Menuju konten utama

Mendag Zulhas: AECC ke-22 akan Bahas Digitalisasi Ekonomi

Dua isu yang menjadi sorotan AECC adalah isu digitalisasi dan keberlanjutan sebagai kunci pertumbuhan ekonomi ASEAN.

Mendag Zulhas: AECC ke-22 akan Bahas Digitalisasi Ekonomi
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (kiri) diampingi Wakil Menteri Jerry Sambuaga (kanan) menyampaikan keterangan pers usai acara silaturahim jajaran pegawai Kementerian Perdagangan di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/5/2023). ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.

tirto.id - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas menjadi Ketua Delegasi Indonesia pada Pertemuan ke-22 Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community Council/AECC) yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di Jakarta.

Zulhas menuturkan, dua isu yang menjadi sorotan dalam pertemuan ini adalah isu digitalisasi dan keberlanjutan sebagai kunci pertumbuhan ekonomi ASEAN saat ini dan ke depan.

AECC menegaskan pentingnya penguatan ekonomi digital sebagai kunci ASEAN menjadi komunitas digital terdepan dan mendorong percepatan penyelesaian studi pembentukan Persetujuan Kerangka Kerja Ekonomi Digital ASEAN (Digital Economic Framework Agreement/DEFA) agar perundingan putaran pertama dapat dimulai akhir tahun ini.

“Berbagai progress signifikan telah ASEAN lakukan dalam mengimplementasikan Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025, termasuk dalam memperkuat perdagangan intra-ASEAN serta mendorong penguatan rantai pasok kawasan dan investasi,” kata Zulhas dikutip dalam keterangan tertulisnya, Senin (8/5/2023).

“AECC juga mendorong agar seluruh badan sektoral terus melanjutkan upaya menyelesaikan berbagai inisiatif dibawah Cetak Biru dimaksud, dan selanjutnya mempersiapkan visi ASEAN paska 2025,” sambungnya.

Dukungan AECC terhadap 16 capaian ekonomi prioritas yang diusung Indonesia selama keketuaan ASEAN tahun ini, perkembangan implementasi Cetak Biru Masyarakat Ekonomi ASEAN 2025, dan penyusunan visi ASEAN paska 2025 menjadi topik pembahasan dalam agenda tersebut.

Selain itu, AECC juga menyelenggarakan sesi khusus dalam format retreat untuk membahas berbagai isu keberlanjutan di ASEAN, termasuk pengembangan Strategi Netralitas Karbon ASEAN, implementasi Kerangka Kerja Ekonomi Sirkular ASEAN, upaya transisi energi, serta kerja sama pengembangan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN.

“Pertemuan AECC ini menjadi momentum baik untuk membahas pengembangan ekosistem kendaraan listrik di kawasan sebagai upaya bersama menjadikan ASEAN sebagai pusat produksi global untuk industri kendaraan listrik dan mendukung perekonomian yang berkelanjutan di ASEAN,” jelasnya.

“Dalam hal ini, para Kepala Negara ASEAN direncanakan akan mengeluarkan Deklarasi untuk Pengembangan Ekosistem Kendaraan Listrik di ASEAN yang aman, efisien, dan berkelanjutan di ASEAN pada saat KTT ASEAN Ke-42 di Labuan Bajo,” tambahnya.

Inisiatif lain yang dibahas AECC untuk dapat diadopsi oleh para Kepala Negara saat KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo adalah rencana Deklarasi para Kepala Negara untuk Meningkatkan Konektivitas Pembayaran Regional dan Mempromosikan Transaksi dengan Mata Uang Lokal serta pengesahan Peta Jalan Keanggotaan Penuh ASEAN untuk Timor Leste.

Dalam kesempatan ini, Timor-Leste turut hadir untuk pertama kalinya dalam Pertemuan AECC dengan status sebagai pengamat/observer.

Baca juga artikel terkait EKONOMI DIGITAL atau tulisan lainnya dari Hanif Reyhan Ghifari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Hanif Reyhan Ghifari
Penulis: Hanif Reyhan Ghifari
Editor: Anggun P Situmorang