Menuju konten utama

Menancapkan Mars Perindo lewat Stasiun TV milik Pribadi

Mars Perindo menjadi lagu yang paling dihafal anak-anak Indonesia saat ini. Semua berkat bombardir penayangannya di stasiun televisi milik Hary Tanoesoedibjo. Mars Perindo menghipnotis anak-anak Indonesia. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pun diminta melakukan kajian serta bertindak tegas menghentikan masifnya kampanye Perindo di saluran MNC Group yang menaungi RCTI, Global TV dan MNCTV.

Menancapkan Mars Perindo lewat Stasiun TV milik Pribadi
Ketua partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoe Sudibyo (kedua kanan) mengangkat tangan bersama para pengurus wilayah dan daerah partai Perindo Gorontalo, di Gedung Bele Li Mbui, Gorontalo, Rabu (21/10). Hary Tanoe melantik ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Perindo Gorontalo. ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin

tirto.id - “Oleh Perindo..oleh Perindo... Jayalah Indonesia...” Lagu itu meluncur dari bibir mungil Ridho, seorang bocah berusia 2,5 tahun. Ridho belum bisa membaca ataupun menulis. Namun, lagu itu lambat laun tersemat dengan kuat di benaknya karena bombardir penayangannya di televisi. Sang ibu, Intan Permata pun merasa gelisah karena anaknya lebih hafal lagu mars partai Persatuan Indonesia (Perindo) ketimbang lagu anak-anak.

Ridho tidak sendiri. Banyak anak-anak yang hafal dan fasih menyanyikan lagu ciptaan Liliana Tanoesoedibjo. Semua berkat rajinnya sejumlah stasiun televisi menayangkan mars Perindo ini. Berapa nilainya?

Mars Membuat Resah

Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas Anak) merasa resah. Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) pun diminta melakukan kajian serta bertindak tegas menghentikan masifnya kampanye Perindo di saluran MNC Group yang menaungi RCTI, Global TV dan MNCTV. Seperti diketahui sang empu pemilik MNC Group, Hary Tanoesoedibjo adalah pendiri dan ketua umum Partai Perindo.

“Kita tunggu langkah-langkah konkret KPI, dan laporan ini secara kelembagaan akan segera kami kaji mendalam dan kami sikapi secara proporsional,” kata Sekjen Komnas Anak, Samsul Ridwan, Selasa (3/2/2016)

Samsul mengakui, pihaknya sudah mendapat keluhan dari banyak orang tua yang gelisah melihat anak-anaknya hafal di luar kepala lirik mars Perindo. Menurut Samsul, apa yang dilakukan Perindo ini cenderung mendorong dan melibatkan anak-anak terlibat dalam kegiatan politik. Jika terbukti melakukan penggiringan maka hal ini sudah bertentangan dengan Undang-Undang Perlindungan Anak.

“Sudah seharusnya KPI melakukan teguran. Dan kalau memang terbukti, sebaiknya dihentikan,” katanya.

Mars Perindo ini juga menjadi pembicaraan di sejumlah forum, salah satunya di Kaskus. Pada sebuah thread di forum Kaskus yang membahas fenomena ini banyak komentar dan keluhan muncul di sana.

“Anak ane umur 4 tahun kalau ada lagu ini di TV langsung ikut nyanyi biarpun cuma reffnya doang sambil tangannya di angkat kayak konduktor lagi pimpin nyanyi,” keluh akun tulis Londogtewur.

Akun bangfreeman pun ikut menimpali. “Kirain anak ane doang yang denger lagu ini gak mau ganti channel, ternyata yang lain juga sama. Anak ane umur tiga tahun. Ikut nyanyi walau cuma kata-kata di belakangnya aja. Kayaknya untuk 10 tahun yang akan datang atau kalau anak-anak kita sudah gede mereka pasti terhipnotis sama partai ini.”

“Tunggu aja 20 tahun lagi, kalo ada thread nostalgia anak-anak 2010-an barangkali ada yang menganggap lagu Perindo sebagai lagu masa kecil,” sindir akun Maryani secara jenaka.

Jika kita mengetikan kata “mars Perindo” di Youtube, maka kita akan menemukan setidaknya 30 video yang memperlihatkan anak-anak yang akrab, fasih dan lihai menyanyikan lagu mars Perindo.

Diperkirakan jumlah orang yang mengunggah video anak-anak mereka menyanyikan lagu mars Perindo akan semakin banyak, mengingat saat ini Perindo sedang mengadakan lomba dengan total hadiah mencapai Rp45 juta.

Mars Bernilai Rp 132 Miliar

Data dari Adstensity –sebuah platform yang menghitung dan menganalisa data iklan di televisi- mencatatkan selama kurun waktu tiga bulan terakhir, terhitung dari November 2015 hingga Januari 2016, iklan partai Perindo di MNC Group mencapai 1918 kali. Rincian iklan tersebut yakni RCTI (648 kali), MNCTV (630 kali) dan Global TV (640 kali).

Jika Hary Tanoe bukan bos MNC Group, berapakah uang yang harus dia bayar untuk mempromosikan partainya itu? Berdasarkan perhitungan Adstensity, nilainya berkisar Rp 132 milliar. Nilai tersebut tentu saja tergolong mahal untuk sebuah promosi di televisi dalam waktu relatif singkat ingkat hanya tiga bulan. Namun berhubung Hary Tanoe adalah bos MNC Group, maka ceritanya akan berbeda.

Secara kuantitas, jumlah total spot iklan Perindo masih kalah ketimbang produk lain. Pada RCTI iklan Perindo hanya duduk di peringkat 21. Global TV ada di posisi ke 22 dan MNCTV di posisi 23. Namun, secara jumlah uang yang harus di bayarkan, Perindo masuk di posisi tiga besar. (Lihat Grafis)

Tak hanya memberi ruang saja, Hary Tanoe menempatkan iklan-iklan kampanye politik itu di acara-acara yang srategis, berating tinggi dan ditonton banyak orang.

Di RCTI, iklan Perindo sering muncul di acara Gosip Go-Spot, Dashyat, FTV Pagi, FTV Siang, Preman Pensiun. Meski acara-acara di atas tidak tayang di waktu prime time, secara rating angkanya cukup lumayan tinggi. Meski begitu, eringkali pada waktu prime time, di sela-sela sinetron Anak Jalanan, Tukang Bubur Naik Haji, iklan Perindo sering ikut muncul, tapi jumlahnya tak banyak.

Berbeda dengan RCTI, di stasiun MNCTV, iklan Perindo intens muncul pada jam prime time, tepatnya di sela-sela Sinetron GO BMX yang tayang setiap jam 20.00 – 21.30 WIB. Hal sama terjadi di Global TV, iklan muncul di acara Big Movies pukul 19.00 – 23.30 WIB.

Jika menilik dari data-data di atas, Hary Tanoe terlihat serius ingin membesarkan partainya. Secara masif ia berusaha mengenalkan Perindo ke masyarakat Indonesia hingga diharapkan bisa mendulang suara pada Pemilu 2019 nanti.

Langkah awal dengan mencapkan Perindo di benak masyarakat Indonesia dapat dikatakan berhasil. Mars Perindo terbukti mampu menghipnotis anak-anak Indonesia. Meski harga yang harus dibayar Hary Tanoe memang tidak sedikit, tetapi inilah investasi. Mungkin Hary Tanoe tidak akan memetik hasilnya di 2019, tetapi di 2029 yakni ketika anak-anak batita sekarang ini sudah memiliki hak pilih.

Baca juga artikel terkait IKLAN atau tulisan lainnya dari Aqwam Fiazmi Hanifan

tirto.id - Politik
Reporter: Aqwam Fiazmi Hanifan
Penulis: Aqwam Fiazmi Hanifan
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti