet harus langusung lari.

Dalam laporan situasi Indonesia yang dibikin WHO, kata Dicky, sudah ada langkah-langkah apa yang harusnya ditempuh untuk memperbaiki sistem testing dan tracing. Namun sampai saat ini menurutnya perbaikan belum juga terlihat.

"Sejak awal Januari 2021 sampai sekarang positivity rate selalu di atas 20 persen. Artinya testing dan tracing kita semakin jauh dari yang disebut ideal baik secara pelaksanaanya, sasaran maupun kuantitasnya tidak memadai," kata Dicky.

Sebelumnya, Menkes Budi bilang jumlah tes COVID-19 di Indonesia bisa memenuhi standar WHO, yakni 1000 per 1 juta penduduk selama sepekan. Tapi hal itu menurutnya tak berguna apabila tidak menyasar suspek

"Kita enggak disiplin, cara testingnya salah," kata Budi Gunadi dalam diskusi daring pada Kamis (21/1/2021).

Menurut Budi, tes COVID-19 seharusnya menyasar pada orang-orang suspek COVID-19, tetapi selama ini tes justru dilakukan terhadap orang yang sekadar ingin memeriksakan diri untuk perjalanan atau keperluan lainnya.

Baca juga artikel terkait TES COVID-19 atau tulisan lainnya dari Irwan Syambudi

tirto.id - Kesehatan
Reporter: Irwan Syambudi
Penulis: Irwan Syambudi
Editor: Zakki Amali