Menuju konten utama
Informasi Kesehatan

Mengenal Apa Itu Evans Syndrome, Gejala, dan Apa Penyebabnya

Mengenal evans syndrome, apa saja gejala dan penyebabnya, serta cara mengobatinya.

Mengenal Apa Itu Evans Syndrome, Gejala, dan Apa Penyebabnya
Ilustrasi Anatomi Sistem Peredaran Darah Manusia. FOTO/iStockphoto

tirto.id - Evans syndrome merupakan kelainan langka yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan sel darah.

Dilansir dari laman Children's Hospital, evans syndrome merupakan penyakit autoimun yang membuat antibodi tubuh menyerang sel darah merah yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh tubuh, trombosit, dan/atau sel darah putih.

Penyakit ini sekilas terlihat seperti kombinasi dari penyakit autoimmune hemolytic anemia (kerusakan pada sel darah merah), thrombocytopenia (kekurangan kadar trombosit), dan neutropenia (kekurangan kadar sel darah putih).

Diperkirakan sekitar kurang dari 5 ribu orang di Amerika Serikat mengalami penyakit ini.

Penyebab, Gejala, dan Pengobatan Evans Syndrome

Sejauh ini tidak ditemukan penyebab genetik dari evans syndrome dan kejadian pada keturunan tergolong langka.

Pada sekitar 60 persen penderita evans syndrome juga mengalami thrombocytopenia, sementara 30 persen lainnya juga mengalami autoimmune hemolytic anemia.

Dilansir dari laman Medical News Today, penyebab utama dari evans syndrome belum bisa dipastikan.

Pada umumnya sistem kekebalan tubuh yang sehat berfungsi untuk melindungi tubuh dari kuman, penyakit, dan virus.

Ketika penyakit itu masuk ke dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh akan membuat antibodi untuk menghancurkannya.

Dalam evans syndrome, sistem kekebalan tubuh menganggap sel-sel darah sebagai penyakit dan menciptakan antibodi untuk merusak sel-sel darah tersebut.

Gejala-gejala evans syndrome terbagi dari jenis sel darah yang terdampak. Meskipun gejala-gejala tersebut mirip dengan gejala leukemia atau limfoma, evans syndrome memiliki kombinasi gejala tersendiri sebelum bisa didiagnosa.

Jika seseorang mengalami kerusakan pada sel darah merah, maka gejala yang muncul antara lain adalah:

  • Warna kekuningan pada kulit
  • Urine berwarna coklat gelap
  • Kulit pucat
  • Letih lesu
  • Kelelahan kronis
  • Napas pendek
Jika seseorang mengalami kerusakan pada sel trombosit, maka gejala yang muncul antara lain adalah:

  • Memar-memar
  • Petechia, yaitu titik merah kecil di bawah lapisan kulit akibat pendarahan
  • Pendarahan lainnya seperti mimisan
Jika seseorang mengalami kerusakan pada sel darah putih, maka gejala yang muncul antara lain adalah:

  • Demam tinggi
  • Sariawan
  • Meningkatnya infeksi bakteri
Penderita evans syndrome juga kemungkinan mengalami pembesaran atau pembengkakan pada ginjal, hati, dan kelenjar getah bening.

Cara mendiagnosa penyakit evans syndrome bisa dilakukan dengan beberapa cara seperti penghitungan sel darah, tes Coombs secara langsung atau tidak langsung, biopsi sumsum tulang belakang, dan CT Scan.

Melalui tes-tes tersebut, akan ditentukan gejala apa saja yang muncul dari ketiga sel darah yang ada dalam tubuh.

Dilansir dari laman Healthline, pengobatan evans syndrome bisa dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

  • Corticosteroid, yaitu pengobatan untuk menurunkan aktivitas sistem kekebalan tubuh
  • Suntikan antibodi dari orang yang sehat untuk mencegah sistem kekebalan tubuh memproduksi antibodi yang akan merusak sel-sel darah
  • Obat immunosuppressive untuk menurunkan aktivitas sistem kekebalan tubuh
  • Rituximab, yaitu obat yang digunakan untuk mengatasi efek samping dari obat immunosuppressive
  • Transplantasi pangkal sel hematopoietik untuk memperbaiki sistem kekebalan tubuh.

Baca juga artikel terkait EVANS SYNDROME atau tulisan lainnya dari Muhammad Iqbal Iskandar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Muhammad Iqbal Iskandar
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Dhita Koesno