Menuju konten utama

Membaca Peluang Amien Rais Jadi Capres

Keinginan Amien maju sebagai capres malah berpotensi membuat hubungan PAN-Gerindra retak.

Membaca Peluang Amien Rais Jadi Capres
Ketua MPR Zulkifli Hasan berbincang dengan tokoh reformasi Amien Rais dalam acara peringatan 20 tahun reformasi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/5/2018). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

tirto.id - Nama Amien Rais masuk dalam bursa calon presiden (capres) Partai Amanat Nasional (PAN). PAN serius bakal mencalonkan Amien Rais untuk menantang petahana Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Pemilu Presiden 2019.

Keinginan Amien Rais untuk maju terungkap saat buka puasa bersama di rumah dinas Ketua MPR Zulkifli Hasan, Sabtu 9 Juni. Amien bahkan menyebut banyak orang menyandingkan dirinya dengan sosok Mahathir Mohamad yang bisa mengulingkan rezim Najib Razak di Malaysia.

Namun, hal ini mendapat respons miring. Misalnya, pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Lembaga Survei Populi Center Usep S. Ahyar. Ahyar beranggapan mantan Ketua MPR era Gusdur dan Megawati itu dianggap tak punya modal politik yang cukup sehingga keinginan itu berlebihan.

Dalam catatan Ahyar, Amien tak pernah menduduki posisi eksekutif. Sementara Mahathir pernah menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia Keempat pada 1981 hingga 2003.

“Sistemnya juga berbeda. Di Indonesia kan eksekutif. Malaysia parlementer. Perdana Menteri dipandang lebih, dalam melakukan pembangunan. MPR itu kan enggak,” kata Ahyar saat dihubungi Tirto, Senin (11/6/2018).

Jika pun hendak dibandingkan, kata Ahyar, “Ya setidaknya carilah [sosok pembanding] yang pernah jadi presiden.”

Pada sisi lain, Ahyar menyoroti gaya komunikasi politik Mahathir dan Amien Rais. Ia menilai, Mahathir punya gaya komunikasi khas terhadap Najib Razak yang sudah dianggap sosok ‘kotor’ oleh warga Malaysia.

Sementara Amien Rais, maju dengan isu yang diulang-ulang yakni sentimen keagamaan, lemahnya perekonomian, dan tidak jalannya sistem pemerintahan. Isu ini, dinilai Ahyar sebagai isu lawas. Amien butuh isu baru yang dieksplorasi berdasarkan data dan bisa memantik ketidakpercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

“Partai oposisi memang membawa isu-isu korupsi, misalnya pembohongan publik soal sertifikasi tanah itu, kan, ingin memperlihatkan pemerintah sekarang tidak benar. Tapi, kan, belum ada yang terbukti,” tuturnya.

“Pak Amien kan selama ini menyerang berbagai hal yang menjurus pada korupsi, kegagalan ekonomi dan pemerintahan. Tapi kan kenyataan berbeda. Masyarakat masih puas terhadap kinerja Jokowi, infrastruktur jalan, program-program juga,” imbuhnya.

Ahyar mengatakan saat ini banyak partai justru menginginkan calon pemimpin baru dengan usia yang masih muda. “Saya kira harus berkaca,” ucap Ahyar.

Berpotensi Meretakkan PAN-Gerindra

Selain soal pembandingan yang dinilai kurang elok, isu pencalonan Amien Rais sebagai presiden juga dianggap bisa menggoyang kedekatan PAN dan Gerindra. Penilaian ini disampaikan Manajer Riset Poltracking Faisal A. Kamil.

Faisal menilai Amien Rais tak mungkin menggeser Prabowo sebagai Capres dari Gerindra begitu pula sebaliknya. “Amien Rais enggak mungkin jadi cawapres dan Prabowo juga enggak mungkin jadi cawapres. Ini sulit jadinya menurut saya karena Amien Rais kan tokoh senior. Lebih senior dari Prabowo,” ucap Faisal kepada Tirto.

Kondisi ini membuat Amien Rais atau Prabowo harus mengalah. Jika salah satu di antara keduanya tetap ngotot maju sebagai calon presiden, Faisal menyebut, ada kemungkinan terbentuk poros ketiga.

Ia memprediksi PAN keluar dari koalisi bersama Gerindra dan PKS, untuk membuka komunikasi baru dengan Demokrat dan PKB. Prediksi ini masih sebatas probabilitas karena PKB saat ini masih bersikukuh mencalonkan Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden untuk Jokowi.

“Kalau Cak Imin keluar, kan bisa komunikasi dengan Demokrat,” ujarnya.

Hanya saja, kata Faisal, urusan dengan Demokrat bukanlah perkara mudah. Jadi tidaknya PAN membentuk poros ketiga dengan mengusung Amien akan ditentukan sosok lain, yakni Susilo Bambang Yudhoyono.

“Hubungan kelembagaan PAN-Demokrat sudah lama terbentuk. Cuma kalau ketokohan enggak tahu apakah SBY dan Amien mau,” imbuhnya.

Infografik Current issue Muhammad amien rais

Peluang Menjadi Cawapres Prabowo

Wakil Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN Viva Yoga Mauladi menilai Amien Rais punya kans sebagai salah satu kandidat capres karena berintegritas, cinta rakyat, dan NKRI.

Sementara Kepala Departemen Penggalangan Jaringan Mahasiswa dan Pemuda DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menghormati pilihan PAN untuk mengajukan nama Amien sebagai kandidat Capres di 2019. Menurutnya, hal itu merupakan hak dasar dan konstitusional tiap warga negara, yakni dipilih dan memilih.

Namun, ia yakin PAN tetap akan mendukung Prabowo Subianto sebagai capres dari koalisi Gerindra-PKS-PAN. “Kami masih meyakini itu. Insya Allah PAN bersama Pak Amien tetap mendukung pencapresan Pak Prabowo,” ucapnya saat dihubungi Tirto.

Saat ini, Andre menyebut, komunikasi politik antara PAN, PKS, dan Gerindra masih berjalan dengan baik dan pencapresan Prabowo Subianto oleh Gerindra belum berubah.

“Mudah-mudahan setelah dibuka pendaftaran capres langsung segera kami umumkan koalisi ini, bersama cawapresnya,” ucap Andre.

Kendati demikian, ia tak menampik kemungkinan Prabowo dapat bersanding dengan Amien Rais sebagai pasangan Capres-Cawapres pada 2019. Ia menilai, Amien dan Prabowo punya kesamaan basis massa pendukung yakni ormas Islam dan persaudaraan alumni 212.

“Tapi soal pasangan cawapres, masih terus dibicarakan. Nanti Pak Prabowo dan petinggi-petinggi partai koalisi akan bertemu dan bicarakan hal ini bersama-sama dulu,” pungkasnya.

Baca juga artikel terkait PILPRES 2019 atau tulisan lainnya dari Hendra Friana

tirto.id - Politik
Reporter: Hendra Friana
Penulis: Hendra Friana
Editor: Mufti Sholih