Menuju konten utama

Mendes Minta ADD Bentuk BUMDes Perkuat Ekonomi

Pengalokasian alokasi dana desa (ADD) setiap desa mencapai Rp900 juta dan, untuk itu pemerintahan desa diminta membentuk pengembangan BUMDes guna mendorong pendapatan ekonomi masyarakat pedesaan.

Mendes Minta ADD Bentuk BUMDes Perkuat Ekonomi
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Sandjojo (kiri) menyampaikan paparan saat rapat kerja dengan Komisi V di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari.

tirto.id - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan alokasi dana desa (ADD) yang dikucurkan ke seluruh desa dapat membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) guna memperkuat pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan. Program ini memberikan Rp900 juta ke setiap desa.

"Kami optimistis tingkat pendapatan ekonomi masyarakat pedesaan lebih baik juga meningkat dengan pengembangan BUMDes itu," kata Eko saat melakukan kunjungan kerja ke Desa Kadu Agung Barat Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak, Senin (12/9/2016).

Eko mengaku, keberadaan BUMDes cukup berhasil menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat pedesaan. Selain itu, BUMDes juga dapat menyerap lapangan pekerjaan. Salah satu keberhasilan BUMDes, kata dia, terjadi di Kabupaten Garut, Jawa Barat.

Saat ini, pengalokasian ADD setiap desa mencapai Rp900 juta dan diharapkan pemerintahan desa membentuk pengembangan BUMDes guna mendorong pendapatan ekonomi masyarakat pedesaan.

Oleh karena itu, pihaknya meminta pemerintah daerah agar mendorong ADD sehingga dapat dimanfaatkan untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat desa melalui BUMdes.

"Kami mendorong BUMDes itu dapat memajukan desa dan menyejahterakan masyarakatnya," katanya.

Menurut dia, pihaknya juga memberikan apresiasi BUMDes yang dikelola pemerintahan Desa Kadu Agung Barat, Kabupaten Lebak, yang dialokasikan sebesar Rp40 juta dari ADD untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat jenis usaha jamur tiram.

Potensi usaha jamur tiram tersebut dipastikan cukup besar karena permintaan pasar cenderung meningkat. Meskipun demikian, pihaknya berharap BUMDes setempat dapat menjalin kerja sama dengan perbankan untuk menerima penguatan modal melalui dana Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun lembaga perbankan lainnya.

Sebab, pengembangan usaha jamur tiram sebesar Rp40 juta itu cukup kecil sehingga perlu dilakukan penguatan modal.

"Kami minta pengelola BUMdes bisa kerja sama dengan perbankan untuk menerima suntikan modal dengan bunga kecil," kata Eko.

Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kabupaten Lebak, Rusito mengatakan saat ini sudah 72 dari 340 desa yang membentuk BUMDes. Usaha itu antara lain, usaha jenis pertanian, perkebunan, perikanan, kerajinan dan aneka makanan tradisional.

Pemerintah daerah terus mendorong agar seluruh desa di Lebak memiliki BUMDes sehingga dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat pedesaan juga dapat menyerap lapangan pekerjaan.

Bahkan, pemerintah akan menggulirkan program Desa Unggulan Masyarakat (DUM) guna mneggulirkan roda perekonomian masyarakat pedesaan.

Saat ini, Kabupaten Lebak memiliki desa-desa yang menghasilkan produk unggulan desa, seperti Desa Sobang dengan gula aren juga Desa Kadu Agung Barat penghasil jamur tiram.

"Kami berharap pengembangan usaha masyarakat pedesaan melalui BUMDes dapat memutuskan mata rantai kemiskinan," katanya.

Di sisi lain, Kepala Desa Kadu Agung Barat Mukti Ali mengatakan saat ini produksi jamur tiram yang dikelola BUMDes relatif kecil dan hanya memasarkan di sekitar lingkungan warga juga pedagang baluk keliling.

Produksi jamur tiram itu tentu memerlukan modal agar bisa berkembang sehingga memenuhi permintaan pasar.

Menurutnya, permintaan pasar untuk wilayah Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten cukup besar, namun terkendala permodalan sehingga tak mampu memproduksi dalam jumlah yang besar.

"Kami ke depan akan menjalin kerja sama dengan perbankan agar mendapat suntikan modal, seperti KUR sehingga bisa berkembang juga meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat pedesaan," kata Mukti.

Baca juga artikel terkait KEMENDES

tirto.id - Ekonomi
Sumber: Antara
Penulis: Alexander Haryanto
Editor: Alexander Haryanto