tirto.id - Unisono adalah bernyanyi dengan satu suara seperti menyanyikan melodi suatu lagu. Sederhananya, unisono berupa teknik bernyanyi, yang mana satu suara atau satu nada dinyanyikan oleh banyak orang.
Secara etimologi, unisono berasal dari kata “uni” yang berarti satu, dan “sono” yang berarti suara.
Dalam paduan suara, misalnya, terdapat berbagai jenis suara tenor, sopran, alto dan bas. Apabila notasi lagu bertemu dengan “tanda unisono”, maka yang terjadi adalah semua suara akan melebur menjadi satu atau dinyanyikan dengan bersama-sama.
Dengan begitu, sebenarnya penyajian bentuk unisono memang kurang memberi keindahan musikal, meskipun sangat praktis. Misalkan, bila lagu yang ingin dibawakan sangat dikenal, sering kali ia dapat disajikan tanpa persiapan atau latihan khusus.
Kendati demikian, dalam penyajian musik vokal unisono, para penyanyi atau anggota grupnya tetap dituntut agar bisa menguasai teknik-teknik vokal dengan baik.
Apa itu Teknik Vokal?
Teknik vokal merupakan suatu kegiatan berolah suara, sebagai media untuk mengekspresikan nilai-nilai keindahan musikal seperti, dalam bentuk pernafasan, pembentukan suara, artikulasi, frasering, dan penjiwaan.
Sebelum praktik bernyanyi unisono, tentu harus memperhatikan teknik vokal yang benar. Dalam Teknik Vokal Paduan Suara (2008), Simanungkalit menyebut teknik vokal yang harus diperhatikan yaitu intonasi, artikulasi, phrasering, pernapasan, resonansi, dan sikap badan.
Berikut ini arti istilah tersebut:
- Artikulasi, adalah cara pengucapan kata demi kata yang baik dan jelas.
- Phrasering, merupakan aturan pemenggalan kalimat yang baik dan benar sehingga mudah dimengerti dan sesuai dengan kaidahkaidah yang berlaku.
- Intonasi, adalah tinggi rendahnya suatu nada yang harus dijangkau dengan tepat.
Teknik Pernapasan
Sementara pernapasan merupakan satu bagian dari teknik vokal, yang digunakan untuk mengatur seberapa banyak udara yang masuk dan keluar dalam mengucapkan kata atau kalimat.
Pernapasan sangat penting dalam bernyanyi, karena ketika bernyanyi udara yang dibutuhkan cenderung lebih banyak digunakan untuk mengatur kestabilan suara.
Dalam diktat berjudul Vokal(2013), Fransilia Sihombing mengelompokkan pernapasan dalam teknik vokal menjadi tiga. Berikut penjelasannya:
a.) Pernapasan Dada
Dilakukan dengan cara mengisi udara dalam paru-paru bagian atas. Pernapasan ini sangat pendek dan tidak cocok digunakan dalam vokal. Dalam pernapasan dada, bagian tubuh yang mengembang adalah dada. jenis pernapasan ini biasa dipakai untuk menghasilkan nada-nada rendah. Namun, kelemahannya sang penyanyi akan mudah kehabisan napas sehingga kurang baik dipakai ketika bernyanyi.
b.) Pernapasan Perut
Dilakukan dengan cara membuat perut berongga besar sehingga udara luar dapat masuk. Pernapasan ini kurang efektif untuk vokal karena udara dengan cepat dapat keluar sehingga paru-paru menjadi lemah dan cepat letih. Dalam pernapasan perut, bagian tubuh yang mengembang adalah perut.
Jenis pernapasan ini dapat menghasilkan suara sangat keras. Namun, pernafasan perut tidak begitu baik digunakan dalam bernyanyi.
c.) Pernapasan Diafragma
Saat diafragma menegang atau lurus rongga dada dan rongga perut menjadi longgar dan volume menjadi bertambah. Volume yang bertambah ini mengakibatkan tekanan berkurang sehingga udara dari luar dapat masuk ke paru-paru dan napas yang dikeluarkan dapat diatur secara sadar oleh diafragma dan otot-otot bagian samping kiri.
Pernapasan ini paling cocok untuk bernyanyi karena dapat mengambil napas sebanyak-banyaknya dan mengeluarkan secara perlahan-lahan dan teratur. Dalam pernapasan diafragma udara ditarik sedalam mungkin dan disimpan dalam diafragma.
Kemudian, udara dikeluarkan secara perlahan sewaktu bernyanyi. Pernapasan ini memungkinkan kita menghasilkan suara murni dengan napas yang panjang.
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Alexander Haryanto