Menuju konten utama

Menjual Nama Donald Trump di Pencakar Langit India

Nama Trump Tower menjadi proyek-proyek apartemen dan pusat bisnis yang dipakai oleh para pengembang India.

Menjual Nama Donald Trump di Pencakar Langit India
Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dalam sebuah kampanye di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat, Selasa (22/8). ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts

tirto.id - Satu hari pada Agustus 2014, jet pribadi Donald Trump berputar-putar hampir satu jam di langit Bandara Pune, India. Ukuran pesawat yang terlalu besar membuat pesawat jet sulit mendarat. Petugas bandara sibuk mempersiapkan jalur darurat untuk pendaratan. Setelah sukses mendarat, Trump bukannya kesal malah menebar canda saat tiba di bandara.

Sebanyak 500 konglomerat Pune menyambut kedatangan pria yang juga merupakan konglomerat Amerika Serikat yang kini menjadi presiden AS. Trump dan para konglomerat Pune berkumpul menghadiri jamuan makan yang diadakan pemilik Panchshil Realty -- perusahaan real estat terkemuka di India.

Demi bisnis dan investasi real estat telah membawa Trump ke kota kecil yang berjarak 150 km di Timur Mumbai. Trump Organization telah menjalin kerja sama dengan Panchshil Realty terkait kesepakatan lisensi proyek apartemen mewah 23 lantai yang bernama Trump Tower.

Setelah selesai dibangun pada 2015, Trump Tower menjadi lokasi eksklusif baru bari para orang kaya India. Beberapa selebriti kaya India seperti Rishi dan Ranbir Kapoor menjadi pembeli di apartemen Trump Tower yang berdiri di jantung Kota Pune.

Baca juga: Ngeri-Ngeri Sedap Bisnis Presiden Donald Trump

Setelah berhasil membangun apartemen mewah di Pune, Trump lalu menggandeng Lodha Group, salah satu pengembang real estat terkemuka di India, untuk mulai ekspansi di Kota Mumbai. Nama Trump Tower tetap menjadi jualan pengembang di Mumbai. Bangunan setinggi 75 lantai mencakup 300 unit apartemen itu diperkirakan akan tuntas 2018.

“Mumbai kini adalah megapolis global dan pusat modal, bakat dan industri. Sepatutnya kita membawa salah satu nama besar dalam industri perumahan mewah ke pasar perumahan kita dengan Trump Tower Mumbai,” ujar Managing Director Lodha Group, Abhishek Lodha.

Belum selesai proyek di Mumbai, kini Trump juga akan memberi lisensi pada tiga proyek real estat yang akan dibangun di Kolkata dan Gurgaon. Di Kota Kolkata rencananya Trump akan menggandeng Unimark Group, juga untuk membangun Trump Tower. Di Gurgaon, Trump memiliki dua proyek kompleks perkantoran dan pusat bisnis dan perumahan mewah. Dua proyek itu menggandeng pengembang yang berbeda. Komplek perkantoran dan pusat bisnis akan bekerja sama dengan IREO World dan proyek perumahan akan menggandeng M3M India dan Tribeca Developers. Nilai proyek terbaru Trump mencapai 5,1 miliar dolar AS.

infografik real estate trump

Trump yang Kepincut India

Trump mulai melirik India sebagai lokasi untuk ekspansi bisnis real estatnya sejak 2007. Pengembang-pengembang di India paling banyak memberi penawaran lisensi Trump dibandingkan negara manapun di luar AS. Di sisi lain, sektor properti India melekat dengan persoalan korupsi. Namun, Trump tetap memilih untuk terus menjalankan proyeknya.

“India adalah tempat yang tepat untuk berinvestasi, terutama setelah pemilihan umum [pemilu India],” kata Trump.

Hasrat Trump pada bisnis properti di India tak terpisahkan dari kenyataan bahwa bertambahnya orang kaya baru di India Kondisi ini mendorong permintaan akan produk mewah juga meningkat di India, menurut laporan Kotak Mahindra Bank.

“Mereka benar-benar ingin menunjukkan atau membicarakan kekayaan mereka dengan cara yang sangat halus dan konsumsi barang mewah adalah cara untuk melakukannya,” kata Murali Balaraman, dari Kotak Mahindra Bank. Berdasarkan worldwealthreport, jumlah orang kaya yang memiliki aset Rp100 miliar hingga Rp1 triliun atau biasa yang disebut high-net-worth individual (HNWI) di India pada 2015 mencapai 199.700 orang dengan total kekayaan $785 miliar.

Baca juga: Hary Tanoe Bicara Blak-Blakan Soal Bisnis dengan Trump

Peluang bisnis ini tentu tak ingin dilewatkan Trump. Pasar real estat India cukup menjanjikan, dalam kurun 2008 hingga 2020 pasar properti India diproyeksikan mengalami peningkatan pangsa pasar 11,2 persen per tahun. Pada 2020 pasar properti India akan menembus $180 miliar. Sektor perumahan menyumbang 5-6 persen bagi ekonomi India. Sehingga wajar saja Trump menyebut India sebagai “Great Country.”

Selain itu, saat kampanye pemilihan presiden AS di komunitas India di New Jersey pada Oktober lalu, Trump tampak membanggakan proyek yang sedang ia jalankan di India. Ia juga menjanjikan hubungan India-Amerika Serikat akan semakin erat di bawah kepemimpinannya.

Kebanggaan Donald Trump akan proyeknya di India pada dasarnya tak lepas dari gagalnya sejumlah proyek di negara lainnya. Trump pernah menyampaikan ambisi global untuk membangun tower di Cina dan Amerika Selatan. Sayangnya proyek-proyek itu gagal diwujudkan. Kejadian yang sama juga terjadi pada proyek di Brasil dan Rusia.

Suksesnya Trump di India kemudian dikaitkan dengan adanya kedekatan dengan para developer hingga politisi India. Mulai dari Perdana Menteri Narendra Modi. Ia adalah salah satu pemimpin negara yang mengunjungi Trump setelah terpilih menjadi presiden Amerika Serikat. Pada Juni 2017, PM Modi disambut hangat saat melakukan lawatan ke Gedung Putih.

Sedangkan dari kalangan para pengusaha, misalnya Atul dan Sagar Chordia dari perusahaan Panchsil Realty yang menangani proyek Trump Tower di Pune, mereka berdua langsung terbang ke Amerika Serikat untuk memberi ucapan selamat kepada Trump saat Trump terpilih sebagai presiden AS. Kedekatan-kedekatan inilah yang dianggap mempermulus bisnis Trump, sehingga presiden AS itu melirik India. Trump dan pengusaha properti India saling menguntungkan, terutama bagi pengembang yang menjual nama Trump dalam setiap proyeknya.

Selain untuk urusan bisnis, nama Trump juga dipakai untuk tujuan lain. Di saat para konglomerat India sibuk membangun proyek-proyek Trump Tower, di sudut terpencil di kawasan Mewat, Rajasthan berdiri sebuah desa yang sengaja diberi nama Trump Village. Nama itu ditetapkan oleh seorang sosiolog dan pekerja sosial terkemuka di India, Bindeshwar Pathak. Pemberian nama itu merupakan bagian dari upayanya untuk meningkatkan hubungan India dan AS.

Namun di balik itu, penggunaan nama Trump pada dasarnya ditujukan untuk mendapatkan banyak sumbangan untuk pembangunan toilet. Penggunaan nama Trump dianggap ilegal dan tak sesuai dengan aturan yang berlaku.

Baca juga: Toilet dan Perceraian di India

“Itu semu fiktif dan sebuah peristiwa penipuan oleh panitia yang bertujuan mengumpulkan uang di seluruh negeri dan luar negeri,” kata Mani Ram Sharma, Wali Kota di wilayah Rajasthan.

Nama Trump sukses dijual di India untuk kepentingan proyek-proyek pengembang. Trump pun punya keuntungan sukses menancapkan kuku-kuku bisnis real estatnya di India. Trump juga punya proyek di Indonesia dengan skema menggandeng mitra lokal, kita tunggu apakah Trump bakal sukses di Indonesia.

Baca juga: Hary Tanoe Bicara Blak-blakan Soal Bisnis dengan Trump

Baca juga artikel terkait PEMERINTAHAN DONALD TRUMP atau tulisan lainnya dari Yantina Debora

tirto.id - Bisnis
Reporter: Yantina Debora
Penulis: Yantina Debora
Editor: Suhendra