tirto.id - Bernyanyi dengan vokal solo berarti menyanyikan suatu lagu secara perseorangan atau sendiri.
Meskipun terdengar sederhana dan tampak tidak membutuhkan perhatian khusus, justru menyanyikan lagu secara solo/tunggal juga memiliki beberapa hal yang harus diperhatikan.
Hal ini karena suara kita merupakan fokus utama yang akan terdengar, maka kesalahan sekecil apa pun akan langsung terdengar oleh penyimak atau penonton. Apalagi, jika kita melakukan penampilan ini secara langsung di atas panggung.
Maka dari itu, perlu persiapan dan latihan khusus sebelum melakukan penampilan bernyanyi secara solo.
Dalam penampilan vokal solo sendiri, secara umum terdapat tiga hal yang perlu diketahui dan dilatih agar selanjutnya dapat tampil dengan baik. Yakni pengetahuan mengenai materi vokal, teknik vokal, dan improvisasi penampilan.
Pengetahuan Tentang Materi Vokal
Suara seseorang dengan yang lainnya memiliki beberapa perbedaan. Misalnya, perempuan cenderung memiliki jenis vokal yang tinggi dan ringan, sementara pria cenderung memiliki suara yang rendah dan berat.
Bahkan, beberapa pria juga memiliki jenis suara yang lebih tinggi dari pria lainnya. Berbagai perbedaan tersebut disebut sebagai materi vokal.
Dalam Buku Seni Budaya Kelas IX (2018), ada perbedaan mendasar terhadap materi vokal yang dimiliki oleh satu orang dengan yang lain. Perbedaan itu meliputi:
a.) Warna suara atau timbre
Bunyi atau suara seseorang berbeda dengan orang lain. Hal ini disebabkan karena getaran-getaran yang dihasilkan bentuk masing-masing pita suaranya berbeda. Dari perbedaan pita suara itulah dihasilkan warna suara yang berbeda pula.
Warna suara jika dilatih dengan teknik vokal yang benar akan menghasilkan karakter vokal yang kuat. Karakter vokal yang kuat ini akan menjadi ciri khas suara seseorang saat menyanyi solo.
b.) Wilayah Nada
Kemampuan seseorang dalam mencapai tinggi rendahnya nada menyebabkan seseorang memiliki wilayah ketinggian nada tertentu.
Oleh karena itu, setiap orang memiliki wilayah nada yang berbeda-beda sesuai dengan ketebalan pita suara yang dimiliki juga upaya seseorang itu dalam mengolah teknik vokalnya.
Dengan kata lain, wilayah nada seseorang bisa bertambah dan berkurang sesuai dengan intensitasnya dalam berlatih olah vokal.
Melatih Teknik Vokal
Warna suara dan wilayah nada, mungkin jadi salah satu bekal awal yang kuat bagi seorang penyanyi. Namun, sejatinya menyanyi solo juga merupakan suatu keterampilan dan membutuhkan teknik yang baik.
Maka dari itu, setelah mengetahui tentang materi vokal, langkah selanjutnya adalah mempelajari teknik vokal.
Dalam teknik vokal, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain:
- Artikulasi, atau merupakan cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas;
- Frasering, yakni aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidahkaidah yang berlaku; dan
- Intonasi, yaitu tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat.
Selain artikulasi, fraseringm dan intonasi, dalam teknik vokal juga perlu melatih pernapasan.
Pernapasan merupakan satu bagian dari teknik vokal, yang digunakan untuk mengatur seberapa banyak udara yang masuk dan keluar dalam mengucapkan kata atau kalimat.
Pernapasan sangat penting dalam bernyanyi, karena ketika bernyanyi udara yang dibutuhkan cenderung lebih banyak digunakan untuk mengatur kestabilan suara.
Dalam diktat berjudul Vokal (2013), Fransilia Sihombing mengelompokkan pernapasan dalam teknik vokal menjadi tiga. Berikut penjelasannya.
a.) Pernapasan Dada
Dilakukan dengan cara mengisi udara dalam paru-paru bagian atas. Pernapasan ini sangat pendek dan tidak cocok digunakan dalam vokal. Dalam pernapasan dada, bagian tubuh yang mengembang adalah dada.
Jenis pernapasan ini biasa dipakai untuk menghasilkan nada-nada rendah. Namun, kelemahannya sang penyanyi akan mudah kehabisan napas sehingga kurang baik dipakai ketika bernyanyi.
b.) Pernapasan Perut
Dilakukan dengan cara membuat perut berongga besar sehingga udara luar dapat masuk. Pernapasan ini kurang efektif untuk vokal karena udara dengan cepat dapat keluar sehingga paru-paru menjadi lemah dan cepat letih.
Dalam pernapasan perut, bagian tubuh yang mengembang adalah perut. Jenis pernapasan ini dapat menghasilkan suara sangat keras. Namun, pernafasan perut tidak begitu baik digunakan dalam bernyanyi.
c.) Pernapasan Diafragma
Saat diafragma menegang atau lurus rongga dada dan rongga perut menjadi longgar dan volume menjadi bertambah.
Volume yang bertambah ini mengakibatkan tekanan berkurang sehingga udara dari luar dapat masuk ke paru-paru dan napas yang dikeluarkan dapat diatur secara sadar oleh diafragma dan otot-otot bagian samping kiri.
Pernapasan ini paling cocok untuk bernyanyi karena dapat mengambil napas sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan secara perlahan-lahan dan teratur.
Dalam pernapasan diafragma udara ditarik sedalam mungkin dan disimpan dalam diafragma. Kemudian, udara dikeluarkan secara perlahan sewaktu bernyanyi. Pernapasan ini memungkinkan kita menghasilkan suara murni dengan napas yang panjang
Improvisasi Penampilan
Secara umum dapat dikatakan bahwa Improvisasi adalah melakukan sesuatu tanpa persiapan. Dengan kata lain, seorang penyanyi melakukan sesuatu secara spontan menurut insting dan pengalaman yang telah ia miliki.
Dalam bernyanyi, improvisasi merupakan pengembangan ornamentasi pada sebuah lagu dengan tujuan agar lagu terdengar tidak membosankan dan lebih menarik.
Improvisasi atau membuat variasi lagu dapat dilakukan dengan mengubah tiga unsur lagu sebagai berikut:
- Ritmis, yakni dengan cara melakukan perubahan dalam irama lagu, misalnya lagu yang diciptakan dalam irama pop divariasikan dengan cara dibawakan dengan iringan irama jazz atau dangdut.
- Melodis, biasanya pengubahan melodis berupa penambahan nada dengan jarak nada yang berdekatan.
- Dinamika, dengan cara merubah bunyi keras dan lembut pada bagian lagu sesuai dengan kesan yang akan disampaikan.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Yandri Daniel Damaledo