Menuju konten utama
Periksa Data

Memeriksa Klaim Jokowi tentang Inflasi dan Rasio Gini

Presiden Joko Widodo membanggakan penurunan rasio gini dan inflasi dalam Pidato Kenegaraan Presiden HUT RI ke-72 pada Rabu (16/8). Benarkah?

Memeriksa Klaim Jokowi tentang Inflasi dan Rasio Gini
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato dalam rangka Sidang Tahunan MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. FOTO/ANTARA

tirto.id - Presiden Joko Widodo membanggakan penurunan rasio gini dan inflasi dalam Pidato Kenegaraan Presiden HUT RI ke-72 pada Rabu (16/8). Menurutnya, penurunan rasio Gini dan inflasi itu adalah hasil dari upaya pemerintah memerangi kemiskinan, menekan ketimpangan, dan mengurangi pengangguran dalam tiga tahun terakhir.

“Kita tidak ingin kesejahteraan hanya dinikmati oleh seseorang atau sekelompok orang. Inilah janji kemerdekaan yang harus kita segera wujudkan,” ujar Jokowi dalam pidatonya. Dia mengungkapkan, pemerintah telah berhasil menurunkan tingkat kemiskinan di Indonesia dari 28,59 juta orang pada Maret 2015 menjadi 27,77 juta orang pada Maret tahun ini.

Begitu pula dengan indeks rasio Gini, Jokowi menilai rasio yang mengukur tingkat kesenjangan ekonomi ini terus membaik menjadi 0,393 di bulan Maret 2017. Angka itu turun dari September 2014 yang mencapai 0,414. Meski turun, rasio Gini 0,393 ini masih terbilang tinggi.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), sejak tahun 2002 sampai 2010, rasio Gini Indonesia selalu lebih rendah dari 0,393. Tahun 2002, rasio Gini Indonesia hanya 0,341. Tahun 2005, rasio Gini naik, tetapi hanya 0,355.

Jika dibandingkan dengan periode ke dua pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, rasio Gini di masa pemerintahan Jokowi memang membaik. Di masa SBY, rasio Gini bahkan naik terus, selama sepuluh tahun ia menjadi presiden, rasio Gini hanya turun satu kali, yakni pada 2008, turun dari 0,376 menjadi 0,368. Setelah itu, angka ketimpangan naik terus.

Di masa pemerintahan Jokowi, rasio Gini terus turun tiap tahunnya. Tahun 2014, Indonesia mencatatkan rasio Gini 0,414. Setahun kemudian, turun menjadi 0,402. Tahun lalu, rasio Gini turun menjadi 0,394. Maret tahun ini, ia turun lagi di angka 0,393.

Dalam pidatonya, Presiden Jokowi juga menyinggung soal rendahnya inflasi. “Angka inflasi kita juga terkendali di tingkat 2,5 persen dari bulan Januari hingga Juli tahun 2017. Bahkan di bulan Mei 2017, yaitu menjelang bulan puasa, tercatat inflasi kita hanya sebesar 0,39 persen,” jelasnya.

Sayangnya, dalam pidatonya, Presiden Jokowi sama sekali tak menyinggung rendahnya inflasi inti yang menjadi indikator daya beli. Sepanjang tahun 2017, inflasi inti tampak terus turun. Menurut data BPS, inflasi inti pada Januari tahun ini berada di angka 0,56. Pada Juli tahun ini, inflasi inti turun ke angka 0,26. Rendahnya inflasi inti juga menunjukkan rendahnya daya beli. Ia menjadi tanda adanya pelemahan konsumsi masyarakat.

Infografik Fact Check Pidato presiden

Baca juga artikel terkait PIDATO PRESIDEN atau tulisan lainnya dari Wan Ulfa Nur Zuhra

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Wan Ulfa Nur Zuhra
Penulis: Wan Ulfa Nur Zuhra
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti