Menuju konten utama

Menilik Peta Koalisi Pilpres 2024, Mana yang Lebih Potensial?

Dinamika koalisi partai politik pada perhelatan pemilihan umum calon presiden 2024 masih berjalan cair. Sejumlah partai politik belum menentukan arah.

Menilik Peta Koalisi Pilpres 2024, Mana yang Lebih Potensial?
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto (tengah) bertumpu tangan dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (kiri) dan Ketua Umum PPP Suharso Monoarfa (kanan) pada acara silaturahmi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) di Plataran Senayan, Jakarta, Sabtu (4/6/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.

tirto.id - Dinamika koalisi partai politik pada perhelatan pemilihan umum calon presiden 2024 dinilai masih berjalan cair. Sejumlah partai politik bahkan belum menentukan arah. Sebagian juga masih bersafari untuk menimbang kekuatan partai lainnya dalam berkoalisi.

"Jujur hari ini saya melihatnya masih sangat cair," kata Pemerhati Politik Universitas Padjajaran, Kunto Adi Wibowo kepada Tirto, Sabtu (8/10/2022).

Dia mengatakan, sat ini sudah ada beberapa poros koalisi yang terpetakan dan diketahui langsung oleh publik. Mereka bahkan sudah menyiapkan nama capres akan diusung dalam kontestasi politik di 2024.

Poros pertama datang dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang digawangi oleh Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sementara poros kedua ada Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerinda) yang memilih berkoalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Meski koalisi diumumkan lebih awal, baik KIB dan Gerinda-PKB tidak mau terburu-buru mengumumkan nama capres-nya di 2024. Di sisi lain, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) justru mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres diusung, meskipun belum memiliki 'kawan'.

"Sekarang Nasdem sedang menjajaki koalisi dengan Demokrat dan PKS. Sementara PDIP juga masih bersafari. Menurut saya ini semua menunjukan bahwa realitas politik dan koalisi partai menjelang 2024 masih sangat cair. Masih sangat bisa berubah," ujarnya.

Menurutnya tidak mengejutkan ketika nantinya ke depan KIB bakal pecah kongsi. Kemungkinan-kemungkinan itu bisa saja terjadi di tengah jalan. Atau bisa jadi, Gerinda dan PKB kemudian saling mencari pasangannya masing-masing.

"Jadi menurut saya ini bukan sesuatu yang fix hari ini. Sehingga kita tidak bisa memprediksi poros koalisi yang terbentuk," katanya.

Meskipun demikian, dia berharap ada empat poros koalisi yang terbentuk di 2024. Dari keempat poros tersebut, ia menilai Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) paling berpotensi mulus melangkah di 2024. "Karena dia sendirian saja bisa maju," imbuhnya.

"Jadi PDIP bisa ajukan sendiri kemudian ada koalisi koalisi lain dan beberapa hitungan empat pasang capres cawapres. Ini mungkin paling banyak yang bisa kita dapatkan. Antara tiga dan empat koalisi lah," sambung dia.

Jika dipetakan, Kunto melihat Gerinda justru masih ragu dengan PKB. Gerinda berupaya mengajak PDIP untuk menggemukkan koalisi pada saat ini. Atau sebaliknya justru PKB lah yang akan membentuk koalisi lain bisa dengan Golkar, PPP, dan PAN.

"Kemudian saya melihat ada Nasdem, Demokrat, PKS atau mungkin nanti PKB yang keluar dari KIB. Ini masih sangat dinamis peta koalisinya hari ini," imbuhnya.

Namun terlepas dari dinamika koalisi partai politik pada pemilu 2024, Kunto justru berharap semakin banyak calon presiden akan maju dan diusung maka semakin menarik. Karena masyarakat akan punya banyak pilihan ketimbang hanya terbatas dua pilihan seperti pemilu lalu.

"Sehingga akan lebih seru baik secara kampanye politik elektoral maupun dalam hal mencari kader terbaik bangsa," katanya.

Baca juga artikel terkait PETA KOALISI PILPRES 2024 atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Politik
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang