Menuju konten utama

Menhan Beberkan Langkah dan Strategi Tangkal ISIS

Menurut Menhan, ISIS sudah pasti akan berencana membuat nasib Indonesia, Malaysia dan Filipina seperti negara-negara di Timur Tengah.

Menhan Beberkan Langkah dan Strategi Tangkal ISIS
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu (kiri) dan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

tirto.id - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu memaparkan langkah untuk menangkal kelompok ISIS, salah satunya dengan melakukan perencanaan akurat dan terpadu di tiga negara, Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Ryamizard melanjutkan, ISIS sudah mulai mendirikan negara Islam di Indonesia, Malaysia dan Filipina, sama seperti di negara Irak dan Suriah. Rencana dari ISIS, kata dia, sudah pasti akan membuat nasib ketiga negara itu seperti negara-negara di Timur Tengah.

"Sebelum rencana besar tersebut dilakukan, kita harus mendahului kegiatan mereka dengan perencanaan yang akurat dan terpadu ke depan," kata Menhan di sela-sela peresmian kegiatan Patroli Maritim Terkoordinasi Trilateral di Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (19/6/2017).

Saat ini, tambah Menhan, ada 22 kelompok ISIS di Filipina, dengan lima diantaranya merupakan kelompok terkuat.

Untuk itu, Menhan mengaku prihatin dengan kondisi di Marawi, Filipina. Indonesia akan mendukung semua tindakan dan langkah yang diambil oleh militer Filipina dalam membasmi teror ISIS di Marawi.

"Terorisme dengan alasan apapun adalah musuh kita bersama, musuh kemanusiaan. Kita harus lawan dan hancurkan (terorisme). Aksi teror yang bersifat semakin dinamis dan lingkupnya makin luas membentuk aksi terorisme yang transnasional. Maka, perlu penanganan yang transnasional dan terkoordinasi," kata dia dikutip dari Antara.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengaku mengapresiasi Angkatan Bersenjata Filipina atau Armed Forces of the Philippines (AFP) karena telah bekerja keras dalam meredam teror ISIS di Marawi, Filipina.

"Dalam kesempatan ini saya perlu mengucapkan selamat dan bangga atas prestasi AFP yang mampu meredam teroris di Marawi dan membunuh 257 teroris," imbuh Panglima TNI.

Apa yang terjadi di Filipina, kata Gatot, adalah bentuk peringatan tanda bahaya bagi Indonesia dan Malaysia agar siap dalam menangkal pergerakan ISIS yang diprediksikan akan menyusup ke kedua wilayah itu. Apalagi, lanjutnya, sel tidur ISIS sudah ada di kedua negara tersebut.

"Ini warning agar kita juga siap jika suatu saat melakukan hal yang sama (dengan Filipina). Karena sel tidur sudah ada di negara kita masing-masing," ujarnya.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya kerja sama dan perjanjian trilateral yang dilakukan oleh Indonesia, Malaysia dan Filipina.

"Dengan adanya perjanjian trilateral itu akan mempermudah pertukaran informasi. Kecepatan dan ketepatan informasi diperlukan dalam menentukan langkah antisipasi sejak dini agar ISIS tidak masuk ke Indonesia," tuturnya.

Apalagi, lanjutnya, ada kemungkinan para anggota ISIS di Marawi meninggalkan wilayah tersebut dengan menyamar sebagai pengungsi."Termasuk kemungkinan yang menyamar sebagai pengungsi dan keluar dari Marawi," papar Gatot.

Baca juga artikel terkait ISIS atau tulisan lainnya dari Alexander Haryanto

tirto.id - Politik
Reporter: Alexander Haryanto
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto