tirto.id - Puluhan ribu orang di Meksiko turun ke jalan raya utama ibu kota pada hari Minggu, 13 November 2022. Mereka memprotes usulan Presiden Andreas Manuel Lopez Obrador yang ingin merombak institusi pemilihan di negara itu.
PBS News Hour memberitakan, partai-partai oposisi dan organisasi masyarakat sipil mendorong orang-orang Meksiko turun ke jalan untuk menentang usulan reformasi pemilu yang akan mengubah sistem di National Electoral Institute.
Alasan Presiden Andreas Manuel ingin mengubah institusi itu karena terikat dengan para elit, sementara menurut kritikus, perubahan itu akan mengancam independensinya dan membuat organisasi itu menjadi lebih politis.
Bagian yang akan diubah dari institusi itu adalah menghapus kantor pemilihan di tingkat negara bagian, memotong anggaran partai politik, mengurangi jumlah legislator di majelis rendah dari 500 menjadi 300 dan mengurangi jumlah senator dari 128 menjadi 96.
Pemilihan Presiden Meksiko dijadwalkan pada tahun 2024 dan konstitusi membatasi presiden untuk masa jabatan enam tahun.
Selain itu, legislator juga tidak dipilih secara langsung oleh pemilih. Nama mereka akan muncul di daftar partai dan mendapatkan kursi dari proporsi suara partai. Rencananya, proposal usulan itu akan dibahas di Kongres Meksiko dalam beberapa minggu mendatang.
Respons dari Para Pengkritik
Alejandra Galan seorang manajer berusia 45 tahun yang hadir di tengah kerumunan mengatakan: “Saya sudah muak dengan [Presiden] Andreas Manuel karena banyak berbohong, dan melakukan begitu banyak kejahatan.” Kata-kata itu dia ungkapkan sambil mengibarkan bendera Meksiko.
“Dia ingin mengambil (lembaga pemilihan) dari kami sehingga akhirnya seperti Venezuela, Kuba, tetapi kami tidak akan membiarkannya.”
Sedangkan Jorge Gonzalez (49 tahun) yang bekerja di sektor keuangan mengatakan, membandingkan masalah tersebut dengan Kuba dan Venezuela tampak berlebihan pada saat ini, tetapi menurut dia, tidak menutup kemungkinan juga akan berubah seperti negara tersebut.
“Saya pikir itu hanya selangkah lagi. Kita harus memiliki pemisahan kekuasaan yang jelas, lembaga independen dan khususnya Lembaga Pemilihan Nasional.”
“Ketakutannya adalah tidak memiliki lembaga sipil yang independen, di mana kita benar-benar dapat mempercayai dalam pemilihan dan (sebagai gantinya) kembali ke sebuah lembaga yang dijalankan oleh satu partai.”
Tanggapan Presiden Meksiko
Presiden Andreas Manuel Lopez Obrador pada Senin mengatakan, protes terhadap usulan reformasi pemilu itu adalah upaya lawan-lawannya untuk kembali ke cara lama yang korup.
"Mereka yang berdemonstrasi... mendukung korupsi, rasisme, klasisisme dan diskriminasi, itulah intinya," kata Lopez Obrador kepada wartawan sehari setelah puluhan ribu orang berbaris di Mexico City seperti dikutip France 24.
Presiden Andreas mengatakan, apa yang dilakukannya adalah sebuah usaha untuk memperkuat demokrasi. Dia pun menuduh, para pendahulunya melakukan korupsi.
Dia juga mengkritik keterlibatan dari politisi oposisi seperti mantan presiden Vincente Fox dari Partai Aksi Nasional dalam protes tersebut.
Presiden mengatakan, para demonstran memakai reformasi pemilu sebagai alasan untuk melakukan protes. Mereka, kata dia, memprotes transformasi yang terjadi di Meksiko, demikian seperti diberitakan ABC News.
Editor: Iswara N Raditya