tirto.id - Perselingkuhan sering kali menjadi masalah serius dalam sebuah hubungan. Tak jarang bahkan sepasang kekasih atau suami istri memilih untuk berpisah usai pasangannya kepergok selingkuh.
Psikolog dari Universitas Indonesia A. Kasandra Putranto mengingatkan pentingnya menjaga komitmen dalam hubungan agar tidak terjadi perselingkuhan.
Ada pun cara yang dapat dilakukan untuk menghindari perselingkuhan dalam hubungan, menurut Kasandra, di antaranya,
1. Mewujudkan komunikasi secara transparan dan harmonis atas saling pengertian satu sama lain.
2. Meningkatkan kekuatan dan ketahanan diri yang dilandasi konsep diri dan rasa percaya diri yang mantap.
"Kondisi ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan secara tepat dan bertanggung jawab serta terhindar dari kemungkinan pengaruh negatif pihak lain," imbuh dia.
3. Mengembangkan kontak sosial secara baik dan sehat baik di dalam maupun di luar keluarga juga penting dilakukan.
Sementara itu, jika menjadi korban, Kasandra juga membagikan tips yang dapat dilakukan untuk membantu pemulihan pasca perselingkuhan, di antaranya,
1. Mengatur tahapan penyembuhan, hal ini, salah satunya bisa dilakukan dengan bantuan psikolog.
2. Memperoleh kisah-kisah positif dari membaca buku, bertemu psikolog maupun menonton film.
3. Menyadari dampak perselingkuhan, dan memilih jalan yang positif.
"(Pemulihan) juga dapat dilakukan dengan menyusun rencana yang sehat dan produktif, hingga menjalankan proses terapi berkelanjutan," pungkasnya.
Tanda pasangan selingkuh
DilansirPsychology Today, tanda-tanda perselingkuhan memang terlihat berbeda di setiap hubungan, tapi ada beberapa kesamaan yang bisa diperhatikan.
Yang perlu digarisbawahi setiap orang dapat menafsirkan tanda peringatan secara berbeda, penting untuk mendekati tanda-tanda ini dengan pertimbangan yang cermat sebelum mengambil kesimpulan. Berikut ini Tirto merangkum sejumlah tanda pasangan yang berselingkuh.
1. Berlebihan memberikan afeksi
Studi yang sama menyebutkan, pelaku selingkuh cenderung memberikan afeksi berlebihan pada pasangannya sebagai upaya untuk meningkatkan kepuasan pasangan pada hubungan. Hal ini bisa ditandai dengan peningkatan aktivitas seksual dalam hubungan.
Selain itu dalam sikap defensifnya, pelaku selingkuh juga tidak akan ragu mengatakan hal-hal yang merendahkan tentang orang yang dicurigai sebagai selingkuhan mereka. Mengutip dari Men's Health, ini merupakan upaya pelaku untuk mengurangi kecurigaan pasangan terhadap kesalahan yang ia lakukan.
2. Menggunakan gadget dengan diam-diam
Di zaman ini, penggunaan gadget seperti smartphone atau komputer menjadi senjata yang paling rasional untuk melancarkan perselingkuhan. Ironisnya, gadget juga dapat menjadi salah satu bukti perselingkuhan.
Menurut Psychology Today pelaku selingkuh cenderung menggunakan ponsel dan komputer lebih sering daripada sebelumnya. Selain itu pelaku juga secara ketat menjaga gadget yang mereka gunakan lebih dari biasanya, seperti:
- mulai mereset password dan menggantinya setiap kesempatan,
- rajin membersihkan riwayat browser atau ruang obrolan,
- tidak melepaskan gadget kemanapun ia pergi, bahkan ke kamar mandi,
- menolak meminjamkan ponsel ke pasangan dan menolak secara berlebihan.
3. Mengecam perilaku pasangan
Pelaku selingkuh cenderung memusuhi pasangan dan secara terang-terangan mengatakan ketidakpuasan terhadap hubungan yang sedang dijalani. Ketidakpuasan dapat ditunjukkan dengan seringnya pelaku mengkritisi pasangan atas hal-hal sepele, terlepas itu kesalahan yang dilakukan pasangan atau tidak.
Perilaku ini salah satu cara pelaku untuk menyalahkan pasangan dan mendorong pasangan menjauh. Pelaku juga cenderung tidak menghargai kebaikan-kebaikan pasangan yang terjadi selama menjalani hubungan. Perilaku ini seringkali digunakan sebagai pembenaran untuk menutupi lubang yang pelaku sembunyikan selama ini.
4. Perubahan jadwal kegiatan
Ini merupakan kecurigaan yang umum terjadi dalam hubungan. Perubahan jadwal kegiatan memang dapat terjadi pada siapa saja, namun dalam kasus ini perubahan jadwal kegiatan sering terjadi dan dalam waktu yang tidak rasional.
Sebagai contoh, seseorang lebih sering melakukan dinas keluar kota padahal sebelumnya tidak pernah, sering membatalkan janji, atau keluar larut malam tanpa alasan yang jelas.
5. Menuduh pasangan berselingkuh
Pelaku perselingkuhan akan menuduh pasangan berselingkuh sebagai proyeksi perilaku mereka sendiri. Perilaku ini merupakan indikasi bahwa pelaku mungkin tidak mempercayai dirinya sendiri.
"Seringkali, ketika seseorang menuduh Anda memiliki perasaan romantis atau keterlibatan dengan orang lain, mereka memproyeksikan perasaan mereka sendiri kepada Anda," kata ahli psikologis klinis, Susan Heitler, seperti yang dilansir dari Men's Health.
6. Menyebut nama orang lain berulang kali
Penulis sekaligus pakar hubungan Abby Rodman, menyebutkan bahwa ketika pasangan sering menyebutkan nama orang yang sama setiap percakapan, bisa menjadi salah satu tanda perselingkuhan.
“Ketika seseorang terlibat secara emosional dengan orang lain, perasaan itu cenderung menyebar ke alam lain kehidupan,” kata Rodman seperti yang dikutip dari Health Fully. Hal ini satu tingkat perlu diwaspadai apabila pasangan dengan sadar ataupun tidak mengetahui hal-hal yang bersifat pribadi dari orang tersebut.
Alasan seseorang berselingkuh
Menemukan pasangan telah mengkhianati Anda bisa sangat menghancurkan. Anda mungkin merasa sakit hati, marah, sedih, atau bahkan sakit secara fisik. Tetapi di atas semua itu, Anda mungkin bertanya-tanya “mengapa?” pasangan melakukan perselingkuhan?
Sebuah studi pada 2017 yang diterbitkan dalam The Journal of Sex Research lantas mengeksplorasi topik ini. Studi ini menggunakan survei online untuk menanyakan 495 orang yang telah berselingkuh dalam hubungan romantis tentang alasan mereka melakukan selingkuh.
Partisipan terdiri dari 259 wanita, 213 pria, dan 23 orang yang tidak menyebutkan jenis kelaminnya.
Studi ini mengidentifikasi beberapa faktor pendorong utama yang berkontribusi pada perselingkuhan. Berikut ini adalah beberapa alasan orang melakukan selingkuh, seperti dilansir dari Healthline
1. Kemarahan atau balas dendam
Orang terkadang menipu karena marah atau keinginan untuk membalas dendam. Mungkin Anda baru saja mengetahui pasangan Anda selingkuh. Anda tercengang dan terluka. Anda mungkin ingin membuat pasangan Anda mengalami emosi yang sama sehingga mereka benar-benar memahami rasa sakit yang mereka sebabkan kepada Anda.
2. Jatuh cinta
Perasaan senang jatuh cinta pada seseorang umumnya tidak berlangsung selamanya. Saat pertama kali jatuh cinta dengan seseorang, Anda mungkin mengalami gairah, kegembiraan, dan aliran dopamin hanya dengan menerima pesan dari mereka.
Tetapi intensitas perasaan ini biasanya memudar seiring waktu. Tentu, cinta yang stabil dan abadi itu ada.
Setelah rasa cinta mulai memudar, Anda mungkin menyadari bahwa cinta itu tidak ada. Atau mungkin Anda menyadari bahwa Anda sedang jatuh cinta dengan orang lain.
3. Masalah komitmen
Orang-orang yang mengalami kesulitan dengan komitmen mungkin lebih cenderung untuk selingkuh dalam beberapa kasus.
4. Kebutuhan yang tidak terpenuhi
Terkadang, kebutuhan salah satu atau kedua pasangan akan keintiman tidak terpenuhi dalam suatu hubungan. Banyak orang yang memilih untuk bertahan dalam hubungan, seringkali berharap keadaan akan membaik.
Tetapi kebutuhan yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan frustrasi, yang mungkin memburuk jika situasinya tidak membaik. Ini dapat memberikan motivasi untuk memenuhi kebutuhan dengan berselingkuh.
5. Hasrat seksual
Keinginan sederhana untuk berhubungan seks dapat memotivasi beberapa orang untuk selingkuh. Faktor lain, termasuk kesempatan atau kebutuhan seksual yang tidak terpenuhi, juga dapat berperan dalam perselingkuhan yang dimotivasi oleh keinginan.
Tetapi ada juga orang yang sudah memiliki hubungan seksual memuaskan tetap masih ingin berhubungan seks dengan lebih banyak orang. Ini mungkin terjadi karena hasrat seksual yang tingkat tinggi.
Editor: Iswara N Raditya