Menuju konten utama

Mengenal Apa Itu Sindrom Mythomania dan Ciri- Cirinya

Orang dengan sindrom mythomania cenderung melakukan kebohongan secara kompulsiif secara terus menerus tanpa motif dan tujuan yang jelas.

Mengenal Apa Itu Sindrom Mythomania dan Ciri- Cirinya
Ilustrasi berbohong. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Mythomania merupakan suatu kondisi dimana penderitanya akan berbohong secara kompulsif tanpa tujuan tertentu. Kebohongan dilakukan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama. Berbeda dengan kebohongan biasa, sindrom mythomania memiliki ciri-ciri khusus yang bisa dikenali.

Berbohong merupakan manipulasi informasi dan perilaku yang biasanya sengaja dilakukan saat interaksi sosial untuk mendapatkan manfaat atau tujuan tertentu. Sebaliknya sindrom mythomania ini berbeda dengan kebohongan biasa.

Dilansir dari jurnal Psikologi Universitas Negeri Semarang, Sindrom Mythomania disebut sebagai bohong patologis atau pseudologia fantasia. Bahkan Sindrom Mythomania ini tidak termasuk ke dalam gangguan mental, namun hanya simptom atau gejala dari gangguan kepribadian anti-sosial.

Ciri-Ciri Sindrom Mythomania

Biasanya orang akan melakukan kebohongan untuk motif tertentu, misalnya malu akan kondisinya atau karena kondisi yang terpojok. Misalnya tentang pencapaian, perasaan, kehidupan sosial, usia, pendapatan, dan sebagainya. Kebohongan ini umum terjadi karena bersifat insidental. Namun kebohongan mythomania berbeda dengan kebohongan biasa.

Orang dengan mythomania akan tetap berbohong meskipun kebohongan yang ia ceritakan tidak memberikan keuntungan sama sekali pada dirinya. Sindrom mythomania bersifat fantasi sehingga penderitanya akan menggabungkan khayalannya dengan fakta. Bahkan dalam tingkat yang lebih berat, penderitanya akan sulit membedakan mana yang khayalannya atau bukan.

Penderita Mythomania sebenarnya tahu bahwa ia sedang berbohong. Ia juga paham akan risiko tindakannya itu. Namun, layaknya kebiasaan yang setiap saat dilakukania tidak bisa berhenti untuk melanjutkan kebohongannya. Meskipun dengan kebohonganya itu, reputasinya bisa rusak.

Penyebab Sindrom Mythomania sampai saat ini masih belum diketahui. Tidak jelas apakah kebohongan patologis ini merupaan gejala dari kondisi lain atau kondisi itu sendiri.

Namun MedicalNewsToday menyebutkan bahwa kebohongan yang bersifat kompulsif merupakan salah satu ciri dari beberapa kondisi lain seperti gangguan kepribadian (personality disorder) atau gangguan buatan (factitious disorder).

Berikut ini merupakan ciri khas sindrom mythomania yang bisa dikenali, yaitu:

  • Kebohongannya tidak memiliki motif atau keuntungan khusus.
  • Kisah yang diceritakan biasanya bersifat dramatis, rumit, dan detail.
  • Biasanya menggambarkan dirinya sebagai pahlawan atau korban untuk mencari simpati.
  • Ketika menyampaikan kebohongan, mereka tampak yakin dan percaya bahwa kebohongannya benar-benar terjadi.
  • Menanggapi pertanyaan dengan rumit dan cepat namun biasanya tanggapannya tidak jelas dan tidak bisa memberikan jawaban untuk pertanyaan itu.
  • Memiliki versi berbeda dari cerita yang sebenarnya sama, biasanya mereka melupakan beberapa detail cerita sebelumnya.
  • Penderita sindrom mythomania tidak merasa bersalah atau tidak takut risiko ketahuan.

Perbedaan Kebohongan Biasa dengan Kebohongan Mythomania

Pada dasarnya, kebohongan yang disampaikan orang biasa dengan orang dengan mythomania bisa berbeda. Berikut beberapa contoh kebohongan biasa dengan kebohongan mythomania:

1. Kebohongan Biasa

  • Mengatakan sedang sakit kepala sebagai alasan untuk keluar dari rapat.
  • Mengatakan telah membayar tagihan telepon ketika lupa membayarnya.
  • Berbohong tentang mengapa terlambat datang ke kantor.

2. Kebohongan Mythomania

  • Membuat pencapaian palsu seperti telah mencapai pencapaian tertentu atau mengalami sesuatu yang sebenarnya belum pernah dialami.
  • Mengaku memiliki penyakit kronis yang mengancam jiwa padahal sedang sehat.
  • Mengaku memiliki koneksi dengan orang terkenal agar orang lain terkesan.

Baca juga artikel terkait GAYA HIDUP atau tulisan lainnya dari Robiatul Kamelia

tirto.id - Gaya hidup
Kontributor: Robiatul Kamelia
Penulis: Robiatul Kamelia
Editor: Yonada Nancy