Menuju konten utama
Kesehatan

Mengenal Fetal Alcohol Syndrome, Penyebab, Gejala, & Pengobatan

Fetal alcohol syndrome (FAS) adalah serangkaian gejala dan gangguan pada perkembangan janin yang terjadi akibat ibu mengonsumsi alkohol saat hamil.

Mengenal Fetal Alcohol Syndrome, Penyebab, Gejala, & Pengobatan
Ilustrasi. foto.istockphoto

tirto.id - Ibu hamil yang mengonsumsi alkohol berisiko mengalami fetal alcohol syndrome (FAS). FAS merupakan kondisi yang dapat memicu gangguan terhadap perkembangan janin.

Menurut Cleveland Clinic, FAS adalah serangkaian gejala yang terjadi bersamaan, akibat dari penyakit tertentu, atau akibat dari sebuah kondisi abnormal.

FAS dapat berkembang selama bayi masih dalam tahapan fetus. Akibatnya, saat lahir bayi rentan mengalami kelainan bentuk fisik hingga masalah mental. Bayi yang mengembangkan FAS tidak dapat disembuhkan karena sindrom ini bersifat permanen.

Kasus FAS parah dapat memicu fetal alcohol spectrum disorder (FASDs), yaitu sebuah gangguan perkembangan saraf pada bayi akibat paparan alkohol.

Penyebab Fetal Alcohol Syndrome

Ada beberapa penyebab mengapa FAS bisa terjadi ketika ibu hamil mengonsumsi alkohol. Masih menurut Cleveland Clinic, berikut daftar penyebab dan faktor risiko FAS akibat mengonsumsi alkohol:

  • Alkohol dapat membunuh sel di berbagai bagian janin sehingga perkembangan fisik bayi menjadi tidak normal.
  • Alkohol dapat mengganggu cara sel-sel saraf berkembang, seperti bagaimana mereka bergerak untuk membentuk berbagai bagian otak serta fungsinya.
  • Alkohol dapat mempersempit pembuluh darah, sehingga aliran darah ke plasenta makin lambat, yang mengakibatkan kurangnya oksigen dan nutrisi ke fetus.
  • Alkohol dapat memproduksi zat beracun saat tubuh mengonsumsi alkohol, zat beracun ini kemudian dapat menumpuk di sel otak bayi dan mengakibatkan kerusakan.

Gejala Fetal Alcohol Syndrom

Kondisi FAS pada bayi bisa dikenali dengan serangkaian gejala fisik dan mental. Melansir Mayo Clinic berikut daftar gejala bayi yang mengalami FAS:

1. Mengalami cacat fisik, berupa:

  • mata kecil, bibir atas yang sangat tipis, hidung pendek dan seperti terbalik, permukaan kulit antara hidung dan bibir atas sangat halus;
  • kelainan bentuk sendi, tungkai dan jari;
  • pertumbuhan fisik sebelum dan sesudah lahir sangat lambat;
  • gangguan penglihatan, atau mengalami masalah pendengaran;
  • lingkar kepala dan ukuran otak kecil;
  • kelainan jantung dan masalah dengan ginjal dan tulang.

2. Mengalami masalah pada otak dan sistem saraf utama, termasuk:

  • sistem koordinasi dan keseimbangan yang buruk;
  • mengalami disabilitas intelektual, kesulitan belajar, dan keterlambatan perkembangan;
  • memiliki ingatan yang buruk;
  • sulit untuk fokus dan memproses informasi;
  • sulit untuk melakukan analisa dan memecahkan masalah;
  • sulit untuk melakukan identifikasi terhadap berbagai konsekuensi dan pilihan-pilihan;
  • sangat buruk untuk melakukan penilaian;
  • selalu gelisah dan hiperaktif;
  • sangat mood swing.

3. Mengalami masalah sosial dan perilaku, di antaranya:

  • kesulitan ketika belajar dan bergaul di sekolah;
  • sulit untuk bergaul dengan orang lain;
  • kemampuan bersosialisasi yang sangat buruk;
  • sulit beradaptasi dengan tugas-tugas atau suasana baru;
  • kesulitan untuk mengontrol perilaku dan dorongan dari dalam diri;
  • memiliki konsep waktu yang sangat buruk;
  • sulit sekali untuk tetap fokus dan mengerjakan tugas yang sedang dikerjakan;
  • sulit untuk merencanakan atau bekerja berdasarkan tujuan.

Cara Pengobatan Fetal Alcohol Syndrom

Fetal alcohol syndrome ini sebenarnya tidak dapat diobati. Tetapi ada sejumlah cara yang dapat dilakukan agar anak-anak yang terlahir dengan sindrom ini dapat mencapai potensi terbaik mereka.

Upaya ini bisa dimaksimalkan terutama jika kondisi anak didiagnosis lebih awal. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan oleh orang tua yang anaknya terlahir dengan FAS, seperti dilansir dari Kids Health:

  • intervensi atau penanganan lebih awal, serta lebih cermat terhadap anak yang memiliki sindrom ini;
  • memasukan anak ke sekolah khusus;
  • terapi wicara, occupational therapy, dan terapi fisik;
  • menyekolahkan anak yang memiliki kelas keterampilan sosial anak-anak;
  • konseling bersama dengan orang yang profesional dalam bidang kesehatan mental;
  • memberikan resep obat dari dokter untuk membantu masalah-masalah yang mungkin dialami anak, seperti ADHD (attention deficit hyperactivity disorder), depresi, perilaku agresif, gangguan tidur, dan kecemasan berlebihan;
  • orang tua meningkatkan kapasitasnya dengan mengikuti berbagai pelatihan agar dapat mempelajari cara terbaik merawat dan menangani anak dengan FAS.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Lucia Dianawuri

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Lucia Dianawuri
Penulis: Lucia Dianawuri
Editor: Yonada Nancy