Menuju konten utama

Mengapa Harga BBM Naik, Harga BBM di Malaysia Saat Ini & Indonesia

Di Indonesia, harga BBM paling murah adalah jenis Pertalite, yaitu Rp10.000 sedangkan harga BBM paling murah di Malaysia adalah RM2.05 atau setara Rp6.823.

Mengapa Harga BBM Naik, Harga BBM di Malaysia Saat Ini & Indonesia
Antrean kendaraan tampak mulai mengular di SPBU Cikabon Parung Panjang Kabupaten Bogor, Rabu malam (31/8/2022). (tirto.id/Selfie Miftahul)

tirto.id - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) untuk jenis Pertalite, Solar dan Pertamax pada Sabtu (3/9/2022) siang menuai kontroversi.

Bahkan, di media sosial Twitter, penolakan kenaikan BBM sempat menjadi trending topik. Warganetpun membandingkan harga BBM di Indonesia dan Malaysia.

Kata "Pertamax" hingga "Malaysia" pun sempat menjadi trending topik di Twitter pada Minggu (4/8/2022) malam. Lantas benarkah harga BBM di Malaysia lebih murah dari Indonesia?

Di Indonesia, saat ini harga BBM memang mengalami kenaikan, yaitu,

- Harga Pertalite dari Rp7.650 per liter naik menjadi Rp10.000 per liter.

- Solar bersubsidi dari Rp5.150 per liter naik menjadi Rp6.800 per liter.

- Pertamax dari Rp12.500 naik menjadi Rp14.500 per liter.

Sementara itu, berikut harga BBM di Malaysia pada 1 hingga 7 September 2022,

- Harga RON 95 adalah RM2.05 atau setara Rp6.823

- Harga RON 97 adalah RM4.30 atau setara Rp14.313

- Harga Diesel adalah RM2.15 atau setara Rp7.156

Lebih murahnya harga BBM dengan Research Octane Number (RON) 95 di Malaysia karena saat ini pemerintah Malaysia memang memberikan subsidi untuk BBM jenis ini. Sedangkan di Indonesia, harga BBM paling murah adalah jenis Pertalite yang dikategorikan dalam RON 90.

Alasan harga BBM di Indonesia naik

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan alasan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) di tengah menurunnya harga minyak dunia dalam beberapa waktu terakhir.

Menurutnya, saat ini pemerintah terpaksa mengambil kebijakan menaikkan harga BBM lantaran belanja subsidi tetap meningkat di APBN 2022.

Pemerintah melakukan perhitungan dengan berbagai skenario perubahan harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) dan dampaknya terhadap besaran subsidi di APBN tahun berjalan.

Dengan asumsi ICP berada di bawah harga 90 dolar AS per barel atau pun mengambil asumsi rata-rata dalam satu tahun di rentang 97-99 dolar AS per barel, maka belanja subsidi energi tetap akan naik dari anggaran yang dialokasikan pemerintah sebesar Rp502,4 triliun.

“Dengan perhitungan ini, maka angka kenaikan subsidi yang waktu itu sudah disampaikan di media dari Rp502 triliun tetap akan naik, tidak menjadi Rp698 triliun, namun Rp653 triliun, kami terus melakukan penghitungan,” ujarnya dikutip dari Antara.

Sri Mulyani memberikan gambaran jika harga ICP berada di 85 dolar AS per barel, maka subsidi akan tetap bertambah dari Rp502 triliun menjadi Rp640 triliun.

“Ini adalah kenaikan Rp137 triliun atau Rp151 triliun tergantung dari harga ICP,” terangnya.

Menurutnya, pemerintah akan terus mencermati harga minyak dunia karena kondisi geopolitik dan proyeksi ekonomi dunia yang masih sangat dinamis.

Presiden Jokowi menyatakan pemerintah akan mengalihkan subsidi BBM untuk bantuan sosial yang lebih tepat sasaran. Sebab, dengan adanya pengalihan subsidi BBM, maka akan terjadi penyesuaian harga BBM.

Baca juga artikel terkait MENGAPA HARGA BBM NAIK atau tulisan lainnya dari Nur Hidayah Perwitasari

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Nur Hidayah Perwitasari
Editor: Iswara N Raditya