Menuju konten utama
19 November 2004

Mengapa SpongeBob Populer Walau Sarat Kontroversi?

Tepat 13 tahun, versi layar lebar SpongeBob mulai tayang sekaligus menegaskan: SpongeBob seng ada lawan!

Mengapa SpongeBob Populer Walau Sarat Kontroversi?
Ilustrasi Spongebob di Bikini Bottom. tirto.id/Nickelodeon

tirto.id - Latar belakang Stephen Hillenburg sangat membantu. Pria berkebangsaan Amerika Serikat tersebut adalah ahli biologi kelautan. Maka ketika Hillenburg meninggalkan pekerjaannya untuk menjadi animator, hasilnya adalah SpongeBob SquarePants.

“Saat masih kecil saya sangat menyukai Jacques Cousteau dan mulai scuba-diving saat berusia sekitar 14 tahun, dan itu luar biasa. Semuanya berwarna, seperti berada di dunia yang berbeda,” ujar Hillenburg kepada Guardian. “Saya mempelajari perencanaan sumber daya alam dan saya berpikir untuk bekerja di sebuah taman kelautan. Namun saya hebat dalam bidang seni dan biasa saja di biologi kelautan. Lucu bagaimana keduanya bersatu pada akhirnya.”

Setelah melepas pekerjaannya di bidang biologi kelautan, Hillenburg bekerja untuk Nickelodeon. Saat itu Hillenburg sudah menulis komik berjudul The Intertidal Zone, yang salah satu tokohnya adalah bunga karang (sponge) yang bisa berbicara. “Salah satu karyawan [Nickelodeon] melihatnya dan berkata: ‘ini bisa jadi acaramu sendiri,’” Hillenburg berkisah.

Intuisi itu terbukti. Di antara seri-seri keluaran Nickelodeon, SpongeBob rutin mendapat rating tertinggi.

Humor dalam SpongeBob lebih visual ketimbang verbal karena para penulisnya juga menggambar. Animasinya, tulis Alessandra Stanley di New York Times, digambar menggunakan tangan seperti animasi Bugs Bunny dan Road Runner – dua dari beberapa kartun yang menginspirasi Hillenburg. Setiap episode SpongeBob membutuhkan lebih dari 20 ribu gambar; satu episode berdurasi sebelas menit.

Pada masa-masa awal SpongeBob, Hillenburg menonton banyak film pendek bisu seperti Laurel and Hardy, Charlie Chaplin, dan Buster Keaton. Aktor Aktor lawak Jerry Lewis dan Pee-wee Herman juga merupakan inspirasi Hillenburg.

Gay dan Menurunkan Konsentrasi Anak

Dalam beberapa tahun sejak SpongeBob SquarePants tayang perdana pada April 1999, posisi Nickelodeon dalam bisnis lisensi produk konsumen semakin mantap. Pada 2002 saja, divisi produk konsumen Nickelodeon Entreprises menghasilkan 2,5 milyar dolar AS dari penjualan produk – 700 juta di antaranya dari produk-produk bertema SpongeBob. Total Nilai tersebut meningkat 19 persen dari tahun sebelumnya.

Per 2015, dilaporkan oleh Bloomberg, Nickelodeon memiliki lebih dari seribu anggota di seluruh dunia, yang telah membeli lisensi Nickelodeon untuk menggunakan citra SpongeBob dalam produk-produk mereka. Juga, total keuntungan – belum termasuk pengiklanan dan pendapatan box office – dari SpongeBob per 2015 mencapai 12 miliar dolar AS.

Selain keuntungan finansial, berdasarkan data IMDB, SpongeBob juga membawa Nickelodeon meraih nyaris 40 penghargaan. Jumlah tersebut masih mungkin bertambah, mengingat SpongeBob sudah memasuki musim kesebelas dan masih populer.

Namun selain catatan-catatan positif, SpongeBob tersangkut beberapa kontroversi publik. Di antaranya adalah spekulasi mengenai orientasi seksual SpongeBob, tokoh utama dalam tayangan ini. Sebuah kelompok konservatif kristen Amerika Serikat menuduh SpongeBob gay karena bergandengan tangan dengan Patrick, kawan dekatnya, dan gemar menonton The Adventures of Mermaid Man and Barnacle Boy, acara televisi dalam seri SpongeBob.

Infografik Mozaik Spongebob

Juga, SpongeBob pernah dituntut karena dianggap menanamkan budaya makan tidak sehat kepada anak-anak. Namun kontroversi yang paling ramai jadi perbincangan adalah: menonton SpongeBob membuat anak-anak sulit berkonsentrasi.

Kesimpulan penelitian yang diterbitkan jurnal Pediatrics pada Oktober 2011 menyebutkan, “hanya sembilan menit menonton kartun televisi bertempo cepat dapat menyebabkan efek negatif terhadap fungsi eksekutif anak berusia 4 tahun. Orang tua harus menyadari bahwa acara televisi bertempo cepat dapat, setidaknya sementara, melemahkan fungsi eksekutif anak-anak.”

Metode penelitian tersebut adalah menempatkan 60 orang anak berusia empat tahun secara acak ke dalam salah satu dari tiga kelompok – menonton kartun bertempo cepat, menonton kartun edukatif, dan menggambar. Semuanya dilakukan selama sembilan menit. Langsung setelahnya, anak-anak diberi serangkaian tes menyangkut fungsi eksekutif. Kartun yang ditayangkan dalam penelitian ini adalah SpongeBob; yang adegannya berganti setiap setiap 11 detik. Sebagai perbandingan, acara bertempo lambat memiliki pergantian adegan setiap 34 detik.

Nickelodeon menolak hasil penelitian tersebut karena target SpongeBob adalah anak berusia 6 hingga 11 tahun, serta karena ukuran sample penelitian tersebut terlalu kecil dan semuanya berkulit putih serta berasal dari keluarga kelas menengah dan atas Amerika Serikat.

SpongeBob di Layar Lebar

Salah satu kunci keberhasilan SpongeBob SquarePants adalah durasinya: 11 menit. Karena itulah Stephen Hillenburg terus menerus berkata tidak setiap kali Nickelodeon (bersama Paramount) mendesaknya untuk membuat SpongeBob versi layar lebar. Karena itu pula Hillenburg, yang pada akhirnya sepakat, menyebut durasi film layar lebar SpongeBob – 75 menit – “lebih dari 6,81818181 kali 11 menit.”

“Membuat film berdurasi 75 menit tentang SpongeBob yang membuat agar-agar ubur-ubur adalah sebuah kesalahan, menurut saya” ujar Hillenburg sebagaimana dikutip dari New York Times. “Filmnya harus bercerita tentang SpongeBob dalam petualangan hebat. Dari sanalah komedinya berasal, dari dua karakter naif, SpongeBob dan Patrick, dalam pengembaraan heroik yang sangat berbahaya, dengan segala rintangannya.”

Proses penulisan (atau penggambaran) film SpongeBob melibatkan penulis dan animator seri televisinya: Paul Tibbitt, Derek Drymon, Aaron Springer, Kent Osborne, dan Tim Hill. Namun “gagasannya datang dari dia (Hillenburg),” ujar Tom Kenny, pengisi suara SpongeBob.

The SpongeBob SquarePants Movie, yang dirilis pada 19 November 2004, hari ini tepat 13 tahun silam, pada akhirnya berdurasi 1 jam 27 menit. Film tersebut bercerita mengenai petualangan SpongeBob untuk menemukan mahkota King Neptune yang dicuri. Diproduksi dengan anggaran 30 juta dolar AS, film ini menghasilkan lebih dari 140 juta dolar AS dalam 126 hari (18 pekan) penayangan – biaya produksinya saja sudah tertutupi oleh penghasilan di pekan pertama, yang mencapai 32 juta dolar AS.

The SpongeBob SquarePants Movie meraih satu penghargaan, sama seperti sekuelnya, The SpongeBob Movie: Sponge Out of The Water (2015). Film kedua ini diproduksi dengan anggaran yang lebih besar, 74 juta dolar AS. Pekan pertama tak berhasil menutup biaya produksi, namun film ini menghasilkan lebih dari 325 juta dolar AS hanya dalam 112 hari (16 pekan).

Baca juga artikel terkait ANIME atau tulisan lainnya dari Taufiq Nur Shiddiq

tirto.id - Film
Reporter: Taufiq Nur Shiddiq
Penulis: Taufiq Nur Shiddiq
Editor: Zen RS