Menuju konten utama

Membuat Orang Tetap Eksis di Media Sosial Setelah Mati

Bayangkan dunia di mana mendiang Lady Diana atau Michael Jackson masih eksis di media sosial, meski mereka sudah meninggal bertahun-tahun lamanya.

Membuat Orang Tetap Eksis di Media Sosial Setelah Mati
Ilustrasi menggunakan aplikasi media sosial setelah kematian. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Di dunia ini hampir semua hal bisa jadi bisnis, termasuk urusan setelah kematian. Pada umumnya, sebelum media sosial hadir, bisnis kematian bisa dilihat dari harga tanah makam, biaya gali, peti mati, nisan, hingga urusan kebersihan kuburan. Belum termasuk bisnis kain kafan, katering untuk pengajian, dan biaya lainnya.

Seiring perubahan zaman, teknologi yang sudah masuk ke hampir seluruh sektor kehidupan manusia juga mulai merambah soal kematian sebagai peluang bisnis. Salah satunya adalah layanan mengatur media sosial untuk orang-orang yang sudah mati. Bagaimana bisa?

DeadSocial misalnya, layanan ini adalah alat warisan digital yang membuat Anda bisa merangkai pesan yang akan dikirim setelah mati, melalui Facebook dan Twitter. Layanan ini lebih menekankan pengaturan pada sang calon mendiang. Jadi, sebelum mati, Anda leluasa mengatur semua pesan yang ingin diri Anda sebarkan setelah meninggal.

“Ini memungkinkan Anda untuk meningkatkan ingatan Anda, memperluas hubungan dan menciptakan sesuatu yang bernilai bagi mereka yang masih hidup,” kata pencipta DeadSocial, James Norris kepada The Guardian.

Ketika mendaftar di sana, hal pertama yang Anda lakukan adalah menulis pesan perpisahan. Tampilannya kurang lebih mirip dengan Facebook, dengan latar dominasi biru dan nila. Mark Taubert, penasihat aplikasi ini sekaligus ahli media sosial di Inggris, menyebut DeadSocial akan mempermudah orang-orang di masa depan mencari leluhurnya. Informasi-informasi di masa sekarang yang terasa sepele bisa jadi akan berguna bagi masa depan, “informasi seperti itu hanya sejauh beberapa kali klik saja, pada halaman memorial,” kata Taubert pada Business Insider.

Dalam informasi di situsnya, DeadSocial seharusnya akan rilis pada Mei 2017. Namun hingga saat ini, layanan itu masih dalam tahap pengembangan.

Layanan serupa yang lebih canggih juga tengah dikembangkan. Namanya Eternime. Layanan ini mengombinasikan jejak online seseorang—terhadap semua yang pernah diunggah di media sosial, foto, dan ponsel—dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk menciptakan versi digital diri Anda.

Baca juga:

Masa Depan Dunia di Tangan AI

Resah karena Kecerdasan Buatan

Versi itu nantinya bisa berinteraksi dengan orang-orang yang kita sayangi—atau cucu-cucu Anda—lama setelah Anda mati. “Tergantung pada fakta-fakta yang dikumpulkannya. Ada juga avatar yang bisa muncul dari data biografik dasar, supaya lebih mengikat partner bicara,” kata Marius Ursache, pencipta Eternime.

Infografik Tetap Eksis Meski Jadi Hantu

Pengembangan Eternime dimulai 2014, tapi masih akan dirilis tahun depan. Ursache menegaskan ide pengembangan layanan ini tidak orisinal. Ini serupa dengan gagasan brain uploading atau mind uploading—sebuah upaya manusia memasukkan pikiran manusia ke dalam komputer, agar tetap abadi.

Baca juga:Ambisi Manusia Menciptakan Avatar Jadi Nyata

“Ini adalah mimpi terbesar manusia—sekaligus mimpi buruk juga—untuk bisa mentransfer pikiran seseorang ke dalam komputer,” kata Ursache paca Cnet. Ia juga mengatakan surat dari seorang pria yang mati karena kanker parah, jadi motivasinya.

Pada 2013 sampai 2014, aplikasi-aplikasi berbasis layanan serupa tumbuh pesat. Selain DeadSocial dan Eternime, ada LivesOn, Legacy Locker, Entrustnet, Deathswitch, Ifidie, dan lainnya. Namun, semuanya tak berumur panjang. Ada yang tutup kehilangan modal seperti LivesOn, atau lenyap begitu saya, hanya meninggalkan hosting kosong, seperti Entrustnet.

Perkara modal membuat teknologinya terpaksa mati lebih dulu sebelum mewujudkan dunia yang penuh media sosial "hantu-hantu". Eternime dan DeadSocial jadi dua layanan terdepan yang masih terus mengembangkan gagasan ini.

Eternime sendiri mengklaim sudah ada 37 ribu orang yang mendaftar. Sementara DeadSocial menjanjikan 100 ribu pengguna pertamanya akan menikmati layanan mereka secara gratis. Namun, hingga kini, kita masih belum bisa merasakan bagaimana perubahan tabiat yang akan dibawa bisnis baru dari kematian ini.

Barangkali orang masih sebatas bisa membayangkan di dunia yang nyata ini, mendiang Lady Diana atau Michael Jackson masih eksis di media sosial. Pertanyaan, apakah layanan ini benar-benar dibutuhkan orang-orang yang sudah ditinggalkan dan terutama bagi mereka yang sudah benar-benar pergi?

Baca juga artikel terkait KEMATIAN atau tulisan lainnya dari Aulia Adam

tirto.id - Teknologi
Reporter: Aulia Adam
Penulis: Aulia Adam
Editor: Suhendra