Menuju konten utama
Informasi Kesehatan

Mengenal Frambusia: Gejala, Penyebab & Cara Mencegahnya

Mengenal penyakit frambusia, mulai dari gejala, penyebab, cara mencegah dan pengobatannya.

Mengenal Frambusia: Gejala, Penyebab & Cara Mencegahnya
Ilustrasi Frambusia. foto/istockphoto

tirto.id - Anda harus waspada terhadap gangguan kesehatan bernama frambusia atau yaws, atau kerap disebut sebagai patek. Apalagi, bila Anda memiliki buah hati yang masih berusia kanak-kanak.

Gangguan kesehatan ini cukup mengkhawatirkan karena penularan penyakit ini terjadi secara langsung dari manusia ke manusia, dan sebagian besar penularannya terjadi pada anak-anak.

Menurut laman Dinas Kesehatan Kota Malang, frambusia adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi kronis bakteri. Anda bisa melihatnya sebagai lesi pada kulit.

Jika tidak segera diatasi maka penyakit ini bisa menyebabkan cacat pada tulang

Penyebab Frambusia

Menurut laman Very Well Health, frambusia disebabkan oleh bakteri TreponemaPallidum, subspesies pertenue yang masih kerabat dekat dari bakteri penyebab sifilis.

Anda bisa terkena frambusia bila melakukan kontak dengan kulit seseorang yang terinfeksi frambusia.

Bakteri frambusia sendiri, sesungguhnya, tidak dapat menembus kulit utuh, tetapi bisa masuk melalui luka lecet, goresan atau luka infeksi kulit lainnya.

Jadi, frambusia menular bila menyentuh luka seseorang yang terinfeksi dan kemudian menyentuh luka atau goresan pada kulit Anda sendiri.

Frambusia ini amat rentan terjadi pada anak-anak, karena ketika bermain, terutama di tempat-tempat terbuka dan umum, anak-anak amat mudah terekspos berbagai bakteri, salah satunya adalah bakteri penyebab frambusia ini.

Gejala Frambusia

Untuk mengatasi frambusia, Anda perlu mencermati berbagai gejalanya. Berikut adalah beberapa gejala frambusia, yaws atau patek ini, seperti dilansir situs WHO:

  • Muncul papiloma (tumor mirip kutil) yang dipenuhi bakteri, kadang terasa gatal;
  • Jika tidak segera diobati papiloma akan memborok atau muncul ulkus frambusia (bisul) atau berupa krusta/luka terbuka/koreng dan rasanya tidak sakit;
  • Muncul makula papula (ruam coklat kering berkerak);
  • Muncul hiperkeratosis (penebalan kulit) di telapak tangan atau kaki;
  • Pada akhirnya bisa muncul nyeri tulang dan sendi, bahkan sering terjadi perubahan bentuk tulang dan sendi.

Penularan Frambusia

Penyakit yang mudah menyebar ini ditularkan melalui lesi atau gangguan kulit yang mengeluarkan cairan (getah, eksudat) yang mengandung banyak bakteri.

Bakteri itu kemudian masuk melalui luka lecet, goresan atau luka akibat infeksi kulit lainnya.

Berikut adalah beberapa faktor yang bisa memengaruhi penularan frambusia:

  1. Lingkungan tempat tinggal yang kumuh, panas dan lembab;
  2. Penularan frambusia paling banyak terjadi pada musim penghujan, karena ketika itu, lingkungan sekitar banyak menjadi lembab dan kotor, dan banyak anak-anak bermain di genangan air bekas air hujan;
  3. Perilaku jarang mandi;
  4. Sering bergantian menggunakan pakaian yang sama dengan orang lain yang menderita frambusia;
  5. Membiarkan luka terbuka dan tidak menjaga kebersihan luka terbuka itu;
  6. Memiliki penyakit kudis, bisul, atau luka lain yang bisa menjadi tempat masuknya bakteri penyebab frambusia.

Cara Mencegah Frambusia dan Pengobatannya

Frambusia sangat mudah diobati. Satu suntikan antibiotik, menurut WHO, biasanya sudah cukup untuk menyembuhkan infeksi awal, baik dengan menggunakan suntikan azitromisin atau penisilin, dan tahap selanjutnya dapat diobati dengan tiga dosis mingguan.

Penyembuhan total frambusia terjadi pada 95 persen kasus, dan biasanya jarang kambuh lagi.

Pencegahan

Dikutip Very Well Health, tidak ada vaksin yang tersedia untuk mencegah infeksi frambusia.

Cara terbaik untuk mencegah penyakit ini adalah dengan mendiagnosis dan mengobati orang yang mengidapnya dan orang-orang di sekitarnya, yang secara efektif ini akan memutus rantai penularan yang membuat bakteri terus berjalan.

Seperti banyak infeksi bakteri, frambusia juga dapat dicegah dengan praktik kebersihan yang baik, seperti mencuci tangan.

Baca juga artikel terkait MENGENAL atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Dhita Koesno