tirto.id - Emiten tambang batu bara grup Bakrie dan Salim Grup, PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatat pendapatan 6,3 miliar dolar AS di kuartal III-2022. Capaian ini meningkat 67 persen periode tahun lalu 3,75 miliar dolar AS.
Kemudian per kuartal ketiga 2022, BUMI membukukan laba bersih hingga 365,49 juta dolar AS. Laba tersebut melesat 473,76 persen pada periode yang sama pada tahun lalu yaitu 63,70 juta dolar AS.
Adapun total laba tahunan berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 365,5 juta dolar AS. Meroket 301,8 dolar AS atau 473,8%.
Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, Dileep Srivastava menuturkan saat ini produsen batu bara mengalami penurunan penjualan 12 persen. Salah satu kendala yang perlu dihadapi yaitu inflasi dan royalti yang lebih tinggi.
"Royalti yang dibayarkan signifikan lebih tinggi sekarang 14%Domestik atau 28% Ekspor. Sebelumnya 13,5%. Dampak ini sebagian besar dimitigasi oleh kenaikan tajam 89% harga batu bara 118,7 dolar AS per ton menjadi 6,26 miliar dolar AS," ujar Dileep dikutip dari keterangan tertulis yang diterima, Jumat (4/11/2022).
Lebih lanjut, Dileep menuturkan belum lama ini Bumi Resources mengumumkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada September 2022. Meminta persetujuan atas penerbitan saham PMTHMETD senilai 1,6 miliar dolar AS atau Rp 24 Triliun dengan jumlah 200 miliar saham dengan harga 120/saham.
"RUPSLB berhasil diadakan pada tanggal 11 Okt 2022, dana hasil dari PMTHMETD tersebut telah diterima dan pembayaran sisa utang PKPU telah dilaksanakan, Perusahaan saat ini kini dikendalikan bersama oleh Grup Bakrie & Grup Salim," ungkap Dileep.
Saham BUMI yang beredar dari 19 Oktober 2022 meningkat menjadi 343,8 miliar saham berbanding sebelumnya sebesar 143,8 miliar saham. Dia menuturkan perseroan akan menjadi perusahaan yang bebas utang (debt free).
“Perseroan terus mengkaji rencana untuk diversifikasi non-batu bara selain memperkuat bisnis yang ada,” pungkasnya.
Editor: Anggun P Situmorang