tirto.id - Hari Raya Nyepi jatuh pada hari Rabu, 22 Maret 2023 besok. Hari Raya Nyepi adalah Tahun Baru dalam Kalender Saka Bali.
Pada hari tersebut, seluruh masyarakat Bali akan memadamkan lampu serta suara, menghentikan lalu lintas, meninggalkan segala bentuk aktivitas duniawi, dan bermeditasi. Keheningan dan ketenangan akan terasa di seluruh pulau Bali.
Oleh sebab itu, para pelancong yang memiliki rencana untuk datang atau pergi dari Bali saat Hari Raya Nyepi supaya mengetahui bahwa pada hari tersebut, seluruh kegiatan di pulau Bali akan berhenti total untuk memastikan semua mengikuti aturan dan ritual yang telah ditentukan.
Bandara Internasional Ngurah Rai Bali juga akan ditutup. Tidak ada pesawat yang berangkat atau mendarat selama 24 jam penuh. Arus lalu lintas di Bali berhenti dan semua toko akan ditutup.
Selain itu, juga tidak diperbolehkan jalan-jalan di sekitar pantai atau jalanan. Terdapat penjaga lokal yang disebut pecalang. Mereka bertugas untuk memastikan dan mengawasi dengan ketat bahwa semua orang mengikuti peraturan.
Saat malam tiba, semua lampu harus dimatikan. Seluruh hotel diwajibkan untuk menutup gorden sehingga cahaya tidak masuk ke dalam. Semua suara dan musik yang ada dalam ruangan harus diatur ke volume paling rendah.
Namun, pada malam Hari Raya Nyepi akan ada Ogoh-Ogoh yang diarak di pantai dengan iringan musik keras. Lalu Ogoh-Ogoh tersebut akan dibakar. Masyarakat Bali percaya bahwa hal tersebut juga membakar roh jahat yang membawa penyakit dan kesengsaraan selama setahun terakhir di pulau Bali.
Biasanya budaya atau agama lain merayakan Tahun Baru dengan acara yang meriah. Namun, masyarakat Bali justru merayakannya dengan keheningan total.
Nama Nyepi sendiri berarti "diam" dalam bahasa lokal. Nyepi adalah momentum untuk mendekatkan diri kepada Tuhan (Hyang Widi Wasa). Dengan cara berdoa dan introspeksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Rangkaian Ritual Hari Raya Nyepi 2023
Rangkaian ritual Hari Raya Nyepi biasanya berlangsung selama 3 hingga 4 hari sebelumnya. Ritual Melasti (Melis atau Mekiis) akan dilakukan di Pura (pura Bali) dekat laut (Pura Segara) untuk menyucikan patung, Pratima, dan Pralingga (benda suci) milik pura serta mendapatkan air suci dari laut.
Sehari sebelum Nyepi, ritual Tawur Kesanga dan Caru akan berlangsung yang merupakan ritual pengorbanan. Persembahan dilakukan di desa, kecamatan, kabupaten, dan provinsi yang berupa ayam, itik, babi, kambing, bahkan sapi atau lembu. Selain itu, juga bisa dengan tanaman atau tumbuhan.
Selain untuk mengingatkan masyarakat Bali akan pentingnya ternak dan hasil bumi, ritual tersebut juga untuk menenangkan Batara Kala lewat persembahan Pecaruan .
Ketika matahari terbenam, ritual Pengurupukan akan dilaksanakan. Masyarakat Bali akan melakukan parade di sepanjang jalan desa dengan membawa obor dan memainkan kulkul (lonceng bambu tradisional) dengan bersemangat.
Parade juga akan dilanjutkan dengan prosesi Ogoh-Ogoh yang merupakan boneka kertas raksasa khas Bali. Ogoh-Ogoh biasanya berupa patung karakter Bhuta atau roh jahat.
Puncak dari rangkaian ritual Hari Raya Nyepi tidak lain adalah hari hening total. Sebagai hari yang dikhususkan untuk meditasi dan refleksi diri, maka segala aktivitas yang dapat mengganggu tujuan khusus tersebut sangat dilarang.
Sehari setelahnya yang disebut Ngembak Geni, umat Hindu Bali akan mengunjungi keluarga, tetangga, dan kerabat untuk saling bermaafan. Selain itu, mereka juga akan melakukan Dharma Canthi dengan membaca Sloka, Kekidung, dan kitab suci agama yang lain.
Penulis: Tifa Fauziah
Editor: Dipna Videlia Putsanra
