Menuju konten utama

Mengapa Sering Buang Air Kecil: Gejala dan Penyebabnya

Sering buang air kecil apabila frekuensi buang air melebihi 7 kali dalam 24 jam jika telah mengonsumsi sekitar 2 liter cairan sepanjang hari.

Mengapa Sering Buang Air Kecil: Gejala dan Penyebabnya
Ilustrasi Inkontinensia Urine. foto/istockphoto

tirto.id - Sering buang air kecil atau memiliki kebiasaan buang air lebih sering dari kebanyakan orang pasti membuat tidak nyaman. Hal tersebut dapat mengganggu aktivitas dan rutinitas normal seseorang.

Mengutip laman Medical News Today, buang air kecil adalah cara tubuh membuang cairan limbah. Urine yang mengandung air, urea, dan racun yang berada di kandung kemih hingga mencapai titik penuh, sehingga pada titik ini seseorang mengeluarkannya dari tubuh.

Kebanyakan orang buang air kecil sekitar 6 hingga 7 kali per hari. Dikatakan sering buang air kecil apabila frekuensi buang air kecil melebihi 7 kali dalam 24 jam jika Anda telah mengonsumsi sekitar 2 liter cairan sepanjang hari itu.

Gejala Sering Buang Air Kecil

Gejala utama sering buang air kecil adalah Anda kerap buang air kecil tetapi tanpa peningkatan output urine.

Bergantung pada penyebab yang mendasarinya, orang yang sering buang air kecil mungkin juga mengalami:

  • Urine sering menetes setelah buang air kecil.
  • Sakit perut.
  • Inkontinensia urine.
  • Nokturia, atau sering buang air kecil di malam hari.
  • Buang air kecil yang menyakitkan.

Penyebab Sering Buang Air Kecil

Berikut ini adalah beberapa penyebab seseorang sering buang air kecil, sepeti dikutip dari laman Webmd.com:

1. Minum Air Terlalu Banyak

Seseorang mendapatkan 20-30 persen air dari makanan dan minuman. Terlalu banyak air tentunya akan membuat kita lebih sering buang air kecil.

Hal ini bisa membuat garam dalam darah berkurang terlalu banyak, sehingga tidak baik bagi kesehatan. Oleh karena itu, dianjurkan untuk minum secukupnya dan menjaga urin tetap jernih atau kuning muda.

2. Infeksi Saluran Kemih

Salah satu penyebab paling umum dari sering buang air kecil adalah bakteri yang menginfeksi ginjal, kandung kemih, atau saluran yang menghubungkannya satu sama lain ke bagian luar.

Kandung kemih akan membengkak dan tidak bisa menahan banyak urin, keruh, berdarah, atau berbau aneh. Gejala yang dialami kemungkinan adalah demam, kedinginan, mual, dan nyeri di sisi perut bagian bawah.

3. Diabetes Mellitus

Diabetes mellitus baik tipe 1 atau 2 akan meningkatkan gula darah dalam tubuh. Ginjal akan mencoba untuk menyaring, dan beberapa gula darah yang tidak tersaring akan berakhir menjadi urin.

4. Diabetes Insipidus

Berbeda dengan diabetes mellitus, diabetes insipidus tidak membuat cukup vasopresin (hormon yang bekerja memberi tahu ginjal untuk melepaskan air dalam darah). Gejala yang dialami dapat berupa mual, mudah lelah, bingung, hingga merasa sangat haus.

5. Diuretik

Mengonsumsi obat ini akan membuat kita melepaskan lebih banyak natrium ke ginjal, sehingga membuat kita buang air kecil lebih sering dari biasanya. Jika terlalu sering mengonsumsinya, tubuh juga akan kehilangan lebih banyak natrium dan kalium.

6. Sindrom Nyeri Kandung Kemih

Hal ini dapat terjadi dengan gejala rasa nyeri pada bagian bawah saat sedang buang air kecil atau berhubungan seks. Jaringan kandung kemih dapat membengkak dan sensitif.

7. Batu Ginjal

Mineral dan garam yang berlebihan dalam tubuh dapat membentuk batu kecil di ginjal. Gejalanya yakni mengalami mual, demam, kedinginan, dan rasa sakit pada punggung.

8. Kehamilan

Bayi yang tumbuh dalam perut membutuhkan lebih banyak ruang, sehingga hal tersebut akan mendorong kandung kemih dan membuat seseorang merasa harus sering buang air kecil.

Bayi yang masih berbentuk embrio pun juga dapat membuat hormon kehamilan yang disebut human shorionic chorionic gonadotropin yang membuat buang air kecil lebih banyak dari biasanya.

9. Vaginitis

Ketika vagina meradang dan terinfeksi karena bakteri, virus, obat-obatan atau bahkan perubahan hormonal akan membuat proses urin semakin cepat sehingga akan merasa lebih sering ingin buang air kecil.

10. Terlalu Banyak Alkohol atau Kafein

Alkohol dan kafein dapat bertindak sebagai diuretik dan mengeluarkan lebih banyak air dari dalam tubuh. Keduanya juga menghambat produksi vasopresin dari dalam tubuh.

11. Pelvis Lemah

Ketika otot meregang dan lemah, hal ini mungkin dapat terjadi karena kehamilan dan persalinan, membuat kandung kemih bergeser dari posisinya, atau ketika uretra (tempat buang air kecil) terentang bisa menyebabkan seseorang buang air kecil.

12. Menopause

Ketika seorang wanita berhenti menstruasi, tubuh akan memproduksi hormon estrogen yang lebih sedikit, sehingga hal tersebut membuat lebih sering buang air kecil.

13. Tumor

Baik tumor kanker maupun tumor jinak dapat membuat seseorang buang air kecil lebih banyak karena mereka menempati lebih banyak ruang di dalam atau di sekitar kandung kemih.

14. Prostat

Pria memiliki kelenjar prostat seukuran kenari, yang dapat tumbuh lebih besar setelah usia 25 tahun. Pembesaran prostat dapat membuat aliran kencing terasa lemah dan tidak merata. Hal ini dapat menyebabkan seseorang lebih banyak buang air kecil.

15. Sembelit

Jika sudah lama tidak buang air besar (sembelit), usus bisa menjadi sangat penuh sehingga mendorong kandung kemih dan membuat seseorang merasa ingin buang air kecil lebih sering. Sembelit dapat menambah masalah dengan melemahkan otot-otot dasar panggul yang membantu mengontrol usus dan kandung kemih.

16. Sleep Apnea

Tidur nyenyak memberi sinyal pada tubuh untuk membuat hormon (ADH), yakni hormon yang memberi tahu tubuh agar menahan air sampai Anda bangun. Sleep apnea mengganggu pernapasan dalam waktu yang singkat.

Hal ini menghentikan tubuh dalam mencapai pembuatan ADH. Ditambah, sehingga darah tidak mendapatkan banyak oksigen, yang memicu ginjal untuk membuang air.

Baca juga artikel terkait SERING BUANG AIR KECIL atau tulisan lainnya dari Nirmala Eka Maharani

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Nirmala Eka Maharani
Penulis: Nirmala Eka Maharani
Editor: Maria Ulfa

Artikel Terkait