Menuju konten utama

Mengenal Perbedaan Nebulizer dan Inhaler untuk Penyakit Pernapasan

Mengenal perbedaan antara nebulizer dengan inhaler, alat bantu untuk masalah pernapasan. 

Mengenal Perbedaan Nebulizer dan Inhaler untuk Penyakit Pernapasan
Ilustrasi penyakit pernafasan. foto/Istockphoto

tirto.id - Nebulizer adalah adalah alat hirup yang digunakan untuk membantu pernapasan bagi penderita fibrosis sistik, asma, PPOK dan penyakit pernapasan lainnya.

Sementara, inhaler juga merupakan alat bantu bagi penderita penyakit pernapasan termasuk asma. Dua alat memiliki cara kerja secara dihirup untuk membantu serta memberikan rasa lega.

Antara inhaler dan nebulizer dapat digunakan oleh usia anak-anak maupun orang dewasa.

Meskipun memiliki jenis takaran obat yang sama (MDI) dalam penggunaannya, usia anak-anak memiliki dosis obat yang berbeda daripada orang dewasa. Selain jenis usia, tingkat kondisi penyakit yang diderita juga menggunakan jenis obat yang berbeda pada kedua alat tersebut

Meskipun memiliki fungsi yang sama, namun antara inhaler dan nebulizer memiliki cara penggunaan yang berbeda.

Menurut Teens Health, nebulizer adalah mesin bertenaga listrik yang mengubah obat cair menjadi kabut, sehingga digunakan dengan dihirup secara langsung melalui masker atau corong tersebut.

Nebulizer merupakan alat yang digunakan dengan menggunakan sumber tenaga dari listrik dan baterai. Selain itu, alat ini juga memiliki ukuran yang lebih besar daripada inhaler, dan alat ini harus tersambung dengan sumber listrik, meskipun bentuknya portabel dan dapat dibawa ke mana-mana, sebagaimana yang ada dalam Rady Children's.

Sejauh ini, menurut Healthline, nebulizer lebih mudah digunakan daripada inhaler, terutama pada anak-anak yang sedang melakukan terapi penyembuhan penyakit asma.

Hal ini karena nebulizer memiliki partikel uap yang sangat kecil sehingga kemungkinan obat lebih cepat meresap ke paru-paru lebih efektif daripada inhaler.

Menurut Rena Goldman dalam Healthline, nebulizer dapat memberikan terapi obat asma short-acting (penyelamatan) atau long-acting (pemeliharaan untuk mencegah serangan akut). Selain itu, nebulizer juga dapat dimasukkan lebih dari satu obat dalam pengobatan yang sama, seperti Albuterol, Ipratopium, Budesonide dan Formoterol.

Berikut ini ptunjuk untuk menggunakan nebulizer menurut, Healthline.

- Letakkan kompresor pada permukaan yang rata sehingga dapat dengan aman mencapai saluran keluar.

- Periksa untuk memastikan semua bagian bersih.

- Cuci tangan Anda sebelum menyiapkan obat.

- Jika obat Anda sudah dicampur, masukkan ke dalam wadah. Jika perlu mencampurnya, ukur jumlah yang benar, dan kemudian masukkan ke dalam wadah.

- Hubungkan tabung ke kompresor dan wadah cairan.

- Pasang corong atau topeng.

- Nyalakan sakelar dan periksa untuk melihat bahwa nebulizer sedang berkabut.

- Letakkan corong di mulut Anda dan tutup mulut Anda di sekitarnya atau letakkan masker dengan aman di atas hidung dan mulut Anda, tanpa meninggalkan celah.

- Perlahan napas masuk dan keluar sampai obatnya hilang. Ini bisa memakan waktu lima hingga 15 menit.

- Jaga agar wadah cairan tetap tegak selama perawatan.

Sedangkan itu inhaler adalah alat semprotan yang mengkabutkan obat supaya langsung menuju paru-paru.

Inhaler berbeda dengan obat pil atau obat jenis cairan yang diminum, obat ini berjenis cairan yang dikabutkan dan disemprotkan kebagian mulut penderita.

Ini karena cairan atau kabut akan bekerja lebih cepat dalam membantu penderita asma dengan membuka saluran udara yang menyempit.

Inhaler seperti kaleng mini-aerosol, perangkat ini mengeluarkan semprotan obat yang sudah diukur tekanannya.

Ketika orang itu menekan inhaler, "kepulan" obat yang keluar akan diukur sesuai tekanan.

Biasanya, menurut Rady Children's, anak-anak yang menggunakan inhaler dengan dosis terukur akan dibantu dengan spacer, sehingga penggunaannya menjadi lebih mudah.

Spacer adalah alat yang bekerja menjadi sebuah pengatur jarak, sejenis ruang penampung obat, dengan inhaler dan spacer, obat dapat dihirup perlahan ketika pengguna siap.

Jadi, sangat mungkin bagi anak-anak muda, bahkan bayi dapat menerima obat menggunakan inhaler dosis terukur dengan spacer.

Baca juga artikel terkait ASMA atau tulisan lainnya dari Febri Eka Pambudi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Febri Eka Pambudi
Penulis: Febri Eka Pambudi
Editor: Yandri Daniel Damaledo