tirto.id - Skin fasting atau puasa skincare adalah puasa dari berbagai produk skincare dalam waktu tertentu untuk menjaga kesehatan kulit.
Pada umumnya, orang-orang melakukan puasa skincare ketika melihat kondisi kulit yang stres.
Prinsip dari melakukan puasa skincare ini adalah dengan tidak memakai produk perawatan wajah apapun untuk mengembalikan keseimbangan kulit yang selama ini berubah akibat bahan kimia pada produk kecantikan.
Para ahli percaya bahwa kulit dapat stimulasi yang cukup dari bahan aktif dan make up yang digunakan pada kulit dan perlu istirahat sesekali.
Femina menuliskan, ketika kulit telah kembali normal, produk dapat dikenakan kembali secara perlahan satu per satu.
“Puasa skincare dapat membuat kulit kembali pada keadaan homeostatis alaminya,” ungkap Deanne Robinson, seorang dokter kulit bersertifikat yang berbasis di Westport, Connecticut, dikutip dari Allure.
"Apabila Anda mengenakan produk perawatan kulit, Anda telah merawat kulit untuk melakukan apa yang harus dilakukan sehingga akan menghilangkan siklus alami kulit yang dapat bekerja sendiri," tambahnya.
Sebagai contoh, ketika Anda mengoleskan pelembab, Anda telah memberi sinyal ke sel-sel kulitt bahwa kulit tidak perlu menghasilkan sebum alami.
Hal yang sama terjadi ketika Anda mengenakan produk eksfoliasi seperti retinol, alpha hydroxyl acids (AHA), atau beta hydroxyl acids (BHA), Anda telah mendorong peningkatan pergantian sel kulit dan mempercepat lajunya.
Oleh karenanya, dengan menghentikan pemakaian produk perawatan wajah tersebut secara sementara, Anda dapat memberikan kesempatan kulit untuk bekerja secara alami.
Dokter kulit Justine Kluk mengatakan kepada Women Health Magazine bahwa tidak ada studi ilmiah yang dapat ditemukan untuk mendukung puasa skincare ini. Namun, ia menambahkan bahwa yang terpenting adalah memperhatikan produk-produk yang dikenakan.
“Saya terus menerus memberi tahu pasien saya untuk menyederhanakan rutinitas pemakaian produk kecantikan mereka. Hal tersebut saya lakukan karena meyakini salah satu faktor timbulnya jerawat adalah banyaknya produk yang dikenakan,” lanjut Kluk.
Meski demikian, Kluk tidak merekomendasikan puasa skincare dari sudut pandang ilmiah. “Sebuah kesempatan yang baik untuk berhenti adalah dengan melihat kembali langkah rutin perawatan wajah, dan pilih yang benar-benar dibutuhkan,” ungkapnya.
Di sisi lain, Healthline menuliskan empat hal yang mungkin dapat dijadikan alasan potensial untuk melakukan puasa skincare sebagai berikut:
- Anda mengenakan produk yang salah bagi kulit
- Kulit dalam keadaan stres, dan over-exfoliating
- Anda mengenakan produk dengan kandungan yang mengiritasi untuk kulit sensitif
- Pergantian sel kulit Anda terjadi saat Anda melakukan puasa perawatan wajah.
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yandri Daniel Damaledo