tirto.id - Penonton televisi merentang dari segala usia, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Masing-masing punya jenis tontonannya sendiri-sendiri. Sayangnya, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menilai saat ini acara untuk anak-anak di stasiun televisi di Indonesia sangat minim.
Mau tak mau anak-anak menonton acara untuk orang dewasa meski sebenarnya menyimpan dampak negatif bagi perkembangan mereka ke depan.
"Anak-anak Indonesia butuh tontonan yang mendidik, berkarakter dan berbudaya," kata kata Ketua KPI Yuliandre Darwis di Padang, Sumatera Barat, Sabtu (5/8/2017) dalam seminar parenting dengan tema keselarasan pola asuh antara keluarga, satuan pendidikan dan masyarakat dalam membentuk karakter anak.
"Beberapa tahun terakhir siaran untuk anak-anak minim sekali dan kami sudah membicarakan itu dengan pihak terkait termasuk pertelevisian nasional," imbuhnya sebagaimana dikutip Antara.
Menurutnya, secara umum siaran-siaran untuk anak-anak belum memenuhi kata cukup sehingga anak-anak kekurangan tayangan yang cocok untuk umur mereka. Jika anak-anak menonton siaran yang tidak pantas untuknya, jelas dia tentu akan berdampak pada perilakunya. Misal, kebiasaan menonton gosip pada pagi hari, akan berdampak pada perilakunya ketika sudah besar.
Baca juga: Bahaya Televisi di Kamar Anak
Ia meminta ketika memproduksi tayangan untuk anak-anak, dapat dimasukkan unsur-unsur adat dan budaya yang ada di Indonesia agar mereka yang menonton dapat menyerap dan mengingat pesan yang terkandung dalam tontonannya.
Konten anak-anak dari luar negeri seperti animasi Upin dan Ipin yang merupakan salah satu contoh tontonan yang tepat bagi anak usia dini juga telah menghiasi layar kaca sejak beberapa tahun terakhir. "Saat ini televisi nasional sudah ada yang mulai memproduksi konten animasi dan ini harus kita dukung terus," jelasnya.
Menurut aturan penyiaran Indonesia, imbuhnya, 40 persen tayangan boleh diisi oleh konten luar negeri. Syaratnya harus sesuai dengan prosedur.
Baca juga: "Kita Enggak Punya Banyak Pilihan Sinetron Bagus"
Tak lupa ia juga mengingatkan orang tua agar mengontrol anak-anaknya ketika menonton televisi. Perilaku yang terbentuk tak akan dirasakan saat anak-anak tapi nanti jika si anak tumbuh dewasa.
Sementara Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Harris Iskandar mengatakan orang tua merupakan benteng utama untuk menjadikan seorang anak memiliki karakter.
"Kontrol orang tua adalah benteng utama dari pengaruh lingkungan negatif," katanya.
Penulis: Akhmad Muawal Hasan
Editor: Akhmad Muawal Hasan