tirto.id - Aktivitas bermotor dan berkuda bagaikan bumi dan langit, yang satu berhadapan dengan mesin dan yang satu lagi dengan makhluk hidup. Seorang joki harus punya hubungan emosional dengan kudanya, sedangkan mesin motor yang tunduk pada kehendak pengemudi. Kuda punya insting membutuhkan perlakuan menyenangkan dari penunggangnya, motor sebaliknya.
Health Fitness Revolution bersama penulis buku “ReSync Your Life” Samir Becic mencatat, joki memposisikan dirinya sebagai guru dari kuda yang ditunggangi. Dengan begitu kuda lebih mudah untuk diarahkan karena merasa akrab dengan si joki.
Pola hubungan guru dan murid tersebut turut memupuk jiwa kepemimpinan seorang penunggang kuda. Dari situ dia belajar bagaimana memimpin kudanya agar bisa diajak bekerjasama. Secara berkelanjutan joki mengajarkan kedisiplinan kepada kuda tunggangannya.
"Berkuda merupakan olahraga tungal, yang mana menimbulkan hubungan pemilik (kuda) sebagai guru sekaligus pemimpin yang bekerjasama dengan kuda. Tidak ada yang lebih bagus untuk meningkatkan kepercayaan diri ketimbang latihan kepemimpinan. Saat binatang seberat 1.000 pon bergerak ke arah tertentu mengikuti instruksi Anda, maka Anda akan merasa sukses membuatnya patuh,” tulis Health Fitness Revolution.
Ketika menunggangi kuda, joki dipacu berpikir kreatif untuk menyelesaikan berbagai masalah. Misalnya, waktu kuda sulit dikendalikan penunggang mesti bersiasat agar hewan kekar itu kembali patuh atau melatih kuda melalui sejumlah tantangan di dalam arena juga butuh kreativitas dalam menghadapi tantangan.
Riset bertajuk "Leadership Skills Developed Through Horse Experiences and Their Usefulness
For Business Leaders" yang dilakukan Josefin Fransson dari Swedish University of Agricultural Science (2015), memaparkan bagaimana aktivitas berkuda mampu membentuk jiwa kepemimpinan seseorang. Josefin mewawancarai lima orang pimpinan perusahaan besar yang gemar berkuda. Para bos perusahaan itu mengaku memiliki kepercayaan diri tinggi, ketegasan, kontrol emosi, dan lainnya dari kegiatan berkuda.
Kepercayaan diri membuat mereka tidak ragu mengambil keputusan dan memecahkan masalah dalam pekerjaannya. Sementara ketegasan membuat mereka disegani oleh anak buah. Selain itu kegiatan berkuda membantu mereka terlepas dari stres dan menyehatkan pikiran dari beban pekerjaan.
Mengutip laman Donegal Equestrian Centre—pusat olahraga berkuda di Donegal, Irlandia—setiap kali berkuda seseorang yang hobi atau atlet profesional akan mendapatkan pelajaran baru. Proses belajar itu menjadi stimulus yang baik untuk otak, sehingga dapat mengurangi potensi pikun.
Bermain bersama kuda dengan berat ratusan kilogram dipastikan bakal menguras kekuatan fisik. Maka para penggemar olahraga berkuda senantiasa melatih kebugaran tubuh mereka.
Melakukan kegiatan berkuda secara rutin, seperti disebutkan Donegal Equestrian Centre akan menguatkan otot, meningkatkan refleks, memperbaiki sistem kerja jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). Setiap menit berkuda, joki bisa membakar 5 kalori dalam tubuhnya. Semakin panjang durasi dan peningkatan kecepatan dalam berkuda akan menambah jumlah kalori yang terbakar.
Aktivitas berkuda butuh dana yang tak sedikit, butuh puluhan juta, ratusan juta, hingga miliaran rupiah untuk memiliki kuda dan perawatannya. Pemilik kuda harus menyiapkan lahan yang luas untuk arena. Asisten Profesor dan Spesialis Penyuluhan Kuda Universitas Negeri North Carolina Mike Yoder mengatakan, setiap ekor kuda butuh ruang buat latihan seluas 1-2 hektare. Sebanyak 70 persen dari luas lahan, harus ditanami rumput yang bisa menjadi pakan kuda.
Karakter Pemotor
Para penunggang kuda yang digambarkan disiplin dan gagah, penyuka sepeda motor cenderung punya pembawaan santai dan lebih cair. Para pemotor menghendaki kemudahan untuk pergi ke mana saja sesuka hati. Huffington Post menyebut orang yang suka bermotor memiliki jiwa petualang yang kuat. Mereka gemar bepergian jauh menuju pantai, gunung, dan berbagai tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi.
“Lupakan tiket pesawat yang mahal, hotel dan restoran bintang lima… (pemotor) sudah senang menikmati makan malam setelah seharian berkendara,” tulis Huffington Post.
Di banyak negara, aktivitas dengan bersepeda motor dikaitkan dengan risiko kecelakaan fatal. Namun, apakah para pemotor meninggalkan sepeda motornya? Tentu saja tidak. Alasannya, bermotor memberikan kemudahan mobilitas dalam beraktivitas sehari-hari. Kendaraan roda dua memudahkan setiap pengendara membelah kemacetan sehingga dapat menghemat waktu tempuh.
Berdasarkan paper berjudul "Riding A Motorcycle Affects Cognitivi Function of Healthy Adults" karya Ryuta Kawashima, Rui Nochi, Taisuke Matsumoto, dan Yasunori Tanimoto dari Tohoku University bekerjasama dengan Yamaha Motor Co. LTD., (2013) mengungkapkan mengendarai sepeda motor secara rutin dapat meningkatkan kemampuan kognitif otak. Kebiasaan pengendara sepeda motor membaca situasi lalu lintas, mendeteksi bahaya, dan mengatur kecepatan mampu menajamkan kualitas kognitif otak yang berkorelasi dengan daya ingat dan konsentrasi.
Emosi dan tekanan pikiran yang dirasakan pengendara sepeda motor karena kondisi lalu lintas pun memberikan efek positif untuk perkembangan saraf sensorik. Peneliti menyebut keadaan itu mengurangi risiko pengendara sepeda motor mengalami masalah psikis.
Di sisi lain, terpaan sinar matahari dan panasnya temperatur mesin kerap mengakibatkan pemotor mengeluarkan banyak keringat. Meskipun membuat gerah, panas tersebut bermanfaat untuk membakar kalori dalam tubuh. Berkendara sepeda motor selama satu jam dapat membakar 40 kalori.
Meskipun bobot sepeda motor tidak seberat kuda, pemotor tetap harus menjaga kebugaran tubuhnya. Kekuatan otot tangan, kaki, dan perut dibutuhkan untuk membawa motor bermanuver meliuk-liuk. Memakai helm dalam waktu lama juga efektif buat menguatkan otot leher.
James Kerr, Global Chair of N2Growth's Management Consulting Service, sebuah firma spesialis pencarian eksekutif perusahaan dalam tulisannya di Inc, mengungkapkan seseorang yang gemar mengendarai sepeda motor memiliki sifat optimistis, selalu memiliki visi untuk masa depan.
Mengendarai sepeda motor merupakan aktivitas yang memiliki risiko kecelakaan fatal, maka pengendara harus punya ketangkasan untuk mereduksi risiko tersebut. Menurut James, para pemotor memiliki kemampuan yang hebat untuk mengantisipasi risiko kegagalan saat menjalankan programnya sebagai pemimpin. Mereka juga punya kecenderungan ingin menonjolkan keberadaannya di hadapan khalayak.
Berkuda dan bermotor bisa merepresentasikan karakter orang yang berbeda. Berkuda mewakili pribadi disiplin, dan memiliki jiwa kepemimpinan, sedangkan orang yang suka bermotor merefleksikan persona santai, suka petualangan, dan berani.
Editor: Suhendra