Menuju konten utama
Ramadhan 2023

Mengenal Tradisi Unik Saat Ramadhan di Berbagai Negara di Dunia

Apa saja tradisi unik di berbagai negara di dunia saat bulan suci Ramadhan?

Mengenal Tradisi Unik Saat Ramadhan di Berbagai Negara di Dunia
Warga mengikuti kirab budaya menuju sumber mata air saat tradisi Nyadran Lepen di kawasan lereng Gunung Sumbing Dusun Lamuk, Legoksari, Tlogomulyo, Temanggung, Jawa Tengah, Rabu (8/2/2023). ANTARA FOTO/Anis Efizudin/tom.

tirto.id - Umat Islam di seluruh dunia menyambut hadirnya bulan suci Ramadhan dengan beragam cara. Selain tentu saja menjalankan ibadah puasa, ada tradisi unik di berbagai negara di dunia saat Ramadhan.

Di Indonesia, bulan Ramadhan 1444 H tahun ini dimulai Kamis tanggal 23 Maret 2023. Al Jazeera melaporkan, mayoritas negara-negara di kawasan Timur Tengah juga memulai puasa pada hari yang sama.

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia tentunya punya ragam tradisi unik untuk menyambut serta menjalani bulan Ramadhan, seperti padusan, nyekar atau nyadran, saling mengucapkan maaf, ngabuburit, dan lain sebagainya.

Tak hanya di Indonesia, tradisi-tradisi unik saat Ramadhan juga menjadi kebiasaan penduduk di berbagai negara di dunia. Berikut ini ulasannya dirangkum dari berbagai sumber:

Tradisi Ramadhan di Kuwait

Kuwait mengadakan perayaan tiga hari saat Ramadhan. Anak-anak di negara Timur Tengah ini mengetuk pintu rumah tetangga, lalu bernyanyi, demi mendapatkan imbalan berupa permen dan coklat. Tradisi ini disebut Qarqia'an.

Selain itu, Kuwait juga memiliki hari khusus yang dikenal sebagai Al-Kareesh, hari terakhir sebelum Ramadhan tiba. Pada hari tersebut, seluruh keluarga berkumpul untuk makan siang sebelum mulai berpuasa.

Tradisi Ramadhan di Mesir

Tradisi menyambut bulan Ramadhan juga ada di Mesir. Di negara yang terletak di Afrika bagian utara ini, datangnya Ramadhan ditandai dengan lampion Fanous yang biasanya diletakkan di jendela, balkon, dan halaman rumah bagian depan.

Selain itu, anak-anak akan berjalan di sekitar kota sambil mengayunkan Fanous mereka dan menyanyikan 'wahawi ya wahawi', lagu folklor untuk memperingati awal Ramadhan. Anak-anak juga meminta hadiah dan permen.

Fanous telah menjadi tradisi yang sangat populer. dan karenanya seluruh kota di Mesir sekarang diterangi dengan tampilan mewah lampu lampion.

Tradisi Ramadhan di Turki

Masyarakat Turki punya tradisi membangunkan orang untuk sahur seperti di Indonesia. Di sana, tradisi ini disebut sebagai Mesaharaty. Tradisi Ramadhan ini merupakan salah satu yang paling kuno.

Beberapa warga akan berkeliling jalan-jalan di Turki sembari menabuh drum jelang waktu sahur. Drummer mengenakan pakaian tradisional, termasuk fez, bernyanyi di jalanan, mengetuk rumah-rumah dua kali sepanjang Ramadhan, lalu meminta bahsis atau tip.

Budaya Turki, dengan warisannya yang kaya dari Kekaisaran Ottoman, erat kaitanya dengan budaya Islam.

Tradisi Ramadhan di Uni Emirat Arab

Pada 15 Syakban atau Nisfu Syakban, masyarakat muslim di Uni Emirat Arab (UEA) menggelar tradisi Haq al Laila.

Anak-anak berjalan di lingkungan sekitar dengan mengenakan pakaian cerah. Mereka akan menyanyikan lagu-lagu tradisional, lalu meminta permen dan kacang-kacangan dan diletakkan di kharyta atau tas jinjing.

Saat anak-anak menerima hadiah, mereka kemudian membalas dengan bernyanyi "Aatona Allah Yutikom, Umpan Makkah Yudikum", yang artinya, "Berikan kepada kami, dan Allah akan membalas Anda dan membantu Anda mengunjungi Rumah Allah di Mekkah."

Tradisi ini dianggap sebagai bagian dari identitas nasional UEA.

Tradisi Ramadhan di Indonesia

Di bulan Ramadhan, masyarakat Indonesia memiliki cukup banyak tradisi yang unik. Salah satunya adalah tradisi padusan sehari sebelum bulan puasa tiba.

Padusan dilaksanakan dengan cara mandi di sumber mata air. Tujuan dari tradisi ini adalah untuk membersihkan jiwa dan raga sebelum menjalankan ibadah di bulan suci Ramadhan.

Selain padusan, ada pula tradisi nyekar atau nyadran. Nyekar atau nyadran adalah tradisi ziarah kubur ke makam orang-orang yang disayangi sebelum datangnya bulan Ramadhan.

Ada pula tradisi atau kebiasaan yang disebut dengan istilah ngabuburit. Ngabuburit ini biasanya dilakukan oleh anak-anak muda secara beramai-ramai untuk menantikan waktu berbuka puasa.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Rofi Ali Majid

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Rofi Ali Majid
Penulis: Rofi Ali Majid
Editor: Iswara N Raditya