Menuju konten utama

Mengenal Oversharing di Medsos dan Cara Mencegah Efek Negatifnya

Apa itu oversharing di media sosial dan bagaimana dampaknya terhadap pengguna medsos?

Mengenal Oversharing di Medsos dan Cara Mencegah Efek Negatifnya
Ilustrasi Konten di Media Sosial. foto/istockphoto.

tirto.id - Media sosial kini telah menjadi salah satu kebutuhan yang sulit untuk dipisahkan dalam kehidupan masyarakat modern. Hal ini dikarenakan media sosial dapat memberikan informasi serta hiburan bagi penggunanya.

Konten yang dibuat para pengguna juga beraneka ragam. Namun, perlu diperhatikan, meski media sosial dapat mempermudah komunikasi sehari-hari, ia bisa merugikan jika tidak digunakan secara bijak.

Oversharing merupakan salah satu aktivitas di media sosial yang perlu diperhatikan, karena dapat membawa dapat kurang baik bagi pengguna.

Oversharing adalah keadaan saat seorang individu pengguna media sosial terlalu sering membagi konten melalui akunnya sehingga mencapai level berlebihan. Oversharing sering dikaitkan dengan kecanduan media sosial.

Salah satu dampaknya, pengguna menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain media sosial dan mengunggah konten secara berlebihan. Di sisi lain, konten yang terdapat di akun media sosial seringkali membentuk citra diri pemiliknya.

Anak-anak menjadi golongan pengguna media sosial yang sering melakukan oversharing, menurut Linda Papadopoulus, seorang psikolog dan Internet Matters Ambassadors. Ini karena pengalaman anak-anak masih sedikit dan kebanyakan tidak memahami dampak negatif media sosial.

Untuk menyelamatkan anak dari kebiasaan oversharing, terdapat beberapa hal yang dapat orang tua lakukan. Setidaknya, ada tiga tips bagi orang tua.

Pertama, jelaskan kepada anak tentang pentingnya privasi saat menggunakan media sosial, mulai dari data diri hingga keamanan akun.

Kedua, minta anak untuk memikirkan konten apa saja yang layak untuk diunggah dan tidak layak.

Ketiga, pantau penggunaan media sosial oleh anak-anak dan jaga komunikasi dengan mereka.

Tidak hanya bagi anak-anak, aktivitas oversharing juga harus diperhatikan oleh para pencari kerja yang aktif di media sosial. Menurut survei yang dilakukan oleh Career Bulder, tujuh dari sepuluh perusahaan menggunakan media sosial untuk melihat para kandidat calon pekerja selama proses perekrutan.

Konten yang diunggah tentu akan menjadi gambaran dari pemilik akun tersebut. Untuk itu, tidak ada salahnya untuk mempertimbangkan konten apa yang akan diunggah untuk memberikan kesan baik pemilik akun.

Mengutip Lib Gig, terdapat beberapa jenis unggahan yang akan menimbulkan kesan buruk, antara lain: foto tidak pantas atau provokatif; minuman beralkohol dan narkoba; perilaku diskriminatif; dan tindakan kriminal.

Lib Gig juga memberikan tips agar pengguna media sosial terhindar dari oversharing yang akan merugikan mereka.

1. Membedakan akun pribadi dan professional

Memiliki akun media sosial lebih dari satu memang tidak masalah jika dipergunakan dengan baik. Dengan memisahkan jenis akun, anda juga dapat melakukan kontrol terhadap siapa saja yang dapat melihat postingan anda. Selain itu, mengisi akun dengan konten yang positif akan membuat kesan yang baik pada anda.

2. Pertimbangkan apakah konten tersebut layak diunggah

Tidak semua hal harus diunggah di media sosial. Sebab, setiap pengguna medsos juga perlu punya privasi. Hindari mengunggah konten saat kondisi emosional kurang stabil.

3. Ketahui jenis media sosial yang berkaitan dengan pekerjaan

Beberapa platform media sosial memiliki fitur yang membuat orang lain bisa mengetahui pekerjaan penggunanya. Namun, bijak dalam penggunaannya tetap diperlukan.

4. Mencari tahu apa yang terdapat pada mesin pencari tentang diri anda

Mengetik nama anda di kolom pencari Google adalah salah satu cara untuk mengetahui bagaimana citra diri anda terekam di internet. Jika saat melakukan ini anda menemukan ada hal yang kurang pantas di media sosial, cobalah hapus postingan itu dan sesuaikan dengan pengaturan privasi.

Baca juga artikel terkait MEDIA SOSIAL atau tulisan lainnya dari Endah Murniaseh

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Endah Murniaseh
Penulis: Endah Murniaseh
Editor: Addi M Idhom